Soetrisno Bachir Pidato Terisak, Loyalis Amien Rais Ingatkan Kongres Berdarah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Loyalis Amien Rais, Agung Mozin menilai wajar sikap Soetrisno Bachir atau SB dalam pidato 22 tahun PAN. Di atas podium, SB tampak menahan air mata menyaksikan ketidakhadiran Amien dalam perayaan ulang tahun partai yang didirikannya sendiri.
Menurut Agung, keharuan yang ditunjukkan SB sudah sepantasnya ditunjukkan mengingat hubungannya yang cukup dekat dengan Amien Rais. "Tanggapan saya soal Mas Tris, dia itu orang baik, saya kenal. Intinya orang baik, Mas Tris itu punya ikatan cukup dekat dengan Pak Amien," kata Agung saat dihubungi SINDO Media, Senin (24/8/2020).
(Baca: Amien Rais Sangat Mungkin Bersedia Balik ke PAN, Ini Syaratnya)
Namun, Agung juga menilai ada pernyataan SB yang ambigu, yaitu soal permintaan agar Amien Rais mengikhlaskan estafet kepemimpinan PAN. Baginya, hal itu bertentangan dengan fakta yang terjadi ketika pelaksanaan suksesi PAN pada Kongres V PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Februari lalu.
“Pak Amien ikhlaskanlah kepada pemimpin yang lebih muda. Loh, artinya Pak Amien itu tidak ikhlas,” kata Agung saat dihubungi SINDO Media, Senin (24/8/2020).
Padahal, yang terjadi justru berlawanan, bukan Amien Rais yang tidak ikhlas. Ketua DPP PAN periode pertama Zulhas ini menjelaskan, sejak awal berdiri selalu terjadi pergantian ketua umum (Ketum) PAN setiap periodenya. Mulai Amien Rais, SB sampai Hatta Rajasa hanya menjabat 1 periode. Zulhas yang ingin mempertahankan menjadi dua periode.
“Padahal, konvensi tidak tertulis itu, setiap ketua umum itu satu periode kenapa tiba-tiba mau dua periode. Bahkan sampai dengan berdarah-darah,” jelasnya.
(Baca: Sosok Amien Rais yang Bikin Soetrisno Bachir Tak Mampu Menahan Haru)
Karena itu, lanjut Agung, kalau SB sedih karena tidak melihat Amien Rais dalam perayaan 22 tahun PAN, itu karena SB memang orang baik. Namun pernyataannya bisa saja ditafsirkan macam-macam.
“Lho menurut saya itu menjadi kalimat yang ambigu. Artinya, bisa aja orang mengatakan air mata mas Tris itu air mata orang politik, begitu. Padahal, kan tidak perlu ada kalimat yang seperti itu,” tandas Agung.
Menurut Agung, keharuan yang ditunjukkan SB sudah sepantasnya ditunjukkan mengingat hubungannya yang cukup dekat dengan Amien Rais. "Tanggapan saya soal Mas Tris, dia itu orang baik, saya kenal. Intinya orang baik, Mas Tris itu punya ikatan cukup dekat dengan Pak Amien," kata Agung saat dihubungi SINDO Media, Senin (24/8/2020).
(Baca: Amien Rais Sangat Mungkin Bersedia Balik ke PAN, Ini Syaratnya)
Namun, Agung juga menilai ada pernyataan SB yang ambigu, yaitu soal permintaan agar Amien Rais mengikhlaskan estafet kepemimpinan PAN. Baginya, hal itu bertentangan dengan fakta yang terjadi ketika pelaksanaan suksesi PAN pada Kongres V PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Februari lalu.
“Pak Amien ikhlaskanlah kepada pemimpin yang lebih muda. Loh, artinya Pak Amien itu tidak ikhlas,” kata Agung saat dihubungi SINDO Media, Senin (24/8/2020).
Padahal, yang terjadi justru berlawanan, bukan Amien Rais yang tidak ikhlas. Ketua DPP PAN periode pertama Zulhas ini menjelaskan, sejak awal berdiri selalu terjadi pergantian ketua umum (Ketum) PAN setiap periodenya. Mulai Amien Rais, SB sampai Hatta Rajasa hanya menjabat 1 periode. Zulhas yang ingin mempertahankan menjadi dua periode.
“Padahal, konvensi tidak tertulis itu, setiap ketua umum itu satu periode kenapa tiba-tiba mau dua periode. Bahkan sampai dengan berdarah-darah,” jelasnya.
(Baca: Sosok Amien Rais yang Bikin Soetrisno Bachir Tak Mampu Menahan Haru)
Karena itu, lanjut Agung, kalau SB sedih karena tidak melihat Amien Rais dalam perayaan 22 tahun PAN, itu karena SB memang orang baik. Namun pernyataannya bisa saja ditafsirkan macam-macam.
“Lho menurut saya itu menjadi kalimat yang ambigu. Artinya, bisa aja orang mengatakan air mata mas Tris itu air mata orang politik, begitu. Padahal, kan tidak perlu ada kalimat yang seperti itu,” tandas Agung.
(muh)