Mengenang Perang Uhud Sambil Berbelanja Oleh-Oleh Khas Saudi

Jum'at, 12 Juli 2019 - 07:00 WIB
Mengenang Perang Uhud Sambil Berbelanja Oleh-Oleh Khas Saudi
Mengenang Perang Uhud Sambil Berbelanja Oleh-Oleh Khas Saudi
A A A
MADINAH - Waktu belum begitu siang, baru pukul 08.30 Waktu Arab Saudi (WAS) ketika kami tiba di Jabal Uhud. Namun rasanya seperti tengah hari di Indonesia. Panasnya menyengat. Anginnya pun terasa membakar hidung. Topi dan masker menjadi andalan untuk meredam panas yang terasa.

Tidak ada hal mencolok di Jabal Uhud. Hanya keramaian pasar oleh-oleh dan riuh jamaah haji yang berziarah. Bukan saja dari Indonesia tapi seluruh dunia. Mereka ingin melihat dari dekat lokasi perang antara tentara Islam dan tentara kafir Quraisy.

Perang ini sangat masyhur karena pasukan kaum muslim mengalami kekalahan dari musuhnya. Bahkan Nabi Muhammad mengalami luka-luka di bagian muka, bibir, dan kedua lututnya. Gigi Rasulullah juga patah setelah terjatuh ke dalam lubang perangkap kaum Quraisy.
Mengenang Perang Uhud Sambil Berbelanja Oleh-Oleh Khas Saudi

Pemakaman 70 sahabat nabi dalam Perang Uhud.
Dalam sejarahnya, sebanyak 70 sahabat nabi terbunuh dalam peperangan ini. Termasuk, paman nabi, Hamzah bin Abdul Muttalib juga menghembuskan napas terakhir setelah tulang rusuknya terkena lemparan lembing seorang budak. Wahsyi bin Harb nama budak itu. Dia membunuh Hamzah dan mengambil hatinya karena diiming-imingi akan dimerdekakan oleh Hindun binti Utbah. Namun beberapa waktu kemudian Wahsyi masuk Islam dan menjadi pejuang muslim.

Tidak banyak tanda peninggalan yang menunjukkan dahsyatnya Perang Uhud yang terjadi pada tahun ke-3 hijriyah. Hanya kompleks pemakaman luas yang dipagar tinggi. Sebanyak 70 sahabat nabi dikuburkan di pemakamanan yang seperti tanah lapang. Tidak ada batu nisan atau tanda apapun. Hanya ada jejeran batu di bagian tengah.

Di depan kompleks pemakaman terdapat beberapa plang besar bertuliskan tata cara berziarah. Salah satunya berbahasa Indonesia. Puluhan jamaah haji kemudian berkerumun di dekat pagar untuk berdoa atau membaca yasin. Meski cuaca sangat panas, mereka khusus memanjatkan doa bagi para mujahid pejuang Islam yang meninggal dunia dalam Perang Uhud."Saya baru sekali kemarin. Saya mendoakan semoga sahabat nabi yang gugur di medan perang masuk surga," kata Matori, salah satu jamaah haji Indonesia usai membaca doa seperti tertera di plang tata cara berziarah di Jabal Uhud.
Mengenang Perang Uhud Sambil Berbelanja Oleh-Oleh Khas Saudi
Jabal Uhud memiliki ketinggian sekitar 1.000 meter dan panjang 5 mil.

Selain pemakaman, tempat lain yang banyak diburu jamaah haji di Jabal Uhud adalah bukit pemanah (Jabal Rumat). Konon pasukan Rasulullah disiapkan untuk menyerang musuh dari bukit ini. Tidak terlalu tinggi bukitnya, mungkin sekitar 20 meter. Sehingga masih bisa jamaah untuk mendakinya. Di tempat ini, para jamaah mengabadikan diri dengan berfoto bersama rombongan.

Hati-hati ketika berada di Jabal Rumat. Banyak tukang foto keliling yang langsung menggambil gambar dan memaksa kita untuk membelinya. Jika diberi foto palaroid hasil jepretannya jangan mau. Karena harganya cukup mahal, yakni 20 riyal untuk satu lembar foto.

Jabal Uhud sendiri berada di arah berseberangan dengan Jabal Rumat. Tingginya mencapai 1.000 meter dengan panjang sekitar 5 mil. Ada jalan menuju ke puncak, tapi jarang jamaah haji yang naik ke sana. Butuh banyak energi untuk sampai ke puncak di tengah terik matahari.

Di pelataran Jabal Rumat terdapat semacam pasar oleh-oleh. Banyak jamaah Indonesia yang memborong oleh-oleh, seperti sajadah, kurma, peci, dan lain-lain. Jamaah harus pintar menawar agar mendapatkan harga terbaik. Di sebelah pasar terdapat Masjid Syuhada yang cukup besar. Biasanya, jamaah haji melaksanakan salat di masjid ini.

Tidak hanya berbelanja. Di Jabal Uhud juga banyak orang bersedekah. Mereka membeli makanan atau minuman kemudian membagi-bagikannya kepada para pengunjung yang lalu lalang. Jika menemui orang bersedekah ambil saja sambil mengucapkan terima kasih.

Jamaah haji Indonesia yang ingin berziarah ke Jabal Uhud disarankan untuk mengenakan atribut lengkap sesuai dengan kelompoknya. Sebab, mereka akan bercampur dengan pengunjung dari negara lain. Jangan sampai terpisah dengan rombongan. Jika ingin pergi berbelanja atau ke toilet minta izin kepada ketua regu atau rombongan.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah wajib mengenakan penutup kepala, masker, membawa semprotan air dan air putih. Sebab, cuaca sangat panas dan menguras banyak energi. Jika tidak kuat naik ke Jabal Rumat jangan dipaksakan karena melelahkan.

"Subhanallah bisa berkunjung ke Jabal Uhud. Inilah bukit yang dijanjikan Allah ada di Surga. Insya Allah kita bisa melihat lagi," kata Ahmad, jamaah haji Indonesia usai ziarah.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5140 seconds (0.1#10.140)