Turkifikasi Kapal Perang Indonesia
loading...
A
A
A
Bukan sebatas kualitas alutsista yang diakui secara global, faktor lain yang mendorong Turkifikasi alutsista TNI, khususnya untuk kapal perang, independensi Turki dalam mengembangkan berbagai alutsista, hingga transaksi yang dilakukan tidak rawan embargo, seperti lazimnya dilakukan Amerika Serikat. Apalagi, meski berposisi sebagai anggota NATO, politik luar Turki terbilang independent, sehingga bisa melakukan kerja sama dengan negara manapun, termasuk dengan Rusia yang sekarang menjadi musuh bersama blok Barat.
Tak kalah pentingnya adalah kebijakan Turki yang terbuka untuk transfer of technology, termasuk kepada Indonesia. Sikap ini ditegaskan Erdogan di sela pameran IDEF 2923 lalu, dengan mengatakan bahwa Turki tidak hanya menjual produk tapi juga mengembangkan proyek bersama jangka panjang. Erdogan mengaku sangat senang ilmu dan pengalaman industri pertahanan negaranya bisa dimanfaatkan negara sahabat.
Kerja sama transfer of technology dalam Turkifikasi kapal perang Indonesia sangat terbuka untuk produk CMS maupun rudal. Untuk CMS, misalnya, PT LEN bisa belajar atau memproduki karya Havelsan tersebut. Sedangkan pembelian besar-besaran untuk berbagai jenis rudal buatan Roketsan pun dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan proyek rudal pertahanan domestik seperti R-HAN ke depan.
Selain beberapa alasan di atas, Turkifikasi kapal perang Indonesia tampaknya sebagai prakondisi atau familirisasi untuk proyek Indonesia yang lebih besar ke depan. Apa itu? Desas-desus di sosial media menyebut Indonesia nanti akan bekerja bareng dengan Turki untuk mengembangkan kapal perang destroyer. Dalam proyek MILGEM, Turki telah mencantumkan rencana pembangunan delapan kapal perusak TF-2000. (*)
Tak kalah pentingnya adalah kebijakan Turki yang terbuka untuk transfer of technology, termasuk kepada Indonesia. Sikap ini ditegaskan Erdogan di sela pameran IDEF 2923 lalu, dengan mengatakan bahwa Turki tidak hanya menjual produk tapi juga mengembangkan proyek bersama jangka panjang. Erdogan mengaku sangat senang ilmu dan pengalaman industri pertahanan negaranya bisa dimanfaatkan negara sahabat.
Kerja sama transfer of technology dalam Turkifikasi kapal perang Indonesia sangat terbuka untuk produk CMS maupun rudal. Untuk CMS, misalnya, PT LEN bisa belajar atau memproduki karya Havelsan tersebut. Sedangkan pembelian besar-besaran untuk berbagai jenis rudal buatan Roketsan pun dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan proyek rudal pertahanan domestik seperti R-HAN ke depan.
Selain beberapa alasan di atas, Turkifikasi kapal perang Indonesia tampaknya sebagai prakondisi atau familirisasi untuk proyek Indonesia yang lebih besar ke depan. Apa itu? Desas-desus di sosial media menyebut Indonesia nanti akan bekerja bareng dengan Turki untuk mengembangkan kapal perang destroyer. Dalam proyek MILGEM, Turki telah mencantumkan rencana pembangunan delapan kapal perusak TF-2000. (*)
(hdr)