Donald Trump Ditembak saat Kampanye, Begini Analisis Pengamat Intelijen

Minggu, 14 Juli 2024 - 16:05 WIB
loading...
Donald Trump Ditembak...
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan, penembakan calon presiden Amerika Serikat Donald Trump di Pennsylvania, tidak bisa dianggap sepele. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Calon presiden (Capres) Amerika Serikat (AS) Donald Trump ditembak saat kampanye di Pennsylvania. Dalam insiden tersebut, Donald Trump berhasil selamat sedangkan pelaku ditembak mati oleh anggota Secret Service.

Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan, penembakan calon presiden Amerika Serikat Donald Trump di Pennsylvania, tidak bisa dianggap sepele dan tak mungkin terjadi di negara lain termasuk Indonesia.

“AS memiliki beberapa lembaga intelijen ada CIA, FBI, Homeland, dan intelijen di institusi militer mereka. Kejadian ini harus dianalisis secara terintegasi. Butuh waktu sampai diketahui embrio kejadian,” ujar Nuning, panggilan akrabnya, Minggu (14/7/2024).



Mantan anggota Komisi I DPR ini menyebut, ada beberapa probabilitas asal penembakan tersebut. Di antaranya, pertama bisa dari lawan politik (Presiden incumbent dan unsur politik lain yang tidak menyukai Trump). Kedua, anggota masyarakat yang tidak suka pada kebijakan Trump saat menjadi Presiden AS, mengingat kepemilikan senjata agak bebas di AS.

“Ketiga, kaki tangan negara lain yang khawatir bila Trump menang akan mengganggu kekuasaan dan hegemoni mereka. Keempat dari pihak Trump sendiri yang memainkan image playing victim,” ucapnya.



Dalam bidang intelijen proses pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) tidak bisa hanya informasi yang beraifat official saja yang dikimpulkan, melainkan juga dari masalah pribadi (musuh pribadi). Pihak berwenang harus lakukan Scientific Crime Investigation dengan teliti.

“Jajak pendapat di Pennsylvania menunjukkan persaingan ketat antara Biden dan Trump masih sangat fluktuatif, meski tentu saja pasti ada irisan antara kedua capres tersebut,” katanya.

Jajak pendapat di negara bagian yang menjadi medan pertempuran untuk Pemilu 2024 jarang terjadi akhir-akhir ini, namun hasil terbaru dari Universitas Quinnipiac menunjukkan Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump pada dasarnya sama-sama berada di Pennsylvania. Di mana Trump mendapatkan dukungan dari 47% pemilih terdaftar dan Biden mendapatkan 45% suara dalam pertarungan hipotetis.

“Kita harus bersabar sekitar 3 hari atau lebih untuk mendapatkan hasil analisa terkait kejadian penembakan ini. Pengungkapan dalam bentuk apa pun pasti akan berdampak bagi pemilu di AS. Jika penembakan ini berasal dari pihak lawan politik bisa dikatakan perbuatan bodoh karena justru bisa meningkatkan simpati kepada Trump,” paparnya.

“Seharusnya, pelaku jangan ditembak mati supaya pihak berwenang bisa mengorek alasan dan rahasia penembakan,” sambungnya.

(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0952 seconds (0.1#10.140)