Keamanan di Lebanon Memburuk, Kemlu Bakal Evakuasi WNI dari Zona Perang

Kamis, 20 Juni 2024 - 16:13 WIB
loading...
Keamanan di Lebanon...
Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemlu, Judha Nugraha, saat ditemui awak media di Yogyakarta, Kamis (20/6/2024). Foto/SINDOnews/Yohanes Demo
A A A
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berencana mengevakuasi atau merelokasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Lebanon . Hal ini dilakukan setelah penetapan Lebanon Selatan sebagai zona siaga satu (mengancam jiwa) oleh KBRI di Beirut.

"Langkah-langkah evakuasi akan segera kita lakukan, apakah itu lokal menuju lokasi yang lebih aman atau ke Indonesia," kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, ditemui di Yogyakarta, Kamis (20/6/2024).

Judha mengatakan, berdasarkan data di KBRI Beirut, saat ini tercatat ada 217 WNI di Lebanon. Mereka adalah pekerja migran, mahasiswa, dan WNI yang menikah dengan warga setempat.

Judha menuturkan, sebelumnya Kemlu pernah mengevakuasi terbatas WNI di Lebanon ke Beirut ketika konflik antara milisi proksi Iran di Lebanon, Hizbullah, dan pasukan pertahanan Israel (IDF) meletus di Lebanon Selatan.



Judha menegaskan, Kemlu akan terus memonitor kondisi WNI untuk memastikan keselamatan mereka ketika terjadi eskalasi konflik di Timur Tengah.

"Isu ini terus kita monitor dari dekat situasi yang ada di Timur Tengah, perwakilan RI yang ada di kawasan juga terus memonitor," jelasnya.

"Kami terus melakukan koordinasi, dan bahkan Bu Menlu (Retno Marsudi) telah mengadakan rapat khusus dengan kepala perwakilan para duta besar untuk mengantisipasi, rencana kontijensi jika terjadi eskalasi situasi di sana," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah jenderal top Israel menyepakati rencana perang dengan milisi proksi Iran di Lebanon, Hizbullah, setelah lebih dari delapan bulan perbatasan kedua negara memanas.

IDF menyatakan, Kepala Komando Utara Mayjen Ori Gordin dan Kepala Direktorat Operasi Mayjen Oded Basiuk sepakat soal rencana pertempuran Lebanon.

IDF juga menyebut kedua jenderal ini telah melakukan penilaian terhadap rencana itu. "Rencana operasi serangan ofensif di Lebanon telah disetujui," demikian pernyataan IDF, dikutip dari Times of Israel.

Militer Israel juga menyebut keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan kesiapan pasukan darat. Pengumuman IDF muncul saat perbatasan Lebanon-Israel memanas. Daerah ini bergejolak setelah pasukan Zionis melancarkan agresi ke Gaza pada Oktober 2023.

Sejak saat itu, Hizbullah menggempur Israel dengan alasan membantu saudara mereka di Gaza. Milisi ini juga tak akan berhenti menyerang sebelum Israel angkat kaki dari Palestina.

Saling serang Israel-Hizbullah menyebabkan korban tewas di kedua pihak. Di pihak Israel,15 tentara dan 11 warga sipil tewas. Sementara itu, dari sisi Lebanon, 455 orang tewas termasuk anggota Hizbullah dan warga sipil.

Rencana perang Israel ke Lebanon juga muncul saat pasukan Zionis masih melancarkan agresi di Gaza. Imbas operasi mereka, lebih dari 37.000 orang di Palestina meninggal.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1294 seconds (0.1#10.140)