Afriansyah Noor Ungkap Pengurus PBB Gerbongnya Dirombak Fahri Bachmid
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor merasa janggal dengan langkah kepengurusan partai berlogo bulan sabit dan bintang di bawah kepemimpinan Fahri Bachmid. Pasalnya, tak hanya Afriansyah yang dicopot dari pengurus DPP PBB.
"Jadi saya pikir saya saja yang diberhentikan, tahu-tahu banyak yang diberhentikan, pengikut-pengikut, artinya pendukung sekjen kita habisi," kata Afriansyah saat jumpa pers di Kantor PBB, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2024).
Adapun pengurus yang dicopot ialah Wakil Ketua Umum PBB Fuad Zakiria, Dwianto Ananias dan sejumlah Ketua DPP PBB. Atas dasar itu, Afriansyah banyak menerima masukan dari pengurus agar bisa mengambil tindakan atas pencopotan jabatan yang dilakukan kepemimpinan Fahri.
Dorongan didasarkan lantaran pemilihan Fahri sebagai Pj Ketua Umum PBB dan pencopotan sejumlah pengurus merupakan dianggap bentuk dari persengkokolan jahat. "Teman-teman memaksa, 'jangan bang, kita gak boleh, ini zalim, ini jahat, ini persengkokolan yang luar biasa," tutur Afriansyah saat menirukan percakapan dengan pengurus yang dicopot.
Afriansyah pun mengaku sudah mencoba menenangkan para kader yang patah hati. Apalagi, kata Afriansyah, Muktamar yang memilih ketua umum baru akan digelar beberapa bulan lagi. Di sisi lain, raihan suara PBB di Pemilu 2024 hanya meraih 0,34%.
"Pemilu sudah lewat dan PBB sudah nyungsep kok 0,34%, apalagi yang mau dipertahankan? Tapi kecintaan saya sama PBB dan teman-teman semua, saya terus terang saja, galau saya," ujarnya.
Atas dasar itu, Afriansyah pun mempersilakan pada para pengurus yang dicopot untuk mengambil langkah hukum. "Saya tidak akan ikut campur, sebenarnya saya penginnya baik-baik, sudah kita terima aja, kita bisa mengabdi di mana pun berada," tuturnya.
"Tapi saya terus terang saja, sebagai kader, merasa terpanggil juga, supaya kedzaliman ini bisa kita lawan, caranya bagaimana, ya kami akan melaksanakan gugatan terhadap keputusan Kemenkumham yang tidak sesuai dengan prosedur," tegasnya.
Sebelumnya, Penjabat Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Bulan Bintang (DPP PBB) Fahri Bachmid membenarkan telah mencopot Afriansyah Noor dari jabatan Sekjen PBB. Ia mengaku, pertimbangan pencopotan Afriansyah itu sangat teknis untuk hadapi Pilkada 2024.
"Pertimbangan sesungguhnya sangat teknis saja, yaitu untuk kepentingan serta kebutuhan akselarasi konsolidasi internal partai dalam menghadapi beberapa agenda strategis nasional, termasuk pelaksanaan Pilkada langsung tahun 2024 ini," kata Fahri saat dihubungi, Minggu (16/6/2024).
Terlepas dari itu, Fahri menilai, proses pergantian sekjen dalam institusi partai politik merupakan hal yang lumrah terjadi. Menurutnya, pergantian sekjen partai merupakan hal biasa saja. Apalagi ia mengatakan bahwa pencopotan Afriansyah telah direncanakan sejak jauh-jauh hari.
"Memang saya selaku Penjabat Ketua Umum DPP PBB setelah Musyawarah Dewan Partai (MDP) PBB pada tanggal 18 Mei 2024, pada saat itu telah mengambil berbagai kebijakan serta langkah-langkah organisatoris untuk kepentingan penataan dan konsolidasi internal partai, termasuk melakukan 'replacement/refreshment dan arrangement" terhadap beberapa posisi jabatan tertentu di DPP PBB, termasuk posisi Sekjen," kata Fahri.
"Jadi saya pikir saya saja yang diberhentikan, tahu-tahu banyak yang diberhentikan, pengikut-pengikut, artinya pendukung sekjen kita habisi," kata Afriansyah saat jumpa pers di Kantor PBB, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2024).
Adapun pengurus yang dicopot ialah Wakil Ketua Umum PBB Fuad Zakiria, Dwianto Ananias dan sejumlah Ketua DPP PBB. Atas dasar itu, Afriansyah banyak menerima masukan dari pengurus agar bisa mengambil tindakan atas pencopotan jabatan yang dilakukan kepemimpinan Fahri.
Dorongan didasarkan lantaran pemilihan Fahri sebagai Pj Ketua Umum PBB dan pencopotan sejumlah pengurus merupakan dianggap bentuk dari persengkokolan jahat. "Teman-teman memaksa, 'jangan bang, kita gak boleh, ini zalim, ini jahat, ini persengkokolan yang luar biasa," tutur Afriansyah saat menirukan percakapan dengan pengurus yang dicopot.
Afriansyah pun mengaku sudah mencoba menenangkan para kader yang patah hati. Apalagi, kata Afriansyah, Muktamar yang memilih ketua umum baru akan digelar beberapa bulan lagi. Di sisi lain, raihan suara PBB di Pemilu 2024 hanya meraih 0,34%.
"Pemilu sudah lewat dan PBB sudah nyungsep kok 0,34%, apalagi yang mau dipertahankan? Tapi kecintaan saya sama PBB dan teman-teman semua, saya terus terang saja, galau saya," ujarnya.
Atas dasar itu, Afriansyah pun mempersilakan pada para pengurus yang dicopot untuk mengambil langkah hukum. "Saya tidak akan ikut campur, sebenarnya saya penginnya baik-baik, sudah kita terima aja, kita bisa mengabdi di mana pun berada," tuturnya.
"Tapi saya terus terang saja, sebagai kader, merasa terpanggil juga, supaya kedzaliman ini bisa kita lawan, caranya bagaimana, ya kami akan melaksanakan gugatan terhadap keputusan Kemenkumham yang tidak sesuai dengan prosedur," tegasnya.
Sebelumnya, Penjabat Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Bulan Bintang (DPP PBB) Fahri Bachmid membenarkan telah mencopot Afriansyah Noor dari jabatan Sekjen PBB. Ia mengaku, pertimbangan pencopotan Afriansyah itu sangat teknis untuk hadapi Pilkada 2024.
"Pertimbangan sesungguhnya sangat teknis saja, yaitu untuk kepentingan serta kebutuhan akselarasi konsolidasi internal partai dalam menghadapi beberapa agenda strategis nasional, termasuk pelaksanaan Pilkada langsung tahun 2024 ini," kata Fahri saat dihubungi, Minggu (16/6/2024).
Terlepas dari itu, Fahri menilai, proses pergantian sekjen dalam institusi partai politik merupakan hal yang lumrah terjadi. Menurutnya, pergantian sekjen partai merupakan hal biasa saja. Apalagi ia mengatakan bahwa pencopotan Afriansyah telah direncanakan sejak jauh-jauh hari.
"Memang saya selaku Penjabat Ketua Umum DPP PBB setelah Musyawarah Dewan Partai (MDP) PBB pada tanggal 18 Mei 2024, pada saat itu telah mengambil berbagai kebijakan serta langkah-langkah organisatoris untuk kepentingan penataan dan konsolidasi internal partai, termasuk melakukan 'replacement/refreshment dan arrangement" terhadap beberapa posisi jabatan tertentu di DPP PBB, termasuk posisi Sekjen," kata Fahri.
(rca)