Kepala BKKBN Apresiasi Penurunan Angka Stunting di Kabupaten Maluku Tenggara
loading...
A
A
A
Diakui Jasmono, Sumber Daya Alam (SDA) di wilayah tersebut sangat melimpah. "Kita memiliki ikan yang sangat melimpah, tetapi harus kita manfaatkan secara optimal untuk mempercepat angka penurunan stunting di Kabupaten Maluku Tenggara.
"Gizi ikan sangat besar. Ini harus kita sosialisasikan pada masyarakat kita jangan sampai di setiap daerah kita lebih suka mengonsumsi mie daripada ikan. Bahkan ada yang menjual ikan, kemudian hasilnya dipakai untuk membeli dan mengonsumsi mie," ucapnya.
Dalam upaya penurunan stunting, pemerintah daerah juga telah meluncurkan sebuah inovasi yang dikenal dengan sebutan Jekopabesting (Jemput, Konseling, Pasang, Bebas Aman Stunting). Inovasi ini mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari Pemerintah Provinsi Maluku sebagai inovasi terbaik kedua pada ajang Maluku pada 2024.
Berdasarkan surat edaran bupati, pemerintah daerah juga telah menetapkan kebijakan penanggulangan stunting melalui inovasi rumah singgah. "Ini merupakan inovasi daerah yang kemudian dikembangkan oleh kita sebagai implementasi PPS di Kabupaten Maluku Tenggara," katanya.
Rumah singgah ini menjadi sarana dalam melaksanakan enam kegiatan pokok, yaitu pemberian makanan tambahan bagi balita gizi kurang, pemberian makanan tinggi protein bagi balita stunting, stimulasi tumbah kembang anak, pengukuran antropometri secara bertahap bagi balita dan ibu hamil, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi, dan pendampingan minuman tablet tambah darah bagi ibu hamil.
"Melalui intervensi ini diharapkan target percepatan penurunan stunting dapat dicapai. Program ini kita luncurkan untuk dapat menjangkau daerah daerah yang selama ini memiliki angka stunting cukup tinggi,” katanya.
Terkait prestasi yang telah diraih Kabupaten Maluku Tenggara, Hasto menilai. inovasi Bupati Maluku Tenggara sangat luar biasa. Terbukti juga bisa menurunkan angka perkawinan usia muda.
"Paling rendah seprovinsi. Pada umumnya jumlah perkawinan yang paling rendah terjadi di wilayah kota. Hanya di Maluku yang juaranya justru Kabupaten Maluku Tenggara untuk kawin usia muda. Bahkan sangat mengejutkan perempuan kawin rata-rata usia 24 tahun. Itu wow banget," ucapnya.
Hasto membandingkan capaian itu dengan level nasional. Di nasional mengejar usia 23 tahun saja tertatih-tatih. Hari ini angka rata-rata usia kawin 22 tahun.
"Pesan saya juga jangan terlalu tua. Kalau jomblonya terlalu lama, tidak baik bagi perempuan. Karena kehamilan di atas 35 tahun juga berisiko tinggi. Makanya, saya apresiasi mencegah stunting dimulai dari keluarga yang betul-betul patuh dan menikah di usia dewasa," katanya.
"Gizi ikan sangat besar. Ini harus kita sosialisasikan pada masyarakat kita jangan sampai di setiap daerah kita lebih suka mengonsumsi mie daripada ikan. Bahkan ada yang menjual ikan, kemudian hasilnya dipakai untuk membeli dan mengonsumsi mie," ucapnya.
Dalam upaya penurunan stunting, pemerintah daerah juga telah meluncurkan sebuah inovasi yang dikenal dengan sebutan Jekopabesting (Jemput, Konseling, Pasang, Bebas Aman Stunting). Inovasi ini mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari Pemerintah Provinsi Maluku sebagai inovasi terbaik kedua pada ajang Maluku pada 2024.
Berdasarkan surat edaran bupati, pemerintah daerah juga telah menetapkan kebijakan penanggulangan stunting melalui inovasi rumah singgah. "Ini merupakan inovasi daerah yang kemudian dikembangkan oleh kita sebagai implementasi PPS di Kabupaten Maluku Tenggara," katanya.
Rumah singgah ini menjadi sarana dalam melaksanakan enam kegiatan pokok, yaitu pemberian makanan tambahan bagi balita gizi kurang, pemberian makanan tinggi protein bagi balita stunting, stimulasi tumbah kembang anak, pengukuran antropometri secara bertahap bagi balita dan ibu hamil, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi, dan pendampingan minuman tablet tambah darah bagi ibu hamil.
"Melalui intervensi ini diharapkan target percepatan penurunan stunting dapat dicapai. Program ini kita luncurkan untuk dapat menjangkau daerah daerah yang selama ini memiliki angka stunting cukup tinggi,” katanya.
Terkait prestasi yang telah diraih Kabupaten Maluku Tenggara, Hasto menilai. inovasi Bupati Maluku Tenggara sangat luar biasa. Terbukti juga bisa menurunkan angka perkawinan usia muda.
"Paling rendah seprovinsi. Pada umumnya jumlah perkawinan yang paling rendah terjadi di wilayah kota. Hanya di Maluku yang juaranya justru Kabupaten Maluku Tenggara untuk kawin usia muda. Bahkan sangat mengejutkan perempuan kawin rata-rata usia 24 tahun. Itu wow banget," ucapnya.
Hasto membandingkan capaian itu dengan level nasional. Di nasional mengejar usia 23 tahun saja tertatih-tatih. Hari ini angka rata-rata usia kawin 22 tahun.
"Pesan saya juga jangan terlalu tua. Kalau jomblonya terlalu lama, tidak baik bagi perempuan. Karena kehamilan di atas 35 tahun juga berisiko tinggi. Makanya, saya apresiasi mencegah stunting dimulai dari keluarga yang betul-betul patuh dan menikah di usia dewasa," katanya.