Jangan Takut-takuti Masyarakat, Pilpres Bukan Perang

Senin, 25 Februari 2019 - 17:01 WIB
Jangan Takut-takuti Masyarakat, Pilpres Bukan Perang
Jangan Takut-takuti Masyarakat, Pilpres Bukan Perang
A A A
JAKARTA - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 menjadi pesta demokrasi yang harus disambut suka cita oleh seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu, tidak boleh ada pihak manapun yang menakut-nakuti masyarakat hanya untuk kepentingan politik.

Hal tersebut disampaikan Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin terkait puisi Neno Warisman yang dibacakan dalam acara Malam Munajat 212 di Monas, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Putra cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin ini menilai Neno telah menyampaikan sesuatu bukan pada tempatnya. Seperti diketahui, Neno yang merupakan pendukung capres-cawapres nomor urut 02 (Prabowo-Sandi) membacakan puisi bernada kontroversi.

Penuh ekspresi, Neno yang lantang menyuarakan #2019GantiPresiden itu mengaku khawatir tidak ada yang menyembah Allah SWT lagi, jika Prabowo-Sandi tidak menang dalam Pilpres, pada 17 April mendatang.

Menurut Gus Oqi, panggilan akrab putra KH Ma'ruf Amin ini, Neno tak seharusnya membacakan puisi yang disadur dari doa Nabi Muhammad SAW saat perang badar.

"Sangat disayangkan, pesta demokrasi (Pilpres) kok disamakan dengan perang. Yang namanya pesta harus dilalui dengan suka-cita dan tidak menakuti-nakuti seperti itu," tandas Gus Oqi.

Dia mengatakan, puisi, dan doa Neno sangat konyol. Sebab dalam bagian kalimat Neno juga menakut-nakuti Tuhan. "Orang ini mengigau. Dia terlalu berani mengancam Tuhan dan merasa dirinya orang paling suci," katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Moeldoko mengaku pihaknya menurunkan sedikit strateginya dengan istilah perang total untuk memenangkan pasangan nomor urut 01.

"Di mana hal-hal yang kita kenali adalah menentukan center of gravity dari sebuah pertempuran itu. Kita sudah memiliki center of gravity itu sehingga kita tahu harus bagaimana setelah mengenail center of gravity itu," ujar Moeldoko saat jumpa pers di Kantor TKN, Gedung High End, Kebon Sirih, Jakarta, Rabu 13 Februari 2019.

(Baca juga: Moeldoko Tegaskan Strategi Perang Total Menangkan Jokowi-Ma'ruf)

Tak hanya itu, Gus Oqi juga menuangkan pernyataan itu dalam sebuah puisi yang diberi judul 'Doa Risau Semakin Galau'.

Doa risau semakin galau. Semakin risau semakin galau. Banyak doa semakin galau. Risau buat semakin galau. Nada galau menambah risau. Ada sebab ada galau. Sebab risau keyakinan kacau.

Ucapan kian mengigau. Isi doa semakin parau. Tuhan pun kau anggap risau. Ancam Tuhan karena galau. Kau anggap Tuhanmu galau. Sendiri dan menjadi risau. Gayamu mengutip lampau. Lampaui pendahulu kau. Seolah paling suci kau. Hanya kau yang tak akan galau.

Doa risau semakin galau. Dan itu sungguh memang kau. Anggapmu Tuhan nanti kan risau. Jangan-jangan Tuhan yang menjauhi kau. Risau galau hanya milik kau. Yang risau semakin galau. Tuhan tak pernah risau. Banyak makhluk lebih dari kau.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6482 seconds (0.1#10.140)