Soal Pangan, Kubu Prabowo Dinilai Gagal Beri Gagasan Segar
A
A
A
JAKARTA - Tim debat calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, dinilai gagal memberikan gagasan segar dan penuh terobosan terkait persoalan pangan dalam debat kedua Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Tim debat Prabowo dianggap gagal menghadirkan kebijakan ungulan capres yang mereka usung.
“Apa yang disampaikan Prabowo tentang impor pangan, sebagai serangan ke Jokowi, praktis tidak membuahkan hasil. Sebab, Prabowo tampil tanpa agenda solusi. Sementara, berbagai serangan dijawab dengan pengalaman konkret Jokowi,” ujar Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi) dan KH Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto usai debat capres di Jakarta, Minggu (17/2/2019).
Rakyat, ujar Hasto, akhirnya menilai bagaimana retorika tanpa impor yang disampaikan Prabowo, yang tanpa alternatif solusi, menyebabkan serangan Prabowo menjadi tidak berarti. Kebijakan yang ditawarkan pun jadi basi.
“Pengalaman Jokowi yang didukung tradisi blusukan di tengah rakyat menjadi keunggulan komparatif Jokowi. Sayang sekali, retorika antiimpor Prabowo justru menjadi negatif, sementara Jokowi telah menempatkan kedaulatan pangan dan energi sebagai arah kedaulatan ekonomi Indonesia,” kata Hasto.
Dikatakan, pada akhirnya masyarakat menilai bahwa pembangunan itu perlu proses, bukan keberhasilan seketika. Gagasan Prabowo yang menyalahkan persoalan lingkungan, karena kementerian kehutanan dan lingkungan hidup menjadi satu adalah jurus mati.
“Sementara, Jokowi mengungkapkan keberhasilan penegakan hukum lingkungan sebagai salah satu kunci berkurangnya secara drastis kebakaran hutan,” ujarnya.
Daya rintis Jokowi meningkatkan kualitas sungai Citarum semakin meminggirkan Prabowo di dalam mencari terobosan soal lingkungan. Hasto Kristiyanto pun mengatakan, “Urusan pangan, energi, lingkungan dan infrastruktur, Jokowi memang menjadi pemenang.” pungkasnya.
“Apa yang disampaikan Prabowo tentang impor pangan, sebagai serangan ke Jokowi, praktis tidak membuahkan hasil. Sebab, Prabowo tampil tanpa agenda solusi. Sementara, berbagai serangan dijawab dengan pengalaman konkret Jokowi,” ujar Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi) dan KH Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto usai debat capres di Jakarta, Minggu (17/2/2019).
Rakyat, ujar Hasto, akhirnya menilai bagaimana retorika tanpa impor yang disampaikan Prabowo, yang tanpa alternatif solusi, menyebabkan serangan Prabowo menjadi tidak berarti. Kebijakan yang ditawarkan pun jadi basi.
“Pengalaman Jokowi yang didukung tradisi blusukan di tengah rakyat menjadi keunggulan komparatif Jokowi. Sayang sekali, retorika antiimpor Prabowo justru menjadi negatif, sementara Jokowi telah menempatkan kedaulatan pangan dan energi sebagai arah kedaulatan ekonomi Indonesia,” kata Hasto.
Dikatakan, pada akhirnya masyarakat menilai bahwa pembangunan itu perlu proses, bukan keberhasilan seketika. Gagasan Prabowo yang menyalahkan persoalan lingkungan, karena kementerian kehutanan dan lingkungan hidup menjadi satu adalah jurus mati.
“Sementara, Jokowi mengungkapkan keberhasilan penegakan hukum lingkungan sebagai salah satu kunci berkurangnya secara drastis kebakaran hutan,” ujarnya.
Daya rintis Jokowi meningkatkan kualitas sungai Citarum semakin meminggirkan Prabowo di dalam mencari terobosan soal lingkungan. Hasto Kristiyanto pun mengatakan, “Urusan pangan, energi, lingkungan dan infrastruktur, Jokowi memang menjadi pemenang.” pungkasnya.
(pur)