Debat Kedua, Menguji Strategi Capres

Minggu, 17 Februari 2019 - 08:08 WIB
Debat Kedua, Menguji Strategi Capres
Debat Kedua, Menguji Strategi Capres
A A A
JAKARTA - Bagaimana strategi Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto jika mendapat kesempatan memimpin Indonesia untuk periode 2019-2024 akan tereksplorasi dalam debat kedua calon presiden (capres) yang bakal digelar Minggu (17/02) ini.

Dua calon tersebut secara khusus akan head to head tanpa didampingi pasangan calon wakil presiden (cawapres) masing-masing menyampaikan langkah apa yang akan mereka lakukan menghadapi isu energi, infrastruktur, pangan, sumber daya alam, dan lingkungan yang menjadi tema debat.

Sebagai incumbent, Jokowi akan memanfaatkan berbagai program yang telah dilaksan akan selama lima tahun menjadi presiden sebagai senjata untuk menarik dukungan publik. Sebaliknya, Prabowo akan mencari celah mengkritisi kebijakan kompetitornya untuk membalik dukungan masyarakat.

Bagi masyarakat, debat yang akan ditayangkan secara langsung serentak di empat televisi swasta nasional, yakni RCTI, GTV, MNC TV, dan iNews TV, itumenjadi momentum untuk menguji apakah strategi Jokowi atau Prabowo yang dianggap relevan dan tepat untuk Indonesia ke depan.

Rencananya, debat yang dijadwalkan berlangsung mulai pukul 20.00 WIB itu akan dipandu moderator Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki. Debat juga akan menghadirkan sejumlah panelis. Mereka adalah Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng (rektor ITS), Dr Arif Satria (rektor IPB), dan Prof Dr Ir Irwandy Arif MSc (ahli pertambangan ITB).

Ada pula Ahmad Agus Setiawan ST MSc PhD (pakar energi UGM), Sudharto P Hadi (pakar lingkungan UNDIP), Dr Suparto Wijoyo SH MHum (pakar hukum lingkungan UNAIR), Nur Hidayati (direktur eksekutif WALHI), dan Dewi Kartika (sekretaris jenderal Konsorsium Pengembangan Agraria/KPA) .

Dua capres sudah menegaskan kesiapannya bertarung dalam debat. Capres nomor 1 Jokowi misalnya mengatakan akan menyampaikan capaian-capaian pemerintah, baik dalam pangan, energi, infrastruktur, maupun lainnya, sesuai dengan tema debat yang ditetapkan.

”Infrastruktur kita sampaikan apa yang sudah dikerjakan. Juga masalah energi akan saya sampaikan yang kita lakukan. Pangan, data-data yang kita punyai, akan disampaikan,” ujarnya.

Capres nomor 2 Prabowo bahkan sudah melakukan pemanasan dengan menggelar Pidato Kebangsaan di Grand Ballroom Hotel Po, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (15/2) lalu.

Dalam pidato bertemakan ”Mewujudkan Swasembada Energi, Pangan, dan Air” dia membeberkan pandangannya di hadapan sejumlah pakar di antaranya pakar ekonomi Dradjad Wibowo, Ichsanuddin Noorsy, Alex Yahya, Harriyadin, hingga mantan Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah.

Terhadap berbagai persoalan pada isu-isu tersebut, dia mengaku membawa semangat Bung Karno di pemerintahannya nanti, yakni Indonesia mampu berdiri di kaki sendiri. Dia pun optimistis Indonesia akan bisa menghasilkan energi, pangan, dan air yang melimpah.

”Masalah Indonesia ini masalahnya minta ampun, utangnya banyak. Namun, pasti ada jalan, kita punya tekad untuk keluar dari itu dan menguasai kekayaan alam kita,” katanya. Kesiapan juga disampaikan masingmasing tim sukses.

Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin Usman Kansong mengatakan, Jokowi sudah sangat siap menghadapi debat nanti malam ini. Apalagi, tema debat sejalan dengan ihwal yang selama ini sudah dijalankan Jokowi sebagai capres petahana.

Dia mengungkapkan, sedikitnya ada dua hal yang disiapkan TKN untuk penampilan Jokowi dalam panggung debat kali ini.

Pertama persiapan dari sisi materi debat. Kedua penampilan di atas panggung.

”Dari sisi materi kita sudah siapkan tiga kategori. Pertama capaian, kedua peta jalan, visi ke depan, dan ketiga adalah simulasi berbagai pertanyaan dari panelis atau capres sebelah,” tutur Usman Kansong.

Dia menuturkan, dari sisi materi debat, berbagai capaian Jokowi sebagai presiden selama empat tahun lebih akan menjadi jurus andalan Jokowi. Berbagai capaian kinerja itu akan dipaparkan dengan menggunakan data-data, angka, maupun fakta-fakta hasil kerja baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif.

”Misalnya kita bukan hanya mengatakan Pak Jokowi sudah membangun tol laut atau jalan tol sekian kilo meter, tapi apa dampaknya terhadap misalnya penurunan biaya logistik. Kemudahan secara kualitatif untuk orang pulang kampung sewaktu Lebaran misalnya,” paparnya.

Selain capaian kinerja, persiapan materi debat juga meliputi visi-misi ke depan yang sudah terangkum dalam program Nawacita Jilid II. Berbagai capaian yang ada akan diperkuat dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM).”Sebab soal energi fosil misalnya dan sebagainya itu akan habis. Tapi, soal SDM itu kan bisa terus kita barukan. Ke depan kita akan mendidik SDM kita bagaimana menghasilkan energi baru dan terbarukan,” tuturnya. Koordinator Juru Bicara (Jubir) Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi (PAS) Dahnil Anzar Simanjuntak juga memastikan kesiapan Prabowo.
Tak mau kalah, pihaknya juga menyiapkan data penunjang dari berbagai sumber tepercaya seperti dari lembaga formal seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan riset kampuskampus, serta masukan-masukan dari mantan-mantan menteri.

Dia lantas menyatakan, Prabowo akan tetap tampil otentik dalam debat. Maksudnya, Prabowo tidak akan menyerang lawan secara sporadis, tetapi lebih menonjolkan kritik beserta data-data. Prabowo juga akan tampil dengan semangat harapan baru.

Di sisi lain, dia meyakini Jokowi akan tampil dengan beban yang luar biasa berat yakni janji-janji yang belum juga terealisasi. ”Beliau membawa beban politik dan janji politik yang banyak sekali dan berat sekali dan itu pasti selalu diingat publik jadi enggak mungkin janji lama belum ditepati mau dibikin janji baru itu yang lebih berat bagi Pak Jokowi,” ucapnya.

Ketua KPU Arief Budiman meminta publik antusias menonton debat pilpres kedua. Pasalnya, debat merupakan salah satu metode kampanye yang bisa menjadi referensi bagi pemilih dalam menentukan pilihan di Pilpres 2019.

”Saya ingin sampaikan ke seluruh pemilih, saksikan debat, ikuti kegiatan kampanye. Debat hanya menjadi salah satu metode dalam keseluruhan kegiatan kampanye. Kenapa kegiatan kampanye perlu diikuti karena dia akan jadi referensi penting bagi Anda untuk menentukan pilihan, mana pemimpin yang terbaik untuk Anda,” ucapnya.

Dia meyakini debat pilpres kedua akan berlangsung menarik, substansial, dan hangat. Belum lagi, sambungnya, terdapat segmen khusus terjadinya debat bebas atau debat eksploratif antara dua calon presiden, yakni pada segmen keempat.

"Bukan panas, tapi semakin hangat. Semakin menarik tentu karena masing-masing calon presiden bisa menjawab dan menanggapi dengan lebih leluasa,” ungkapnya. Arief pun memastikan persiapan sudah hampir komplit misalnya para panelis akan melakukan finalisasi soal-soal debat pilpres kedua.

Kemarin para panelis bertemu moderator untuk menyerahkan soal-soal debat tersebut. Sementara itu, Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie berharap dua capres fokus pada gagasan, bukan mengarah pada saling serang.

Hal ini perlu dilakukan untuk mendinginkan suasana yang sudah panas. ”Tak usah saling menyeranglah sebab ini sudah terlalu saling serang antar-relawan, antartim sukses sudah terlalu keras di lapangan. Kalau capresnya sendiri ikut serang menyerang, defensif dan ofensif, itu berpengaruh, ditiru. Nanti lebih kasar lagi di lapangan,” tutur Jimly.

Jimly berpesan agar dua capres tidak gampang saling terpancing dengan pertanyaan-pertanyaan pancingan yang diajukan para panelis ataupun moderator. Menurutnya, tugas dari masing-masing capres dalam debat kandidat adalah bagaimana memenangkan simpati rakyat.

Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio melihat pada debat perdana telah gagal memuaskan pemilih milenial karena debat berjalan dengan sangat membosankan.

Untuk itu, pada debat kedua nanti dua kandidat capres harus menunjukkan keaslian pribadi masingmasing dan menonjolkan gagasannya yang kurang terlihat pada debat kemarin. ”Yang mesti dimaksimalkan itu otentiknya, harus menunjukkan daya keaslian mereka karena kan enggak ada kisi-kisi,” kata Hendri saat dihubungi KORAN SINDO di Jakarta kemarin.

Senada, analis politik Indo Strategi Arif Nurul Imam mengatakan, dalam debat kedua semestinya masing-masing capres bisa mengeksplorasi gagasan. Melihat agenda debat pertama, dia melihat masih terkesan kaku dan tidak bisa mengupas gagasan secara mendalam sehingga tidak muncul deferensiasi secara kontras.

Untuk debat kedua, dia juga berharap ada duel gagasan. Menurut dia hal tersebut bisa menjadi vitamin demokrasi karena akan mencerdaskan publik di satu pihak dan di pihak lain bagi para capres. (Abdul Rochim/Kiswondari/Dita Angga/Ahmad Antoni/Suharjono)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8090 seconds (0.1#10.140)