Santri Sunanul Muhtadin Juara Olimpiade Bahasa Inggris se-Pantura
loading...
A
A
A
JAKARTA - Prestasi membanggakan berhasil ditorehkan para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Sunanul Muhtadin , Sidayu, Gresik, Jawa Timur. Tiga santrinya yakni Athiyyah Arlyn Azalia, Riska Wahyu Mufidah dan Erdoya Elwafiqoh keluar sebagai juara dalam ajang Malka Islamic Competition Tingkat SMP/MTs se-Pantura Jatim (Gresik, Surabaya, Lamongan, Tuban dan Bojonegoro).
Di ajang Olimpiade Bahasa Inggris bertajuk 'Growing Up Together With Blilliant, Superior Reach The Future' yang digelar di Madrasah Aliyah Al Karimi, Tebuwung, Gresik, Sabtu (11/5/2024), Athiyyah keluar sebagai Juara I, Riska Juara 2, dan Erdoya Juara Harapan 1.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengaku bangga atas prestasi yang berhasil ditorehkan para santri Sunanul Muhtadin. "Prestasi ini jelas membanggakan. Saya berharap para santri selalu ikut berpartisipasi dalam berbagai ajang kejuaraan seperti ini sehingga mereka memiliki mental juara dan pengalaman yang bagus," kata Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid, yang juga Pendiri Ponpes Modern Sunanul Muhtadin.
Dikatakan Gus Jazil, kompetisi seperti Olimpiade atau berbagai jenis kejuaraan lainnya, akan memberikan pengalaman sekaligus memupuk mental para santri untuk memiliki keberanian dalam bertarung, sekaligus mengasah kemampuannya. "Semakin sering ikut kompetisi, anak-anak akan semakin terasah dan terpacu untuk memperbaiki kemampuan bahasa asingnya," tutur doktor bidang Manajemen SDM Universitas Negeri Jakarta dan Doktor Ilmu Pemerintahan IPDN ini.
Gus Jazil mengimbau para santri untuk serius dan tekun dalam mempelajari berbagai bahasa asing, baik itu Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Mandarin dan berbagai bahasa asing lainnya. "Saat ini adalah era modern dimana interaksi kita, terutama anak-anak muda di masa mendatang, mutlak harus menguasai bahasa asing, minimal Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional," katanya.
Karena itu, ujar Gus Jazil, para santri Ponpes Sunanul Muhtadin diwajibkan untuk menguasai Bahasa Inggris, minimal untuk bisa aktif untuk percakapan tingkat dasar. Bahkan, sebagai bentuk keseriusan Ponpes Sunanul Muhtadin dalam memberikan pembinaan Bahasa Inggris, metode pengajaran dan guru pembimbingnya didatangkan langsung dari Basic English Course (BEC), Pare, Kediri.
Dikatakan Gus Jazil, seiring perkembangan zaman, semua hal membutuhkan kemampuan Bahasa Inggris. Apalagi, di era teknologi informasi, jika anak menguasai Bahasa Inggris, akan jauh lebih mudah dalam menguasai berbagai jenis ilmu pengetahuan.
"Kami berharap para santri Sunanul Muhtadin bisa menguasai Bahasa Inggris dan kelak bisa melanjutkan studi ke berbagai penjuru dunia. Kami berharap anak-anak bisa melanjutkan kuliah ke Eropa, Timur Tengah dan berbagai kampus-kampus terbaik di dunia lainnya. Apalagi sekarang banyak kampus bagus di dunia yang menawarkan beasiswa," katanya.
Di ajang Olimpiade Bahasa Inggris bertajuk 'Growing Up Together With Blilliant, Superior Reach The Future' yang digelar di Madrasah Aliyah Al Karimi, Tebuwung, Gresik, Sabtu (11/5/2024), Athiyyah keluar sebagai Juara I, Riska Juara 2, dan Erdoya Juara Harapan 1.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengaku bangga atas prestasi yang berhasil ditorehkan para santri Sunanul Muhtadin. "Prestasi ini jelas membanggakan. Saya berharap para santri selalu ikut berpartisipasi dalam berbagai ajang kejuaraan seperti ini sehingga mereka memiliki mental juara dan pengalaman yang bagus," kata Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid, yang juga Pendiri Ponpes Modern Sunanul Muhtadin.
Dikatakan Gus Jazil, kompetisi seperti Olimpiade atau berbagai jenis kejuaraan lainnya, akan memberikan pengalaman sekaligus memupuk mental para santri untuk memiliki keberanian dalam bertarung, sekaligus mengasah kemampuannya. "Semakin sering ikut kompetisi, anak-anak akan semakin terasah dan terpacu untuk memperbaiki kemampuan bahasa asingnya," tutur doktor bidang Manajemen SDM Universitas Negeri Jakarta dan Doktor Ilmu Pemerintahan IPDN ini.
Gus Jazil mengimbau para santri untuk serius dan tekun dalam mempelajari berbagai bahasa asing, baik itu Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Mandarin dan berbagai bahasa asing lainnya. "Saat ini adalah era modern dimana interaksi kita, terutama anak-anak muda di masa mendatang, mutlak harus menguasai bahasa asing, minimal Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional," katanya.
Karena itu, ujar Gus Jazil, para santri Ponpes Sunanul Muhtadin diwajibkan untuk menguasai Bahasa Inggris, minimal untuk bisa aktif untuk percakapan tingkat dasar. Bahkan, sebagai bentuk keseriusan Ponpes Sunanul Muhtadin dalam memberikan pembinaan Bahasa Inggris, metode pengajaran dan guru pembimbingnya didatangkan langsung dari Basic English Course (BEC), Pare, Kediri.
Dikatakan Gus Jazil, seiring perkembangan zaman, semua hal membutuhkan kemampuan Bahasa Inggris. Apalagi, di era teknologi informasi, jika anak menguasai Bahasa Inggris, akan jauh lebih mudah dalam menguasai berbagai jenis ilmu pengetahuan.
"Kami berharap para santri Sunanul Muhtadin bisa menguasai Bahasa Inggris dan kelak bisa melanjutkan studi ke berbagai penjuru dunia. Kami berharap anak-anak bisa melanjutkan kuliah ke Eropa, Timur Tengah dan berbagai kampus-kampus terbaik di dunia lainnya. Apalagi sekarang banyak kampus bagus di dunia yang menawarkan beasiswa," katanya.
(abd)