Penjelasan Satgas Soal Progres Pengembangan Vaksin Corona di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saat ini ada beberapa kandidat vaksin Covid-19 (virus Corona) yang ada di Indonesia, baik pengembangan sendiri maupun kerja sama dengan negara lain. (Baca juga: Positif Covid-19 Bertambah 1.673 Kasus, Berikut Sebaran di 34 Provinsi)
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, kandidat vaksin yang dikembangkan Indonesia adalah vaksin merah putih. (Baca juga: Update Corona: Positif 143.043 Orang, 96.306 Sembuh dan 6.277 Meninggal)
"Ini kerja sama antara Lembaga Eijkman dan Bio Farma. Dan berharap dengan pengembangan ini maka Indonesia akan memiliki vaksin sendiri," kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (18/8/2020).
(Baca juga: Momentum Benahi Pelayanan Kesehatan)
Selain mengembangkan secara mandiri Indonesia juga melakukan kerjasama dengan beberapa negara. Salah satunya adalah kerja sama antara Bio Farma dan perusahaan asal Cina Sinovac. "Ini yang sekarang sedang dilakukan uji klinis tahap III," ungkapnya.
Kemudian ada juga pengembangan vaksin kerjasama Kalbe Farma dan Genexine. Dia mengatakan bahwa Genexine merupakan perusahaan bioteknologi yang asalnya dari korea Selatan.
"Dan Genexine ini mengembangkan vaksin GX-19 dan akan melaksanakan uji klinis fase II di akhir tahun ini," tuturnya.
Tidak hanya itu, saat ini Kimia farma tengah melakukan penjajakan dengan Group 42 (G42) yakni perusahaan teknologi dari UEA dan Sinopharm.
"Ini untuk melakukan pengadaan kandidat vaksin yang sudah uji klinis I dan II. Pemerintah terbuka dan proaktif untuk melakukan kerja sama dengan berbagai negara dan perusahaan. Termasuk AstraZeneca dari Inggris. Tujuan pemerintah sangat jelas, kita ingin cepat dan menyeluruh menghadirkan perlindungan bagi masyarakat Indonesia," pungkasnya.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, kandidat vaksin yang dikembangkan Indonesia adalah vaksin merah putih. (Baca juga: Update Corona: Positif 143.043 Orang, 96.306 Sembuh dan 6.277 Meninggal)
"Ini kerja sama antara Lembaga Eijkman dan Bio Farma. Dan berharap dengan pengembangan ini maka Indonesia akan memiliki vaksin sendiri," kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (18/8/2020).
(Baca juga: Momentum Benahi Pelayanan Kesehatan)
Selain mengembangkan secara mandiri Indonesia juga melakukan kerjasama dengan beberapa negara. Salah satunya adalah kerja sama antara Bio Farma dan perusahaan asal Cina Sinovac. "Ini yang sekarang sedang dilakukan uji klinis tahap III," ungkapnya.
Kemudian ada juga pengembangan vaksin kerjasama Kalbe Farma dan Genexine. Dia mengatakan bahwa Genexine merupakan perusahaan bioteknologi yang asalnya dari korea Selatan.
"Dan Genexine ini mengembangkan vaksin GX-19 dan akan melaksanakan uji klinis fase II di akhir tahun ini," tuturnya.
Tidak hanya itu, saat ini Kimia farma tengah melakukan penjajakan dengan Group 42 (G42) yakni perusahaan teknologi dari UEA dan Sinopharm.
"Ini untuk melakukan pengadaan kandidat vaksin yang sudah uji klinis I dan II. Pemerintah terbuka dan proaktif untuk melakukan kerja sama dengan berbagai negara dan perusahaan. Termasuk AstraZeneca dari Inggris. Tujuan pemerintah sangat jelas, kita ingin cepat dan menyeluruh menghadirkan perlindungan bagi masyarakat Indonesia," pungkasnya.
(maf)