Fenomena War Takjil, Kapolri: Artinya Ekonomi Masyarakat Saat Ini Alhamdulillah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menilai bahwa fenomena 'war takjil' yang viral di media sosial (medsos) dapat menjadi bukti bahwa perekonomian masyarakat Indonesia stabil.
"Alhamdulillah itu tidak terjadi di negeri kita. Dan mungkin saat ini justru yang terjadi dan sering muncul di televisi yang terkenal malah war takjil. Artinya rebutan belanja takjil, artinya ekonomi masyarakat Indonesia saat ini, Alhamdulillah," ujar Sigit saat menghadiri kegiatan buka bersama TNI-Polri yang dihadiri Panglima TNI dan Menko Polhukam di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2024).
Tren positif tersebut, kata Sigit, harus dipertahankan ke depannya. Terlebih, tren itu juga menunjukkan keberagaman Indonesia yang tetap terbalut nilai persatuan dan kesatuan.
"Oleh karena itu saya ingatkan baru saja kita melaksanakan serangkaian kegiatan demokrasi yang tentunya di situ terjadi perbedaan pendapat, yang kalau kita biarkan tentunya akan terus memunculkan polarisasi," katanya.
"Kita harus menjadi pelopor di dalam menjaga persatuan dan kesatuan. Sehingga walaupun perbedaan pendapat yang ada, namun yang namanya persatuan dan kesatuan menjadi prioritas yang harus terus kita utamakan," sambungnya.
Dengan terjaganya persatuan dan kesatuan, Sigit menambahkan perekonomian Indonesia tetap stabil serta terjaga dengan baik. Dengan begitu, visi Indonesia Emas 2045 akan terwujud.
"Sekali lagi, mudah-mudahan hikmah bulan Ramadan ini, hikmah buka puasa yang kita laksanakan ini akan terus menjaga, akan terus mempertahankan persatuan dan kesatuan yang selama ini tentunya menjadi modal utama untuk kita semua mewujudkan Indonesia menjadi lebih baik, menuju visi Indonesia Emas 2045," jelasnya.
"Alhamdulillah itu tidak terjadi di negeri kita. Dan mungkin saat ini justru yang terjadi dan sering muncul di televisi yang terkenal malah war takjil. Artinya rebutan belanja takjil, artinya ekonomi masyarakat Indonesia saat ini, Alhamdulillah," ujar Sigit saat menghadiri kegiatan buka bersama TNI-Polri yang dihadiri Panglima TNI dan Menko Polhukam di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2024).
Tren positif tersebut, kata Sigit, harus dipertahankan ke depannya. Terlebih, tren itu juga menunjukkan keberagaman Indonesia yang tetap terbalut nilai persatuan dan kesatuan.
"Oleh karena itu saya ingatkan baru saja kita melaksanakan serangkaian kegiatan demokrasi yang tentunya di situ terjadi perbedaan pendapat, yang kalau kita biarkan tentunya akan terus memunculkan polarisasi," katanya.
"Kita harus menjadi pelopor di dalam menjaga persatuan dan kesatuan. Sehingga walaupun perbedaan pendapat yang ada, namun yang namanya persatuan dan kesatuan menjadi prioritas yang harus terus kita utamakan," sambungnya.
Dengan terjaganya persatuan dan kesatuan, Sigit menambahkan perekonomian Indonesia tetap stabil serta terjaga dengan baik. Dengan begitu, visi Indonesia Emas 2045 akan terwujud.
"Sekali lagi, mudah-mudahan hikmah bulan Ramadan ini, hikmah buka puasa yang kita laksanakan ini akan terus menjaga, akan terus mempertahankan persatuan dan kesatuan yang selama ini tentunya menjadi modal utama untuk kita semua mewujudkan Indonesia menjadi lebih baik, menuju visi Indonesia Emas 2045," jelasnya.
(kri)