Dekan FU UIN Syarif Hidayatullah: Islamophobia Sama dengan Fenomena Rasisme
loading...
A
A
A
”Sebagai fakta bahwa fenomena Islamophobia sudah terjadi sejak dahulu kala, dan telah tertulis oleh naskah klasik yang bahkan ditulis oleh penganut Islam sendiri,” katanya.
Sedangkan, Amin Nurdin menyebut istilah Islamophobia secara bahasa diartikan ketakutan. Secara definitif pertama kali diperkenalkan sebagai suatu konsep dalam sebuah laporan Runnymede Trust Report di 1991 sebagai permusuhan yang tidak berdasar terhadap Islam.
“Insiden WTC merupakan puncak Islamophobia dan menjadi fenomena yang global dan merupakan hal yang normal, yang awalnya Islamophobia ini hanya seputar teologis, namun kemudian merebak menjelma menjadi kebencian itu sendiri,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Andar Nubowo, dalam pemaparannya mengangkat judul “Islamophobia di Eropa Barat: Sejarah, Akar dan Aktor”. Menurutnya, Islamophobia adalah ketakutan pada Islam dan simbolnya.
“Sedangkan Islamofia adalah cinta, kekaguman pada Islam, simbol dan peradabannya. Islamophobia berkembang dalam konteks hubungan agama, politik, sosial dan ekonomi yang tidak harmonis,” ujarnya.
Andar menyebut, Islam di Barat mengutarakan paham politik nasionalis, ultranasionalis hingga sayap ekstrem kanan di Eropa. Menurutnya, agama Islam menjadi kambing hitam di dalam ruang politik terkait kebijakan-kebijakan yang ada.
Sementara Rakeeman R.A.M. Jumaan mengatakan, pada 15 Maret 2022 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan sebagai The Internasional Day To Combat Islamophobia (Hari Internasional Melawan Islamophobia).
Dia menjelaskan, definisi Islamophobia singkatnya adalah permusuhan tidak berdasar terhadap umat Islam. Dengan demikian ketakutan atau kebencian terhadap semua atau sebagian besar umat Islam.
“Adapun akar mengapa ketakutan dan kebencian terhadap Muslim Ahmadiyah karena tuduhan-tuduhan seperti mereka tidak melaksanakan salat, tidak berpuasa, dianggap memiliki nabi, kitab suci, tempat ibadah sendiri, tata cara salat sendiri, tuduhan-tuduhan tersebut berkembang menjadi ketakutan dan kebencian terhadap Muslim Ahmadiyah,” tegasnya.
Ketua Pelaksana Kegiatan, Yuminah mengatakan, secara singkat bisa dilihat beragam definisi terkait fenomena Islamophobia ini dari beberapa narasumber di atas.
Sedangkan, Amin Nurdin menyebut istilah Islamophobia secara bahasa diartikan ketakutan. Secara definitif pertama kali diperkenalkan sebagai suatu konsep dalam sebuah laporan Runnymede Trust Report di 1991 sebagai permusuhan yang tidak berdasar terhadap Islam.
“Insiden WTC merupakan puncak Islamophobia dan menjadi fenomena yang global dan merupakan hal yang normal, yang awalnya Islamophobia ini hanya seputar teologis, namun kemudian merebak menjelma menjadi kebencian itu sendiri,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Andar Nubowo, dalam pemaparannya mengangkat judul “Islamophobia di Eropa Barat: Sejarah, Akar dan Aktor”. Menurutnya, Islamophobia adalah ketakutan pada Islam dan simbolnya.
“Sedangkan Islamofia adalah cinta, kekaguman pada Islam, simbol dan peradabannya. Islamophobia berkembang dalam konteks hubungan agama, politik, sosial dan ekonomi yang tidak harmonis,” ujarnya.
Andar menyebut, Islam di Barat mengutarakan paham politik nasionalis, ultranasionalis hingga sayap ekstrem kanan di Eropa. Menurutnya, agama Islam menjadi kambing hitam di dalam ruang politik terkait kebijakan-kebijakan yang ada.
Sementara Rakeeman R.A.M. Jumaan mengatakan, pada 15 Maret 2022 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan sebagai The Internasional Day To Combat Islamophobia (Hari Internasional Melawan Islamophobia).
Dia menjelaskan, definisi Islamophobia singkatnya adalah permusuhan tidak berdasar terhadap umat Islam. Dengan demikian ketakutan atau kebencian terhadap semua atau sebagian besar umat Islam.
“Adapun akar mengapa ketakutan dan kebencian terhadap Muslim Ahmadiyah karena tuduhan-tuduhan seperti mereka tidak melaksanakan salat, tidak berpuasa, dianggap memiliki nabi, kitab suci, tempat ibadah sendiri, tata cara salat sendiri, tuduhan-tuduhan tersebut berkembang menjadi ketakutan dan kebencian terhadap Muslim Ahmadiyah,” tegasnya.
Ketua Pelaksana Kegiatan, Yuminah mengatakan, secara singkat bisa dilihat beragam definisi terkait fenomena Islamophobia ini dari beberapa narasumber di atas.