1.047 Mahasiswa Jadi Korban TPPO, Menko PMK: Prosedur Pemagangan akan Dirapikan

Selasa, 26 Maret 2024 - 19:35 WIB
loading...
1.047 Mahasiswa Jadi...
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah akan merapikan prosedur pemagangan. Foto/MPI/binti mufarida
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy merespons kasus 1.047 mahasiswa yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan modus magang atau ferienjob di Jerman. Muhadjir memastikan pemerintah akan merapihkan prosedur pemagangan.

Pasalnya, magang mahasiswa merupakan bagian dari program Merdeka Belajar. “Memang saya kira nanti harus kita rapikan sih prosedur pemagangan. Itu sebetulnya kan temanya pemagangan untuk Merdeka Belajar,” ungkap Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (26/3/2024).

Muhadjir mengatakan dirinya belum mendalami lebih lanjut mengenai kasus yang melibatkan ribuan mahasiswa magang di Jerman. Dia pun mengungkapkan seharusnya dalam program magang ada perjanjian tertulis antara penyedia kerja magang, pihak kampus, juga mahasiswa. “Kalau dari sisi saya, belum tahu seperti apa perjanjian-perjanjian yang dibuat antara pihak pengerah tenaga kerja dengan pihak kampus dan juga para mahasiswa yang diberangkatkan,” katanya.


Seharusnya, jika program magang ada perjanjian-perjanjiannya termasuk pemberian insentif bukan merupakan TPPO. “Tetapi kalau itu dalam rangka program pemagangan dan ada kepastian dalam perjanjian-perjanjian itu termasuk tentang semacam pemberian insentif kepada para mahasiswa serta kemudian jenis pekerjaannya jelas baik waktu dan seterusnya dipastikan, maka sebetulnya bisa saja tidak sampai ke TPPO.”

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu pun mengaku pernah melakukan kerja sama dengan Amerika Serikat tentang Program Magang Summer Job atau kerja musim panas.



“Karena saya dulu waktu jadi rektor juga melakukan itu juga tapi tidak dengan Eropa, melainkan dengan Amerika Serikat. Dulu ada Program Summer Job atau kerja musim panas namanya. Memang itu kan kerja libur artinya mengganti posisi para pekerja yang sedang liburan, kemudian diisi oleh mereka. Karena itu memang pekerjaannya rata-rata tidak spesifik atau tidak selalu cocok dengan bidang studi mahasiswa,” ujarnya.

Muhadjir mengatakan, dengan adanya program magang terutama di luar negeri maka akan meningkatkan keahlian kerja mahasiswa. “Karena mahasiswa ini menurut saya harus punya pengalaman yang beda, tidak harus terbatas dengan bidang keahliannya. Karena nanti kalau di dunia nyata dia tidak berhadapan dengan kasus yang spesifik juga.”

“Menurut saya kalau skemanya seperti itu, mana nanti kekurangannya di mana, masalahnya di mana. Tapi itu menurut saya adalah salah satu pilihan program pemagangan yang bagus. Karena berangkat ke luar negeri saja itu saya kira suatu hal yang belum tentu semua mahasiswa punya peluang. Kemudian apalagi punya pengalaman kerja,” pungkasnya.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1139 seconds (0.1#10.140)