KAMI Diklaim Gerakan Moral Berdimensi Politik tapi Bukan Politik Praktis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Salah satu inisiator berdirinya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Din Syamsuddin mengklaim gerakan yang dibentuknya merupakan sebuah gerakan moral. Gerakan moral yang dimaksudnya memiliki tujuan untuk meluruskan kiblat negara yang menurutnya telah keluar jalur dari cita-cita para pendiri bangsa.
"Ini adalah gerakan moral, kami ini menyatakan diri sebagai gerakan moral. Seluruh elemen dan komponen bangsa tiada lain tujuannya untuk meluruskan kiblat negara, meluruskan peran bangsa ini sesuai dengan cita-cita nasional yang ada di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945," ujarnya dalam konferensi pers daring, Sabtu (15/8/2020). (Baca juga: KAMI Akan Sampaikan Maklumat Berisi 8 Tuntutan kepada Pemerintahan Jokowi)
Lebih lanjut dia menuturkan, sebagai gerakan moral maka koalisi yang digagasnya memiliki dimensi politik. Namun, dia memastikan dimensi politiknya bukan mengarah ke dalam politik praktis.
"Gerakan kami juga berdimensi politik, tetapi bukan politik praktis. Ini dijamin untuk berserikat dan melakukan sosial control, bahwa nanti pendukung kami, jejaringnya melakukan aksi-aksi tu bagian dari gerakan moral," tuturnya.
Setidaknya, kata Din, KAMI telah mendapatkan banyak dukungan dari beragam daerah. Baik luar, maupun dalam negeri. "Dengan telah terbentuknya KAMI Sumut, KAMI Sumsel, KAMI Jateng, KAMI Jogjakarta, bahkan khusus di Jateng itu ada KAMI Solo, KAMI Semarang. Kemudian ada KAMI Jatim, KAMI Jabar, KAMI Kalsel, KAMI Sulsel, KAMI Sulbar, KAMI Kaltim, dan KAMI Gorontalo," jelasnya.
"Kami juga amat terharu sudah terbentuk KAMI di luar negeri. Oleh warga negara Indonesia (WNI) di sana, baik di Amerika Serikat, Australia, KAMI Selandia Baru, KAMI Qatar, KAMI Swiss, dan KAMI Taiwan. Taiwan itu baru tadi malam, dan beberapa negara eropa lainnya," imbuhnya.
Dia berpesan jangan menanggap remeh gerakan yang digagas olehnya dan sejumlah tokoh. Menurutnya, jangan juga menghadapi gerakan ini dengan sikap-sikap yang represif ataupun sinis.
"Jangan anggap remeh kami. Kami telah menyatakan diri dalam sebuah perjuangan yang sungguh-sungguh. Karena kalau itu terjadi, kami justru akan mengencangkan gerakan. Itu dapat dipastikan. Jangan lakukan langkah-langkah itu, kami pejuang yang menyerahkan diri untuk bangsa dan negara ini," paparnya. (Baca juga: Didukung Banyak Pihak, Din Syamsuddin: KAMI Koalisi yang Sangat Majemuk)
Untuk diketahui, KAMI akan mendeklarasikan diri pada Selasa 18 Agustus 2020, di Lapangan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Setidaknya, terdapat 150 tokoh yang telah sepakat dan ikut serta dalam deklarasi ini, mulai dari Rachmawati Soekarnoputri, eks Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, hingga mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
"Ini adalah gerakan moral, kami ini menyatakan diri sebagai gerakan moral. Seluruh elemen dan komponen bangsa tiada lain tujuannya untuk meluruskan kiblat negara, meluruskan peran bangsa ini sesuai dengan cita-cita nasional yang ada di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945," ujarnya dalam konferensi pers daring, Sabtu (15/8/2020). (Baca juga: KAMI Akan Sampaikan Maklumat Berisi 8 Tuntutan kepada Pemerintahan Jokowi)
Lebih lanjut dia menuturkan, sebagai gerakan moral maka koalisi yang digagasnya memiliki dimensi politik. Namun, dia memastikan dimensi politiknya bukan mengarah ke dalam politik praktis.
"Gerakan kami juga berdimensi politik, tetapi bukan politik praktis. Ini dijamin untuk berserikat dan melakukan sosial control, bahwa nanti pendukung kami, jejaringnya melakukan aksi-aksi tu bagian dari gerakan moral," tuturnya.
Setidaknya, kata Din, KAMI telah mendapatkan banyak dukungan dari beragam daerah. Baik luar, maupun dalam negeri. "Dengan telah terbentuknya KAMI Sumut, KAMI Sumsel, KAMI Jateng, KAMI Jogjakarta, bahkan khusus di Jateng itu ada KAMI Solo, KAMI Semarang. Kemudian ada KAMI Jatim, KAMI Jabar, KAMI Kalsel, KAMI Sulsel, KAMI Sulbar, KAMI Kaltim, dan KAMI Gorontalo," jelasnya.
"Kami juga amat terharu sudah terbentuk KAMI di luar negeri. Oleh warga negara Indonesia (WNI) di sana, baik di Amerika Serikat, Australia, KAMI Selandia Baru, KAMI Qatar, KAMI Swiss, dan KAMI Taiwan. Taiwan itu baru tadi malam, dan beberapa negara eropa lainnya," imbuhnya.
Dia berpesan jangan menanggap remeh gerakan yang digagas olehnya dan sejumlah tokoh. Menurutnya, jangan juga menghadapi gerakan ini dengan sikap-sikap yang represif ataupun sinis.
"Jangan anggap remeh kami. Kami telah menyatakan diri dalam sebuah perjuangan yang sungguh-sungguh. Karena kalau itu terjadi, kami justru akan mengencangkan gerakan. Itu dapat dipastikan. Jangan lakukan langkah-langkah itu, kami pejuang yang menyerahkan diri untuk bangsa dan negara ini," paparnya. (Baca juga: Didukung Banyak Pihak, Din Syamsuddin: KAMI Koalisi yang Sangat Majemuk)
Untuk diketahui, KAMI akan mendeklarasikan diri pada Selasa 18 Agustus 2020, di Lapangan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Setidaknya, terdapat 150 tokoh yang telah sepakat dan ikut serta dalam deklarasi ini, mulai dari Rachmawati Soekarnoputri, eks Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, hingga mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
(kri)