Survei LSI Denny JA: Mayoritas Publik Setuju Keputusan KPU atas Hasil Pilpres 2024
loading...
A
A
A
Koalisi Semi Permanen 20 Tahun
Meski Prabowo-Gibran menang Pilpres, kata Ardian Sopa, tapi partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju belom mayoritas di DPR. Total perolehan suaranya sebesar 43,18%. Rinciannya, Golkar sebesar 15,29%; Gerindra 13,22%; Demokrat 7,43%; dan PAN 7,24%. Agar pemerintahan kuat, maka Prabowo-Gibran perlu dukungan partai tambahan.
"Perlu ada koalisi partai semi permanen minimal 20 tahun," katanya.
Koalisi partai semi permanen 20 tahun ini penting karena program raksasa seperti pindah ibu kota, hilirisasi, digitalisasi, dan makan siang gratis membutuhkan konsolidasi minimal 20 tahun agar tak goyah. Ganti presiden yang datang dari oposisi dapat mengganti program itu atau membuatnya gagal sebelum kematangan eksekusi program itu.
"Program IKN, hilirisasi, digitalisasi, makan siang gratis, hanya terlaksana tuntas, dengan membutuhkan waktu minimal 20 tahun berjalan, tanpa interupsi," katanya.
Menurut Ardian Sopa, koalisi partai semi permanen ternyata mendapat tempat di hati publik. Sebesar 75,8% publik setuju dengan wacana tersebut karena melanjutkan program-program Presiden Jokowi. Publik setuju pindah ibu kota sebesar 68,4%; program hilirisasi agar Indonesia tidak menjual bahan mentah ke luar tapi bahan yang diolah, terima publik sebesar 87,9%. Kemudian program digitalisasi pemerintah agar mengurangi korupsi, diterima publik sebesar 92,4%. Sedangkan program khas Prabowo-Gibran yaitu makan siang dan susu gratis disetujui publik sebesar 80,1%.
"Publik yang menyatakan sangat setuju/cukup setuju sebesar 75,8%. Publik yang menyatakan kurang setuju/tidak setuju sama sekali sebesar 15,1%. Sebesar 9,1% tidak tahu/tidak menjawab," katanya.
Angka 75,8% bukan hanya mayoritas tetapi mayoritas besar. Sebab, jika di-breakdown dari pilihan capres 2024, terlihat bahwa pemilih Ganjar-Mahfud yang paling tinggi persetujuannya terhadap koalisi partai semi permanen. Diikuti oleh pemilih Anies-Muhaimin, baru kemudian pemilih Prabowo-Gibran.
"Pemilih 01 yang menyatakan setuju terhadap koalisi partai semi permanen sebesar 75,9%; pemilih 02 yang setuju sebesar 74,4%; dan pemilih 03 sebesar 80,7%," katanya.
Jika dilihat dari pemilih partai, pemilih PDIP yang setuju sebesar 77,9%; Golkar 70,1%; Gerindra 77,8%; PKB 81,0%; Nasdem 79,4%; dan PAN 88,3%.
Jika dilihat dari hasil survei tersebut, kata Ardian Sopa, maka kemungkinan besar koalisi semi permanan 20 tahun bisa terwujud. Namun ia juga mengingatkan bahwa bisa saja koalisi partai semi permanen batal.
Meski Prabowo-Gibran menang Pilpres, kata Ardian Sopa, tapi partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju belom mayoritas di DPR. Total perolehan suaranya sebesar 43,18%. Rinciannya, Golkar sebesar 15,29%; Gerindra 13,22%; Demokrat 7,43%; dan PAN 7,24%. Agar pemerintahan kuat, maka Prabowo-Gibran perlu dukungan partai tambahan.
"Perlu ada koalisi partai semi permanen minimal 20 tahun," katanya.
Koalisi partai semi permanen 20 tahun ini penting karena program raksasa seperti pindah ibu kota, hilirisasi, digitalisasi, dan makan siang gratis membutuhkan konsolidasi minimal 20 tahun agar tak goyah. Ganti presiden yang datang dari oposisi dapat mengganti program itu atau membuatnya gagal sebelum kematangan eksekusi program itu.
"Program IKN, hilirisasi, digitalisasi, makan siang gratis, hanya terlaksana tuntas, dengan membutuhkan waktu minimal 20 tahun berjalan, tanpa interupsi," katanya.
Menurut Ardian Sopa, koalisi partai semi permanen ternyata mendapat tempat di hati publik. Sebesar 75,8% publik setuju dengan wacana tersebut karena melanjutkan program-program Presiden Jokowi. Publik setuju pindah ibu kota sebesar 68,4%; program hilirisasi agar Indonesia tidak menjual bahan mentah ke luar tapi bahan yang diolah, terima publik sebesar 87,9%. Kemudian program digitalisasi pemerintah agar mengurangi korupsi, diterima publik sebesar 92,4%. Sedangkan program khas Prabowo-Gibran yaitu makan siang dan susu gratis disetujui publik sebesar 80,1%.
"Publik yang menyatakan sangat setuju/cukup setuju sebesar 75,8%. Publik yang menyatakan kurang setuju/tidak setuju sama sekali sebesar 15,1%. Sebesar 9,1% tidak tahu/tidak menjawab," katanya.
Angka 75,8% bukan hanya mayoritas tetapi mayoritas besar. Sebab, jika di-breakdown dari pilihan capres 2024, terlihat bahwa pemilih Ganjar-Mahfud yang paling tinggi persetujuannya terhadap koalisi partai semi permanen. Diikuti oleh pemilih Anies-Muhaimin, baru kemudian pemilih Prabowo-Gibran.
"Pemilih 01 yang menyatakan setuju terhadap koalisi partai semi permanen sebesar 75,9%; pemilih 02 yang setuju sebesar 74,4%; dan pemilih 03 sebesar 80,7%," katanya.
Jika dilihat dari pemilih partai, pemilih PDIP yang setuju sebesar 77,9%; Golkar 70,1%; Gerindra 77,8%; PKB 81,0%; Nasdem 79,4%; dan PAN 88,3%.
Jika dilihat dari hasil survei tersebut, kata Ardian Sopa, maka kemungkinan besar koalisi semi permanan 20 tahun bisa terwujud. Namun ia juga mengingatkan bahwa bisa saja koalisi partai semi permanen batal.