Mitigasi Perubahan Iklim, Penanaman Pohon Serentak Terus Berlanjut

Kamis, 14 Maret 2024 - 14:07 WIB
loading...
Mitigasi Perubahan Iklim, Penanaman Pohon Serentak Terus Berlanjut
Menteri LHK Siti Nurbaya pimpin penanaman 231 bibit mangrove di Mangrove Education Center Sungai Pakning, Kabupaten Bengkalis, Riau, Kamis (7/3/2024). Foto/Dok. SINDOnews
A A A
BENGKALIS - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( KLHK ) melanjutkan rangkaian kegiatan penanaman pohon secara serentak di seluruh Indonesia. Penanaman pohon serentak ini merupakan kali keempat sekaligus memperingati Hari Bakti Rimbawan 2024 ke-41 yang diperingati setiap 16 Maret.

Kali ini kegiatan digelar di Mangrove Education Center Sungai Pakning, Kabupaten Bengkalis, Riau, Kamis (7/3/2024). Dalam kegiatan itu, Menteri LHK Siti Nurbaya dan Senior Fellow Bezos Earth Foundation UK Lord Goldsmith menanam mangrove bersama para jajaran KLHK, bersama pemda, dan seluruh komponen masyarakat serta dunia usaha.

“Pada kesempatan Hari Bhakti Rimbawan ke-41 ini saya mengajak seluruh rimbawan baik di Kementerian LHK, pemerintah daerah, business leaders dan para aktivis, para pemangku kepentingan yang ada dan seluruh masyarakat, untuk dapat bersama bahu membahu memberikan kontribusi pemikiran dan kegiatan nyata di tingkat tapak secara masif dan terukur,” kata Menteri Siti.

Mereka menanam sebanyak 231 bibit mangrove di kawasan Mangrove Education Center Desa Pangkalan Jambi Sungai Pakning. Kawasan ini dibangun untuk mendukung pencapaian target pemerintah dalam perlindungan ekologis, sekaligus meningkatkan konservasi lingkungan dan sumber daya pesisir yang bekerja sama dengan dunia usaha.

Penanaman serentak ini sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim , pemulihan kualitas lingkungan hidup, dan percepatan rehabilitasi hutan dan lahan. Juga sebagai upaya memperbaiki kualitas lingkungan dengan memperbanyak tegakan pohon/tanaman.

Indonesia sebagai pemilik hutan tropis terbesar ketiga di dunia, mempunyai arti sangat penting dalam upaya pengendalian iklim global. Hutan merupakan salah satu kunci untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, mendinginkan udara dan melindungi kita dari kekeringan, panas ekstrem, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati, atau yang biasa disebut triple planetary crisis.

Pengembangan kawasan pesisir terpadu mengintegrasikan mitigasi risiko bencana pesisir, perlindungan keanekaragaman hayati berbasis mangrove dan pemanfaatan berkelanjutan oleh masyarakat untuk wisata alam. Pantai utara Kabupaten Bengkalis rawan mengalami abrasi yang harus segera ditanggulangi.

Pencegahan abrasi dapat dilakukan dengan memperkuat kawasan ekosistem mangrove, yang secara alami dapat menahan erosi pantai dan menjaga kestabilan garis pantai. Kegiatan dilanjutkan dengan berkunjung ke kawasan Arboretum Gambut Marsawa yang merupakan kawasan eduwisata gambut terbesar di Riau.

Di lokasi ini pengunjung selain dapat menikmati keindahan alam juga menjadi sarana pendidikan dan penelitian keragaman hayati ekosistem mangrove. Kawasan aboretum ini melibatkan kolaborasi dengan PT Kilang Pertamina Internasional Unit II Sei Pakning yang mampu menghasilkan beberapa fasilitas penunjang seperti kawasan wisata, saung edukasi dan rumah bibit. Arboretum seluas 1,1 hektare ini memiliki biodiversitas khas gambut yang beragam seperti meranti, mentangor, gaharu, geronggang, gelam, dan berbagai jenis kantong semar (nephentes).

Tak hanya kegiatan menanam, Siti Nurbaya bersama Lord Goldsmith dan rombongan juga meninjau lokasi best practice pengelolaan aspek hidrologis (water management) lahan gambut di Kabupaten Pelalawan. Rombongan mendapatkan penjelasan mengenai pemantauan Tinggi Muka Air Tanah Lahan Gambut serta tinjauan ke sekat kanal.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1482 seconds (0.1#10.140)