Ini Penyebab Cekcok Antara Wakil Ketua KPK dengan Anak Amien Rais
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anak mantan Ketua MPR Amies Rais, Ahmad Mumtaz Rais terlibat cekcok dengan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango di pesawat Garuda Indonesia dengan rute terbang Gorontalo-Makassar-Jakarta. Saat kejadian, Nawawi sedang melakukan perjalanan dinasnya.
Pelaksana tugas (Plt) Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan, Nawawi berangkat ke Gorontalo dalam rangka koordinasi pemberantasan korupsi dengan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dengan Aparat Penegak Hukum (APH). (Baca juga: Anak Amien Rais Ribut di Pesawat, Begini Respons PAN)
"Wakil Ketua KPK Nawawi Pamolango melakukan perjalanan dinas ke Gorontalo dalam rangka menjalankan tugas kegiatan koordinasi pemberantasan korupsi dengan APH dan APIP di wilayah Provinsi Gorontalo yang dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus sampai 12 Agustus 2020," kata Ali salam keterangan tertulisnya, Jumat (14/8/2020). (Baca juga: Pesan Amien Rais untuk Jokowi: Terus Atau Mundur)
Ali menjelaskan, ketika hendak kembali ke Jakarta, pesawat terlebih dahulu singgah di Makassar untuk melakukan pengisian bahan bakar. Kejadian cekcok bermula saat pramugari memberikan peringatan melalui pengeras suara sebanyak tiga kali agar tidak ada lagi penumpang yang menghidupkan alat komunikasi.
Nawawi saat itu melihat salah satu penumpang tidak mengindahkan imbauan yang telah diberikan oleh pramugari dan yang bersangkutan terus berbicara melalui teleponnya. Sementara Nawawi melihat dari jendela di samping tempat duduknya ada kendaraan pengisi bahan bakar di sekitar pesawat.
"Maka, dengan pertimbangan keselamatan seluruh penumpang, Nawawi mengingatkan penumpang itu untuk mematuhi aturan yang berlaku di penerbangan," kata Ali.
Ali menjelaskan, penumpang itu tidak merespons dan tetap bicara melalui telepon. Lantas, Nawawi kembali ke kursi, namun secara tiba-tiba dikejutkan dengan perkataan penumpang tersebut. "Penumpang yang diingatkan tadi justru kemudian mengatakan 'kamu siapa?' Hal ini dijawab Nawawi, 'saya penumpang pesawat ini dan oleh karenanya wajib mengingatkan sesama demi keselamatan bersama',” ujar Ali menirukan percakapan Nawawi.
Namun, penumpang yang kemudian diketahui putera Amien Rais itu tetap tidak mengindahkan dan menyampaikan beberapa hal. Hingga sampai pada akhirnya terucap salah satu kalimat yang kurang lebih mengatakan bahwa dia di sini bersama Wakil Ketua Komisi III DPR dengan mengarah ke salah satu kursi kedua di belakang Nawawi duduk.
"Atas jawaban tersebut kemudian Nawawi merespons bahwa ini adalah kewajiban kita sesama penumpang untuk mengingatkan demi keselamatan bersama. Tidak ada hubungannya dengan posisi sebagai pejabat di manapun, termasuk di DPR," lanjut Ali.
Ali menuturkan, Nawawi amat memahami mitra kerja di Komisi III DPR adalah orang-orang yang paham hukum, sehingga tidak mungkin akan bersifat arogan membela jika ada pelanggaran aturan di penerbangan tersebut.
"Setelah akhirnya diketahui bahwa Nawawi adalah Pimpinan KPK, ada upaya dari penumpang lain yang tadi disebut salah satunya dari unsur Pimpinan Komisi III DPR untuk meredakan persoalan. Namun tentu saja kita memahami persoalannya bukan pada aspek pribadi Nawawi, tetapi bagaimana kita memahami dan mematuhi aturan penerbangan yang berlaku dan bersedia diingatkan jika keliru," kata Ali.
Setelahnya, Nawawi mengatakan, kalau begitu nanti setelah di bandara dirinya akan menginformasikan hal tersebut kepada petugas yang berwenang. Setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Nawawi langsung memberikan informasi adanya kejadian ini kepada Kapospol Terminal 3F.
Nawawi, sambung Ali, telah memastikan bahwa hal ini bukan masalah pribadinya. Tujuannya, agar menjadi pembelajaran bagi seluruhnya untuk patuh pada aturan yang berlaku, terkhusus di penerbangan, karena itu terkait dengan keselamatan seluruh penumpang.
"Apapun jabatan kita, bukan berarti membuat kita dikecualikan dari kewajiban etik dan hukum agar patuh pada peraturan yang berlaku. Justru pejabat publik wajib memberikan contoh integritas dalam hal apapun," katanya.
Pelaksana tugas (Plt) Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan, Nawawi berangkat ke Gorontalo dalam rangka koordinasi pemberantasan korupsi dengan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dengan Aparat Penegak Hukum (APH). (Baca juga: Anak Amien Rais Ribut di Pesawat, Begini Respons PAN)
"Wakil Ketua KPK Nawawi Pamolango melakukan perjalanan dinas ke Gorontalo dalam rangka menjalankan tugas kegiatan koordinasi pemberantasan korupsi dengan APH dan APIP di wilayah Provinsi Gorontalo yang dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus sampai 12 Agustus 2020," kata Ali salam keterangan tertulisnya, Jumat (14/8/2020). (Baca juga: Pesan Amien Rais untuk Jokowi: Terus Atau Mundur)
Ali menjelaskan, ketika hendak kembali ke Jakarta, pesawat terlebih dahulu singgah di Makassar untuk melakukan pengisian bahan bakar. Kejadian cekcok bermula saat pramugari memberikan peringatan melalui pengeras suara sebanyak tiga kali agar tidak ada lagi penumpang yang menghidupkan alat komunikasi.
Nawawi saat itu melihat salah satu penumpang tidak mengindahkan imbauan yang telah diberikan oleh pramugari dan yang bersangkutan terus berbicara melalui teleponnya. Sementara Nawawi melihat dari jendela di samping tempat duduknya ada kendaraan pengisi bahan bakar di sekitar pesawat.
"Maka, dengan pertimbangan keselamatan seluruh penumpang, Nawawi mengingatkan penumpang itu untuk mematuhi aturan yang berlaku di penerbangan," kata Ali.
Ali menjelaskan, penumpang itu tidak merespons dan tetap bicara melalui telepon. Lantas, Nawawi kembali ke kursi, namun secara tiba-tiba dikejutkan dengan perkataan penumpang tersebut. "Penumpang yang diingatkan tadi justru kemudian mengatakan 'kamu siapa?' Hal ini dijawab Nawawi, 'saya penumpang pesawat ini dan oleh karenanya wajib mengingatkan sesama demi keselamatan bersama',” ujar Ali menirukan percakapan Nawawi.
Namun, penumpang yang kemudian diketahui putera Amien Rais itu tetap tidak mengindahkan dan menyampaikan beberapa hal. Hingga sampai pada akhirnya terucap salah satu kalimat yang kurang lebih mengatakan bahwa dia di sini bersama Wakil Ketua Komisi III DPR dengan mengarah ke salah satu kursi kedua di belakang Nawawi duduk.
"Atas jawaban tersebut kemudian Nawawi merespons bahwa ini adalah kewajiban kita sesama penumpang untuk mengingatkan demi keselamatan bersama. Tidak ada hubungannya dengan posisi sebagai pejabat di manapun, termasuk di DPR," lanjut Ali.
Ali menuturkan, Nawawi amat memahami mitra kerja di Komisi III DPR adalah orang-orang yang paham hukum, sehingga tidak mungkin akan bersifat arogan membela jika ada pelanggaran aturan di penerbangan tersebut.
"Setelah akhirnya diketahui bahwa Nawawi adalah Pimpinan KPK, ada upaya dari penumpang lain yang tadi disebut salah satunya dari unsur Pimpinan Komisi III DPR untuk meredakan persoalan. Namun tentu saja kita memahami persoalannya bukan pada aspek pribadi Nawawi, tetapi bagaimana kita memahami dan mematuhi aturan penerbangan yang berlaku dan bersedia diingatkan jika keliru," kata Ali.
Setelahnya, Nawawi mengatakan, kalau begitu nanti setelah di bandara dirinya akan menginformasikan hal tersebut kepada petugas yang berwenang. Setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Nawawi langsung memberikan informasi adanya kejadian ini kepada Kapospol Terminal 3F.
Nawawi, sambung Ali, telah memastikan bahwa hal ini bukan masalah pribadinya. Tujuannya, agar menjadi pembelajaran bagi seluruhnya untuk patuh pada aturan yang berlaku, terkhusus di penerbangan, karena itu terkait dengan keselamatan seluruh penumpang.
"Apapun jabatan kita, bukan berarti membuat kita dikecualikan dari kewajiban etik dan hukum agar patuh pada peraturan yang berlaku. Justru pejabat publik wajib memberikan contoh integritas dalam hal apapun," katanya.
(nbs)