OSO: Jangan Sudutkan Pemerintah dengan Pelemahan Rupiah

Kamis, 06 September 2018 - 13:32 WIB
OSO: Jangan Sudutkan Pemerintah dengan Pelemahan Rupiah
OSO: Jangan Sudutkan Pemerintah dengan Pelemahan Rupiah
A A A
JAKARTA - Ketua DPD Oesman Sapta Odang meminta seluruh elemen bangsa tak terus-menerus menggoreng isu kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) dan memojokkan Pemerintah. Menurutnya, kenaikan dolar AS merupakan siklus perekonomian dunia, bukan karena persoalan ekonomi dalam negeri.

Pria yang akrab disapa OSO melihat, pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan sejumlah politisi terkait kenaikan dolar AS dan turunnya nilai rupiah lebih karena ingin menjatuhkan kredibilitas Pemerintah.

Tujuannya tentu politik, yakni agar rakyat tak lagi percaya terhadap Pemerintah. Padahal, selama ini, Pemerintah terus bekerja keras dalam menjaga rupiah.

"Pandangan negatif yang dialamatkan kepada Pemerintah cenderung politis. Ada sasaran politik, supaya rakyat terpengaruh. Namun, saya yakin, rakyat tidak terpengaruh dengan ocehan yang tidak realistis,” ucap OSO wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (6/9/2018).

Dia menambahkan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS disebabkan krisis perekonomian global. Sedangkan dari sisi fundamental ekonomi dalam negeri, masih sangat kuat.

Oso meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan melemahnya nilai tukar rupiah. Dia yakin, masalah itu bakal segera teratasi dengan baik.

"Apa yang terjadi saat ini, bukan masalah perekonomian dalam negeri. Ini siklus ekonomi dunia. Dan kita sudah memiliki sistem yang kuat untuk melewatinya," ungkapnya.

Melemahnya nilai tukar, kata OSO, tak hanya dialami Indonesia. Bahkan, nilai tukar Turki anjlok 80 persen, Argentina 56 persen, dan Inggris 5 persen.

"Yang hebat adalah Jepang, minus dua persen. Sama dengan Meksiko. Dulu Meksiko paling jelek, sekarang bisa (bangkit). Artinya, ini disebabkan siklus ekonomi dunia," urainya.

OSO pun menyesalkan sikap orang-orang yang tidak memahami persoalan ekonomi tapi banyak bicara soal melemahnya nilai tukar. Padahal, sistem perekonomian dia masa pemerintahan Jokowi sudah terbangun baik, sehingga tak perlu ada kekhawatiran ekonomi memburuk akibat melemahnya nilai tukar.

"Sistem ini mau dirusak oleh pihak-pihak yang melawan Pemerintah. Saya menyesalkan, pelemahan nilai tukar dijadikan ‘alat politik’ untuk memengaruhi, mengajak rakyat untuk menyalahkan Pemerintah. Kalau mereka mau jujur, apa yang dilakukan Pemerintah kan sudah benar," jelas Senator asal Kalimantan Barat ini.

Kendati demikian, Ketua Umum Partai Hanura itu meyakini, rakyat Indonesia sudah semakin cerdas dan tak akan termakan wacana dari para politisi tadi. Terlebih, Pemerintah telah menunjukkan bukti nyata pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia.

"Saat ini, banyak uang masuk ke daerah. Itu mendorong perekonomian di daerah, menjadikan rakyat daerah semakin makmur," tegasnya.

Dia mengajak seluruh elemen bangsa untuk menyumbangkan pemikiran dan kerja nyata dalam membangun perekonomian, serta melindungi masyarakat ekonomi lemah. Dia meyakini, perekonomian Indonesia akan semakin kuat setelah melewati siklus ini.

"Ada yang menyatakan, karena masalah ini (nilai tukar) perekonomian rakyat kecil mati. Jangan begitu dong. Saya keliling ke berbagai daerah, pembangunan dan perekonomian masyarakat tubuh kok," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5978 seconds (0.1#10.140)