Grafik Sirekap KPU Hilang, Roy Suryo Dorong Segera Diaudit Forensik

Rabu, 06 Maret 2024 - 17:06 WIB
loading...
Grafik Sirekap KPU Hilang, Roy Suryo Dorong Segera Diaudit Forensik
Pakar Telematika Roy Suryo mendorong agar Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera diaudit forensik. Foto/Tangkapan layar
A A A
JAKARTA - Pakar Telematika Roy Suryo mendorong agar Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera diaudit forensik. Apalagi, sejak Selasa (5/3/2024) malam, Sirekap tidak menampilkan grafik perolehan suara pilpres hingga Pileg 2024.

“Sudah deh, dari awal dua minggu lalu saya bilang ini bahwa ini perlu audit forensik. Kalau mereka tidak mau audit forensik maka mereka melakukan pelanggaran UU Keterbukaan Informasi Publik, ini segera,” kata Roy Suryo dalam iNews Today, Rabu (6/3/2024).

Roy pun meminta jangan sampai hak angket untuk mengusut kecurangan pemilu berhenti. Mengingat, salah satu materi dalam hak angket adalah membedah Sirekap. “Jangan sampai angket berhenti, karena salah satu materi angket adalah membedah Sirekap ini,” tuturnya.





Roy menyesalkan adanya penghilangan grafik Sirekap yang sebelumnya menyajikan data-data perolehan suara secara pilpres ataupun pileg secara real count. “Saya sangat menyesalkan penghilangan data-data dan perhitungan yang selama ini ada di Sirekap, maka datanya diperbaiki bukan dihilangkan,” katanya.

Dia mengingatkan jangan sampai ada salah satu partai yang perolehan suara sebelumnya tidak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold bisa melonjak, yang akhirnya melebihi 4% suara.

“Cuman ini yang saya pesan ini, moga-moga prediksi saya tidak tidak benar ya, gitu. Besok jangan sampai angkanya terus tiba-tiba melonjak. Ada partai tiba-tiba masuk threshold, karena angkanya demikian kemudian menjadi demikian,” ujarnya.

Roy mengatakan saat ini selama hampir 1x24 jam, publik tidak tahu perolehan suara yang masuk di Sirekap. “Nah, kan kita blank selama 1 kali 24 jam. Jadi nanti bisa saja ada gradual angka, angka tambahan yang tidak bisa dimonitor tahu-tahu satu hasil sudah melonjak, satu hasil sudah hilang.”

“Kalau kemarin kan bisa dimonitor, kita bisa merekam. Jadi publik punya data dari Sirekap, nah kalau sekarang kan tidak. Ini bahaya,” pungkasnya.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1174 seconds (0.1#10.140)