Gerus Suara, PDIP Tak Persoalkan KH Ma'ruf Mundur dari PBNU dan MUI
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto tidak mempersoalkan jika KH Maruf Amin mundur dari jabatannya sebagai rais aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) atau ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).
PDIP menghormati jika hal itu menjadi pilihan KH Maruf atau keputusan dari pihak PBNU. Menurut Hasto, pihaknya sudah mengantisipasi jika pengunduran diri Maruf Amin berpengaruh pada perolehan suara bagi pasangan Joko Widodo-Maruf Amin pada Pilpres 2019 mendatang.
"Kalau kita melihat seluruh pergerakan itu melalui pengorganisasian. Pengorganisasian itu ada segmen pemilih, ada segmen organisasi. Kiyai Maruf Amin sebagai rais aam yang dihormati, tentu saja sosok tokoh bangsa memberikan dukungan. Kita lihat NU sebagai organisasi kita hormati," katanya di Media Center Jokowi, Jalan Cemara 9, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/8/2018).
Dia juga tidak mempersoalkan pertemuan antara Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj dengan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Kantor PBNU beberapa waktu lalu. Menurut dia, PBNU merupakan lembaga yang netral dari politik praktis sehingga keputusan itu harus dihormati.
"Sejak awal itu sudah dikalkulasi dengan sebaik-baiknya. Setiap aturan organisasi yang tumbuh di NU harus kita hormati bersama. Ini bukan aspek legalitasnya, tatapi proses legitimasinya, legitimasi inilah yang menetukan seseorang menjadi pemimpin," katanya.
PDIP menghormati jika hal itu menjadi pilihan KH Maruf atau keputusan dari pihak PBNU. Menurut Hasto, pihaknya sudah mengantisipasi jika pengunduran diri Maruf Amin berpengaruh pada perolehan suara bagi pasangan Joko Widodo-Maruf Amin pada Pilpres 2019 mendatang.
"Kalau kita melihat seluruh pergerakan itu melalui pengorganisasian. Pengorganisasian itu ada segmen pemilih, ada segmen organisasi. Kiyai Maruf Amin sebagai rais aam yang dihormati, tentu saja sosok tokoh bangsa memberikan dukungan. Kita lihat NU sebagai organisasi kita hormati," katanya di Media Center Jokowi, Jalan Cemara 9, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/8/2018).
Dia juga tidak mempersoalkan pertemuan antara Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj dengan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Kantor PBNU beberapa waktu lalu. Menurut dia, PBNU merupakan lembaga yang netral dari politik praktis sehingga keputusan itu harus dihormati.
"Sejak awal itu sudah dikalkulasi dengan sebaik-baiknya. Setiap aturan organisasi yang tumbuh di NU harus kita hormati bersama. Ini bukan aspek legalitasnya, tatapi proses legitimasinya, legitimasi inilah yang menetukan seseorang menjadi pemimpin," katanya.
(pur)