Ikrar Nusa Bhakti Sebut Hak Angket DPR Penting untuk Demokrasi Indonesia

Sabtu, 24 Februari 2024 - 20:48 WIB
loading...
Ikrar Nusa Bhakti Sebut...
Deklarasi petisi Forum Penyelamat Reformasi dan Demokrasi (FPRD) di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (24/2/2024) sore. FOTO/MPI/CARLOS ROY FAJARTA
A A A
JAKARTA - Pakar politik Ikrar Nusa Bhakti menilai wacana hak angket DPR untuk membongkar dugaan kecurangan Pemilu 2024 yang digulirkan partai politik sangat penting bagi demokrasi Indonesia. Sebab, ia menilai ada penyalahgunaan kekuasaan nyata dalam pelaksanaan pesta demokrasi ini.

Hal ini disampaikan Ikrar Nusa Bhakti kepada awak media usai menghadiri deklarasi petisi Forum Penyelamat Reformasi dan Demokrasi (FPRD) di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (24/2/2024) sore. Ikrar menyebutkan enam poin petisi telah disampaikan oleh FPRD yang terdiri dari purnawirawan TNI-Polri dan tokoh sipil.

"Mereka saat ini memiliki satu kegundahan bagaimana masa depan Republik Indonesia, tidak ada kaitannya dengan paslon capres-cawapres manapun," kata Ikrar.



Para purnawirawan tersebut, kata Ikrar, telah menjadi saksi maupun pelaku setelah mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Wiranto memberikan lampu hijau supaya mendukung gerakan mahasiswa sejak era Reformasi 1998.

"Kalau Anda lihat pernyataan para purnawirawan TNI dan Polri tidak terlalu galak sekali, pernyataan pertama kan meminta agar Presiden RI Joko Widodo mengundurkan diri, karena beliau dianggap sebagai penanggung jawab pelaksanaan Pemilu 2024 di Indonesia yang patut diduga melakukan suatu abuse of power," kata Ikrar.

Penyalahgunaan kekuasaan tersebut, kata Ikrar, telah terjadi saat sebelum Pemilu misalnya melakukan rekayasa putusan Mahkamah Konstitusi (MK), kemudian gerakan politik apabila tidak menuruti keinginan presiden, maka bisa menjadi tersangka kasus korupsi.



"Contoh yang terlihat jelas kasat mata, bagaimana dia menjadikan anak sulungnya (Gibran Rakabuming Raka) menjadi cawapres. Ayah pasti akan membantu anaknya dengan cara apa pun, baik yang legal maupun ilegal," kata Ikrar.

Bantuan sosial (bansos) beras dan BLT juga harus benar-benar dikupas tuntas. Pemerintah, kata Ikrar, harus menjelaskan berapa bantuan pada 2023 dan 2024, dan mengapa dilakukan secara bertubi-tubi sebelum Pemilu dan setelah Pemilu.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Generasi Muda FKPPI...
Generasi Muda FKPPI Komitmen Jaga Demokrasi di Tengah Transformasi Peran TNI
China yang Demokratis...
China yang Demokratis Ada di Taipei: Refleksi 50 Tahun Wafatnya Chiang Kai-shek
BMI Ajak Generasi Muda...
BMI Ajak Generasi Muda Tidak Lelah Menjaga Demokrasi
Ganjar-Mahfud Kalah...
Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres 2024, Megawati: Ini Rekayasa dari Mana Pelajarannya?
Danny Pomanto-Azhar...
Danny Pomanto-Azhar Arsyad Siap Buktikan 1,6 Juta Tanda Tangan Palsu ke MK
Setara Institute Nilai...
Setara Institute Nilai Kualitas Demokrasi Pilpres dan Pilkada 2024 Rendah
Demokrasi Digital Tunjuk...
Demokrasi Digital Tunjuk Tiga Advisor: Titi Anggraini, Meidy Fitranto, dan Emmy Samira
Habib Rizieq Bicara...
Habib Rizieq Bicara Hasil Pilpres dan Pilkada 2024, Ini Katanya
Momen Akrab Anies dan...
Momen Akrab Anies dan Ganjar Bertemu, Netizen: Menyala Pak!
Rekomendasi
5 Miliarder Perempuan...
5 Miliarder Perempuan Terkaya di Dunia dari Properti, Paling Tajir Rp210,7 Triliun
Asing Tak Lagi Mendominasi,...
Asing Tak Lagi Mendominasi, Ini 5 Besar Subsektor Realisasi Investasi Rp465,2 Triliun
4 Pemain Timnas Jepang...
4 Pemain Timnas Jepang yang Pernah Juara Liga Inggris, Terbaru Wataru Endo
Berita Terkini
Profesor Marsudi Dicopot...
Profesor Marsudi Dicopot dari Rektor Universitas Pancasila, Ada Apa?
13 menit yang lalu
Hasan Nasbi Mundur dari...
Hasan Nasbi Mundur dari Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan
36 menit yang lalu
Gelar Apel Kesiapsiagaan...
Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanganan Karhutla 2025, Menko Polkam: Tekan Angka Kebakaran
39 menit yang lalu
KDM Mau Kirim Siswa...
KDM Mau Kirim Siswa Bandel ke Barak Militer, Kang Tebe Beri Catatan
2 jam yang lalu
Presiden Aspek Ungkap...
Presiden Aspek Ungkap 10 Harapan Buruh Indonesia di May Day 2025
2 jam yang lalu
Usai Petinggi Berau...
Usai Petinggi Berau Coal dan Pamapersada, Giliran Adaro Jadi Saksi Kasus Minyak Mentah
3 jam yang lalu
Infografis
AS Butuh Rp15.919 Triliun...
AS Butuh Rp15.919 Triliun untuk Memodernisasi Senjata Nuklirnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved