Pemerintah Janji Berikan Layanan Haji yang Aman dan Nyaman

Selasa, 31 Juli 2018 - 23:15 WIB
Pemerintah Janji Berikan Layanan Haji yang Aman dan Nyaman
Pemerintah Janji Berikan Layanan Haji yang Aman dan Nyaman
A A A
JAKARTA - Suasana Embarkasi Haji Jakarta, Pondok Gede, Jakarta Timur, pekan-pekan ini dipenuhi dengan berbagai aktivitas persiapan pemberangkatan kelompok terbang (kloter) jemaah haji ke Tanah Suci. Seperti yang terlihat pada Sabtu (28/7/2018) pekan lalu, di Gedung Auditorium 2, tampak para petugas sangat sibuk melayani para jemaah yang tergabung dalam kloter 12 asal Jakarta Utara. Di tempat itu, layanan administrasi, kesehatan, dan lainnya dilakukan dengan baik.

Nah, sembari menunggu layanan dari para petugas, jemaah haji mendapatkan pembekalan dan pengetahuan tambahan tentang ibadah haji lewat acara "Dialog Haji" yang digelar SINDO Weekly. Acara ini terlaksana atas kerja sama Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama dan didukung Diabetasol.

Wakil Ketua II PPIH Embarkasi Jakarta, Pondok Gede, Sadirin yang menjadi narasumber dalam dialog itu memberikan sejumlah tips agar para jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan aman dan nyaman. Pertama, seluruh jemaah haji harus menaati apa yang sudah disampaikan para petugas haji tentang manasik haji, baik dari KBIH maupun PPIH Kementerian Agama. "Bimbingan manasik haji ini penting sekali diingat dan ditaati seluruh jemaah haji," ujarnya.

Kedua, saat berada di Tanah Suci, seluruh jemaah haji hendaknya tidak tergiur dengan tawaran-tawaran yang datang dari orang tak dikenal. Contoh, saat berada di Kabah, biasanya ada sekelompok masyarakat yang menawarkan jasa untuk jemaah dapat mencium hajar aswad. "Jadi saya ingatkan kepada seluruh jemaah haji untuk tidak percaya sama petugas atau orang di luar jemaah. Jangan terpengaruh tawaran mereka, apalagi harus membayar," ungkapnya.

Sadirin meminta para jemaah untuk tidak memaksakan diri mencium hajar aswad. "Mencium hajar aswad itu bukanlah rukun," tandasnya.

Dalam melayani jemaah haji agar dapat menjalankan ibadahnya secara aman dan nyaman, kata Sadirin, pemerintah melalui Kementerian Agama telah berupaya maksimal dan sebaik-baiknya memberikan berbagai layanan dan fasilitas. Mulai dari keberangkatan di Tanah Air, keberadaan di Tanah Suci, hingga kembali ke kampung halamannya lagi.

Layanan Prima
Di luar kegiatan Dialog Haji itu, tampak jelas bahwa layanan yang diberikan pemerintah kepada para jemaah berlangsung sangat efektif dan efisien. Hal itu bisa dilihat dari layanan yang ada di embarkasi Pondok Gede. Embarkasi ini menerapkan metode one stop service. Seluruh jemaah mendapat beragam fasilitas pelayanan. Seperti pengamanan koper-koper besar yang akan mereka bawa ke Tanah Suci. Di tempat yang sama, juga dilakukan layanan deteksi dini kesehatan oleh tim kesehatan yang akan mendampingi mereka.

"Di embarkasi ini, jemaah kita fasilitasi penginapan dengan kamar setara hotel bintang tiga. Dalam satu hari, jemaah mendapat makan tiga kali dan snack dua kali," kata Sadirin.

Embarkasi Pondok Gede juga memberikan pengaturan kunjungan tamu agar jemaah bisa beristirahat dengan tenang. "Tamu dan orang-orang yang ingin mengunjungi jemaah dilarang untuk masuk kamar. Kunjungan tamu difasilitasi di Plaza Telkom. Embarkasi menyediakan kendaraan yang kita namai mobil ajak-ijik untuk mengantar dan menjemput tamu dan jemaah," katanya.

Sadirin menambahkan, selama di Tanah suci, akan ada sejumlah petugas haji yang menyertai jemaah, yakni ketua kloter, pembimbing dan pembina ibadah, serta tim kesehatan. "Mereka harus memberikan layanan 24 jam. Tidak boleh membatasi waktu untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada jemaah haji. Kapan saja jemaah haji mau konsultasi, mengecek kesehatan, atau berobat, petugas kesehatan wajib melayani," kata Sadirin.

Sadirin menambahkan, pemerintah memang berusaha memberikan layanan optimal. Sebelum berangkat, jemaah sudah diberi pembekalan mengenai ibadah dan tata cara hidup selama berada di Arab Saudi. Saat di Tanah Suci pun kualitas layanan juga ditingkatkan. "Alhamdulillah, dalam pelaksanaan ibadah haji tahun ini, pemerintah sudah memberikan makan sebanyak 75 kali. Di Madinah, diberi makan sebanyak 18 kali plus snack. Lalu, di Makkah 41 kali dan di Arafah Mina sebanyak 16 kali. Insya Allah jemaah Indonesia sudah aman dan nyaman," katanya.

Hal senada disampaikan Kepala Bidang Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kemenag DKI Jakarta, Tabroni. Ia berpesan agar para jemaah mengonsumsi makanan yang disediakan meski tak sesuai selera lidah. "Pemerintah sudah semaksimal mungkin menyediakan makanan sesuai cita rasa makanan Indonesia. Tapi, mungkin tak bisa 100% pas di lidah," tuturnya.

Tabroni juga berpesan agar para jemaah selalu sarapan, meskipun hanya berupa roti. Sarapan ini penting untuk jemaah dapat beraktivitas dengan baik. Apalagi, cuaca di Tanah Suci cukup ekstrem. "Cuaca bisa mencapai 52 derajat Celcius," imbuhnya mengingatkan.

Sementara itu, dr Ervina Hasti Widyandini, Head of Medical of Marketing Kalbe Nutritional, yang juga menjadi narasumber dari Dialog Haji ini mengingatkan kepada jemaah yang memiliki penyakit diabetes untuk dapat mengatur aktivitasnya sebaik mungkin. Menurutnya, penyakit diabetes akan terpengaruh selama haji, mengingat adanya perubahan tingkat aktivitas fisik, seperti berjalan dan berdiri untuk waktu lama.

"Penderita diabetes harus selalu menjaga kondisi tubuhnya terhadap kemungkinan fluktuasi kadar darah dan rentannya dehidrasi. Pintarlah memilih makanan untuk menjaga gula darah dan perbanyak minum air putih terlebih suhu di sana sangat panas," tuturnya.

Ia berharap, jemaah penderita diabetes tersebut selalu berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan haji. "Setiap perubahan jenis makanan, pola makan, dan aktivitas harus didiskusikan sehingga dokter dapat memberitahu tentang tata cara mengonsumsi, termasuk obat atau insulin, apa dan kapan harus makan, serta bagaimana cara menghindari komplikasi diabetes selama ibadah haji," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0483 seconds (0.1#10.140)