Unhan Gelar IIDS 2018, Indonesia Perkuat Diplomasi Pertahanan

Kamis, 12 Juli 2018 - 03:01 WIB
Unhan Gelar IIDS 2018, Indonesia Perkuat Diplomasi Pertahanan
Unhan Gelar IIDS 2018, Indonesia Perkuat Diplomasi Pertahanan
A A A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia harus memperkuat diplomasi pertahanan dalam menghadapi kompleksitas ancaman dan ketidakpastian lingkungan global. Hal itu penting untuk menciptakan stabilitas keamanan dan mewujudkan perdamaian dunia.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto saat membuka seminar Indonesia International Defense Science Seminar (IIDSS) 2018 yang diselenggarakan oleh Universitas Pertahanan (Unhan) di Grand Mercure, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (11/7/2018).

"Diplomasi pertahanan adalah bentuk diplomasi yang memanfaatkan sumber daya pertahanan dengan cara dan metode diplomatik untuk kepentingan perdamaian," ujarnya.

Menurut Wiranto, perdamaian dunia adalah sesuatu yang harus diperjuangkan. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan komitmen dan semangat yang tinggi, resourches atau sumber daya yang banyak, strategi serta kerja keras yang berkelanjutan.

"Kita semua paham, tantangan bagi perwujudan perdamaian dunia masih tinggi. Ancaman terhadap keamanan nasional dan internasional semakin kompleks, sementara upaya dan kemampuan masih terbatas," katanya.

Senada, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, pentingnya penguatan diplomasi pertahanan dalam menghadapi masalah global. Menurut dia, Kementerian Pertahanan sudah mengimplementasikan diplomasi pertahanan melalui pendekatan persahabatan dengan empat kekuatan besar yakni Amerika Serikat, Rusia, China dan ASEAN.

"Pendekatan ini ditujukan untuk mewujudkan stabilitas kawasan. Dampak positif yang dirasakan yakni kondisi Laut China Selatan (LCS) yang mereda dan terciptanya kondisi kawasan yang stabil," ucapnya.

Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan Unhan sekaligus Ketua IIDSS Laksamana Muda TNI Amarulla Octavian mengatakan, penyelenggaraan kegiatan ini untuk menggali pemikiran-pemikiran baru dari para ilmuwan dan mencermati tatanan global untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan global.

"Acara ini diikuti oleh negara-negara seperti Australia, Jepang, Korea, Vietnam, Selandia Baru, Thailand. Termasuk 24 kampus seperti Universitas Indonesia (UI), ITB, IPB dan UGM. Total lebih dari 1.000 peserta," katanya.

Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati menilai, Indonesia International Defense Science Seminar (IIDSS) 2018 yang diselenggarakan oleh Unhan adalah forum ilmiah yang diakui masyarakat dunia.

"Dibandingkan penyelenggaraan IIDSS tahun lalu, para pembicara internasional dan peserta seminar ini lebih banyak dan lebih beragam latar belakang kepakarannya menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan," ujarnya.

Perempuan yang akrab disapa Nuning ini menyebut, topik-topik seminar juga sangat khas dari sudut pandang pertahanan negara dan keamanan nasional sebagai cakupan disiplin ilmu pertahanan.

Topik "Weapon of Mass Destruction" sangat relevan dengan situasi terkini di Timur Tengah dan Semenanjung Korea. Topik "Terrorism and Separatism" juga dinilai banyak pakar sangat tepat sebagai masukan kepada pemerintah Indonesia.

"Bahkan Topik "Media and Information Warfare" sangat tepat dibahas di tengah maraknya fake news, hate speech dan lain-lain yang sangat mengganggu masyarakat Indonesia akhir-akhir ini," katanya.

Mantan anggota Komisi l DPR ini berharap, aparat keamanan dan kalangan akademisi dapat berinteraksi selama seminar tersebut berlangsung sebagai salah satu wujud persatuan dan kesatuan.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8064 seconds (0.1#10.140)