Aktivis Katolik Dukung Prabowo-Gibran demi Keberlanjutan Pembangunan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ratusan aktivis Katolik menggelar Silaturahmi Kebangsaan Aktivis Katolik untuk Pemilu Damai Sekali Putaran demi Akselerasi Pembangunan Indonesia. Kegiatan ini bertempat di Hotel Oasis Amir, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (9/2/2024). Silaturahmi ini diinisiasi tokoh muda Katolik Stefanus Gusma.
Hadir dalam kegiatan ini Prof Sudrajad Djiwandono selaku tokoh sesepuh Katolik, Totok Lusida, sejumlah aktivis, politisi dari lintas partai, akademisi, pengacara, pengusaha, mahasiswa, dan berbagai profesi kaum awam Katolik lainnya, serta Romo Leo Malli, imam Keuskupan Agung Kupang.
Gusma mengatakan, kontestasi pesta demokrasi 2024 sejatinya merupakan gelanggang kompetisi elektoral dan dinamika politik yang terbuka bagi siapa pun.
“Ibarat garam dan terang, kehadiran aktivis Katolik mewarnai pesta demokrasi saat ini. Doa dan dukungan dari gereja serta seluruh umat menjadi penyemangat para rasul awam yang hari ini sedang berjuang dalam gelanggang,” ujarnya.
“Kami berkomitmen mendukung capres cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai bagian dari ikhtiar melanjutkan dan mengakselerasi keberhasilan pembangunan pemerintah hari ini agar semakin meluas dan berkeadilan,” tambahnya.
Hal lain yang menjadi catatan penting karena berbagai survei Tanah Air masih menempatkan elektabilitas Prabowo-Gibran melampaui the magic number 50 persen. Hal ini diperkuat tingkat kepuasan atas kinerja Presiden Jokowi masih sangat tinggi 80 persen.
“Umat Katolik melihat kesempatan untuk ambil bagian dalam akselerasi pembangunan ke depan. Tentu kami melihat bahwa Jokowi terasosiasi dengan paslon nomor urut 2," kata Gusma.
Dia mengajak seluruh aktivis Katolik berkomitmen penuh menyukseskan Pemilu 2024 yang damai dan tanpa kecurangan. Dia juga menolak segala bentuk penyebaran hoaks, ujaran kebencian, money politic, politisasi agama dan etika dalam proses politik elektoral yang berlangsung.
“Bila satu putaran pemilu ini tentu menghemat biaya dan efisiensi proses politik, sehingga dana yang tidak terpakai dapat dibelanjakan untuk agenda pembangunan dan pemberdayaan masyarakat selanjutnya,” ujar Gusma.
“Menindaklanjuti pernyataan Kardinal Ignatius Suharyo, alangkah baiknya kita berjalan bersama untuk menyuarakan Pemilu damai dan bebas dari segala bentuk kecurangan selaras dengan surat edaran Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Kiranya kita menjatuhkan pilihan berdasarkan hati nurani dan independen tanpa intimidasi, tekanan, dan paksaan yang menggelisahkan,” sambungnya.
Dia menambahkan walaupun berbeda pilihan politik, para aktivis Katolik adalah domba-domba yang setia dan berjanji akan selalu membawa nilai kekatolikan di mana pun mereka berada.
Hadir dalam kegiatan ini Prof Sudrajad Djiwandono selaku tokoh sesepuh Katolik, Totok Lusida, sejumlah aktivis, politisi dari lintas partai, akademisi, pengacara, pengusaha, mahasiswa, dan berbagai profesi kaum awam Katolik lainnya, serta Romo Leo Malli, imam Keuskupan Agung Kupang.
Gusma mengatakan, kontestasi pesta demokrasi 2024 sejatinya merupakan gelanggang kompetisi elektoral dan dinamika politik yang terbuka bagi siapa pun.
“Ibarat garam dan terang, kehadiran aktivis Katolik mewarnai pesta demokrasi saat ini. Doa dan dukungan dari gereja serta seluruh umat menjadi penyemangat para rasul awam yang hari ini sedang berjuang dalam gelanggang,” ujarnya.
“Kami berkomitmen mendukung capres cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai bagian dari ikhtiar melanjutkan dan mengakselerasi keberhasilan pembangunan pemerintah hari ini agar semakin meluas dan berkeadilan,” tambahnya.
Hal lain yang menjadi catatan penting karena berbagai survei Tanah Air masih menempatkan elektabilitas Prabowo-Gibran melampaui the magic number 50 persen. Hal ini diperkuat tingkat kepuasan atas kinerja Presiden Jokowi masih sangat tinggi 80 persen.
“Umat Katolik melihat kesempatan untuk ambil bagian dalam akselerasi pembangunan ke depan. Tentu kami melihat bahwa Jokowi terasosiasi dengan paslon nomor urut 2," kata Gusma.
Dia mengajak seluruh aktivis Katolik berkomitmen penuh menyukseskan Pemilu 2024 yang damai dan tanpa kecurangan. Dia juga menolak segala bentuk penyebaran hoaks, ujaran kebencian, money politic, politisasi agama dan etika dalam proses politik elektoral yang berlangsung.
“Bila satu putaran pemilu ini tentu menghemat biaya dan efisiensi proses politik, sehingga dana yang tidak terpakai dapat dibelanjakan untuk agenda pembangunan dan pemberdayaan masyarakat selanjutnya,” ujar Gusma.
“Menindaklanjuti pernyataan Kardinal Ignatius Suharyo, alangkah baiknya kita berjalan bersama untuk menyuarakan Pemilu damai dan bebas dari segala bentuk kecurangan selaras dengan surat edaran Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Kiranya kita menjatuhkan pilihan berdasarkan hati nurani dan independen tanpa intimidasi, tekanan, dan paksaan yang menggelisahkan,” sambungnya.
Dia menambahkan walaupun berbeda pilihan politik, para aktivis Katolik adalah domba-domba yang setia dan berjanji akan selalu membawa nilai kekatolikan di mana pun mereka berada.
(jon)