Ganjar-Walhi Sepakat Hilirisasi SDA untuk Tingkatkan Kesejahteraan Rakyat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo yang diusung Partai Persatuan Indonesia (Perindo) menyambangi Kantor Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Ganjar berdiskusi tentang banyak hal terkait persoalan lingkungan.
Beberapa isu dibahas dalam pertemuan itu. Mulai tata kelola sumber daya alam yang baik, melakukan review terhadap pertambangan dan perkebunan untuk mencegah kerusakan lingkungan, hingga isu peningkatan ekonomi berbasis pada ekonomi berkelanjutan.
Dalam pertemuan itu, Ganjar dan Walhi sepakat untuk mengembangkan Ekonomi Nusantara. Ekonomi Nusantara merupakan program hilirisasi sektor ekonomi dari potensi sumber daya alam yang melimpah di Indonesia.
"Kita bicara soal Ekonomi Nusantara tentang 33 jenis rempah, kopi, dan kelapa di Indonesia. Potensinya sangat besar, namun sayang dalam lima dekade ini tidak diurus sehingga dikuasai negara tetangga," ucap Direktur Eksekutif Nasional Walhi Zenzi Suhadi, Kamis, 8 Februari 2024.
Zenzi menambahkan, negara harus membangun pasar terhadap potensi sumber daya alam di Indonesia itu. Hilirisasi penting dilakukan agar rakyat bisa menikmati hasil dari melimpahnya sumber daya Indonesia.
"Kalau ekonomi rakyat ini kita urus, maka hasilnya akan sangat besar. Untuk mengolah lahan petanilah ahlinya, untuk hasil laut nelayan ahlinya. Maka serahkan pada mereka, negara bertugas membangun pasar dan melakukan hilirisasi," katanya.
Ganjar sepakat dengan hal itu. Menurutnya, potensi sumber daya alam, khususnya rempah memang sangat besar. Bahkan dulu, penjajah datang karena ingin menguasai rempah-rempah. "Tadi disampaikan potensi alam yang mesti dihilirasi sangat besar. Yang rempah-rempah ini, potensinya Rp600 triliun pertahun. Itu baru 10% nya," ucap Ganjar.
Ganjar membayangkan jika semua potensi sumber daya alam termasuk rempah-rempah dihilirisasi, maka ekonomi Indonesia akan tumbuh sangat besar. "Bayangkan kalau SDM kita siapkan dengan baik, potensi SDA kita kelola dengan baik, rasanya alamnya akan terjaga dan masyarakat mendapatkan nilai tambah," katanya.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
Beberapa isu dibahas dalam pertemuan itu. Mulai tata kelola sumber daya alam yang baik, melakukan review terhadap pertambangan dan perkebunan untuk mencegah kerusakan lingkungan, hingga isu peningkatan ekonomi berbasis pada ekonomi berkelanjutan.
Dalam pertemuan itu, Ganjar dan Walhi sepakat untuk mengembangkan Ekonomi Nusantara. Ekonomi Nusantara merupakan program hilirisasi sektor ekonomi dari potensi sumber daya alam yang melimpah di Indonesia.
"Kita bicara soal Ekonomi Nusantara tentang 33 jenis rempah, kopi, dan kelapa di Indonesia. Potensinya sangat besar, namun sayang dalam lima dekade ini tidak diurus sehingga dikuasai negara tetangga," ucap Direktur Eksekutif Nasional Walhi Zenzi Suhadi, Kamis, 8 Februari 2024.
Zenzi menambahkan, negara harus membangun pasar terhadap potensi sumber daya alam di Indonesia itu. Hilirisasi penting dilakukan agar rakyat bisa menikmati hasil dari melimpahnya sumber daya Indonesia.
"Kalau ekonomi rakyat ini kita urus, maka hasilnya akan sangat besar. Untuk mengolah lahan petanilah ahlinya, untuk hasil laut nelayan ahlinya. Maka serahkan pada mereka, negara bertugas membangun pasar dan melakukan hilirisasi," katanya.
Ganjar sepakat dengan hal itu. Menurutnya, potensi sumber daya alam, khususnya rempah memang sangat besar. Bahkan dulu, penjajah datang karena ingin menguasai rempah-rempah. "Tadi disampaikan potensi alam yang mesti dihilirasi sangat besar. Yang rempah-rempah ini, potensinya Rp600 triliun pertahun. Itu baru 10% nya," ucap Ganjar.
Ganjar membayangkan jika semua potensi sumber daya alam termasuk rempah-rempah dihilirisasi, maka ekonomi Indonesia akan tumbuh sangat besar. "Bayangkan kalau SDM kita siapkan dengan baik, potensi SDA kita kelola dengan baik, rasanya alamnya akan terjaga dan masyarakat mendapatkan nilai tambah," katanya.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
(cip)