Tidak Mau Pemilu Memecah Belah Bangsa, Sivitas Akademika Unesa Keluarkan 6 Pernyataan Sikap

Senin, 05 Februari 2024 - 17:39 WIB
loading...
Tidak Mau Pemilu Memecah Belah Bangsa, Sivitas Akademika Unesa Keluarkan 6 Pernyataan Sikap
Guru besar, sivitas akademika, dan alumni Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar deklarasi Mengawal Demokrasi, Menjaga NKRI. Foto/Unesa.
A A A
JAKARTA - Guru besar , sivitas akademika, dan alumni Universitas Negeri Surabaya ( Unesa ) menggelar deklarasi 'Mengawal Demokrasi, Menjaga NKRI' di Laboratorium Merdeka Belajar, Kampus II Lidah Wetan, Senin, (5/2/2024). Ada 6 pernyataan sikap merespons dinamika politik yang terjadi saat ini.

Deklarasi dan pernyataan sikap guru besar dan sivitas akademika Unesa disampaikan oleh Prof. Dr. Setya Yuwana yang sekaligus sebagai Ketua Senat Akademik Universitas (SAU) didampingi perwakilan sivitas akademika, jajaran dekan-wakil dekan, dan koordinator prodi selingkung Unesa.

Baca juga: Sivitas Akademika Serukan Pesan Moral, DPR: Guru Besar Bukan Partisan

Adapun pernyataan sikap guru besar, sivitas akademika, dan alumni Unesa adalah sebagai berikut:


Mencermati dinamika politik nasional pada proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dan untuk mengawal tegaknya demokrasi, serta menjaga keutuhan NKRI menuju Indonesia Emas 2045, kami guru besar, sivitas akademika, dan alumni Unesa menyatakan sikap:

1. Mendorong semua pihak untuk menjaga kebersamaan dan suasana kondusif demi terwujudnya demokrasi yang sehat berasaskan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Mendorong semua elemen bangsa memberikan teladan yang bijak dengan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan untuk suksesnya Pemilihan Umum 2024
3. Mendorong kepada Aparatur Sipil Negara (ASN), Pejabat Negara dan Pemerintah, TNI, dan Polri untuk menjaga netralitas dan tidak memihak dalam Pemilihan Umum 2024
4. Mendorong semua pihak untuk menghargai kebebasan akademik sebagai bagian dari otonomi kampus yang konstitusional, tanpa ada tendensi kepentingan politik, namun semata-mata untuk menjaga peradaban dan nilai-nilai demokrasi
5. Mengajak seluruh elemen bangsa untuk memberikan edukasi dan literasi politik kepada masyarakat sehingga terhindar dari informasi yang bersifat hoaks dan ujaran kebencian agar terwujud pemilihan umum 2024 yang jujur, adil, aman dan damai
6. Mengajak seluruh warga negara yang memiliki hak pilih untuk tidak golput, memilih sesuai hati nurani dan menghargai perbedaan pilihan.

Baca juga: Guru Besar Unhas Kritik Presiden Jokowi, Rektor: Mereka Tidak Mewakili Institusi

Selaku koordinator, Martadi menegaskan, sudah menjadi komitmen dan tanggung jawab sivitas akademika yang menjadi moral force untuk memastikan dan menjaga agar dinamika politik tidak berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

"Kami turut memberikan kontribusi, memberikan spirit moral dan mengingatkan semua bahwa pemilu bukan segalanya. Goal akhir dari pemilu ialah menciptakan NKRI yang sejahtera, adil dan makmur untuk semua masyarakat," katanya, dikutip dari laman Unesa, Senin (5/2/2024).

Direktur Lembaga Pendidikan dan Sertifikasi Profesi (LPSP) Unesa ini menambahkan, seruan ini tidak ditujukan kepada pihak, kelompok atau individu tertentu, tetapi sebagai pesan kepada seluruh masyarakat dan elemen bangsa untuk mengawal agar pesta demokrasi yang tinggal menghitung hari bisa berjalan aman, damai, jujur dan adil.

Semua pihak juga harus tetap pada koridor etik dalam mewujudkan demokrasi yang sehat, sehingga bangsa ini tetap bisa utuh dan pemilu mampu melahirkan pemimpin yang membawa bangsa ini ke cita-cita yang diharapkan bersama.

"Tugas kami adalah mengingatkan. Itu dijamin dalam undang-undang sebagai kebebasan akademik. Kami hari ini memanfaatkan kebebasan yang dijamin undang-undang itu untuk memberikan pesan moral kepada seluruh pihak, agar tetap dingin dan terjaga kebersamaan dan persaudaraan," tegasnya.

Unesa tidak ingin, lanjutnya, hanya karena pemilu, perbedaan pandangan dan pilihan politik lantas menimbulkan gejolak. Harganya terlalu besar yang harus dibayar ketika pemilu memecah belah bangsa.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1524 seconds (0.1#10.140)