TGB: Ganjar Akan Hadirkan Birokrasi yang Melayani Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud , TGB Zainul Majdi menyatakan pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) Ganjar Pranowo-Mahfud MD akan menghadirkan birokrasi yang melayani, bukan menyulitkan masyarakat.
Hal ini disampaikan TGB usai debat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Minggu (4/2/2024) malam.
"Bagian dari gaspol ya, yang terakhir itu digitalisasi birokrasi. Esensi dari digitalisai adalah penyederhanaan, ini telah beliau lakukan 10 tahun di Jawa Tengah. Jadi kalau kita harapkan birokrasi kita lebih ramah terhadap publik lebih sederhana dan membantu, saya rasa penyalaman Pak Ganjar 10 tahun itu cukup utuk menghadirkan birokrasi yang melayani kepada masyarakat," kata TGB.
Tidak hanya itu, TGB mengapresiasi Ganjar Pranowo yang tidak pernah lelah untuk mendengarkan suara dari masyarakat dan membantunya. "Jadi kalau ada yang mengatakan Ganjar ya presiden rakyat. Karena beliau selalu mendengar dan menyerap aspirasi masyarakat," kata TGB.
Dalam debat itu, Ganjar menyinggung hubungan antara birokrasi dan kebudayaan. Menurutnya, seniman dan pelaku kebudayaan harus diberikan kebebasan dalam mengekspresikan ide-ide kreatifnya, sementara pemerintah memberikan fasilitas berkreasi.
"Berikan itu kepada mereka agar mereka bisa mengurus sendiri. Kalaulah mereka kemudian berekspresi pemerintah tidak perlu takut. Masa takut sama pentasnya Butet, kamu boleh loh pentas tapi tidak usah ngomong politik," kata Ganjar Pranowo dalam debat pamungkas semalam.
"Pemerintah mesti dikritik, pemerintah mesti waras, pemerintah mesti dalam track dan biarkan mereka mengekspresikan dengan seninya, dengan karakternya, dengan budayanya. Dan kita cukup fasilitasi mereka yang akan mengerjakan," katanya.
Hal ini disampaikan TGB usai debat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Minggu (4/2/2024) malam.
"Bagian dari gaspol ya, yang terakhir itu digitalisasi birokrasi. Esensi dari digitalisai adalah penyederhanaan, ini telah beliau lakukan 10 tahun di Jawa Tengah. Jadi kalau kita harapkan birokrasi kita lebih ramah terhadap publik lebih sederhana dan membantu, saya rasa penyalaman Pak Ganjar 10 tahun itu cukup utuk menghadirkan birokrasi yang melayani kepada masyarakat," kata TGB.
Tidak hanya itu, TGB mengapresiasi Ganjar Pranowo yang tidak pernah lelah untuk mendengarkan suara dari masyarakat dan membantunya. "Jadi kalau ada yang mengatakan Ganjar ya presiden rakyat. Karena beliau selalu mendengar dan menyerap aspirasi masyarakat," kata TGB.
Dalam debat itu, Ganjar menyinggung hubungan antara birokrasi dan kebudayaan. Menurutnya, seniman dan pelaku kebudayaan harus diberikan kebebasan dalam mengekspresikan ide-ide kreatifnya, sementara pemerintah memberikan fasilitas berkreasi.
"Berikan itu kepada mereka agar mereka bisa mengurus sendiri. Kalaulah mereka kemudian berekspresi pemerintah tidak perlu takut. Masa takut sama pentasnya Butet, kamu boleh loh pentas tapi tidak usah ngomong politik," kata Ganjar Pranowo dalam debat pamungkas semalam.
"Pemerintah mesti dikritik, pemerintah mesti waras, pemerintah mesti dalam track dan biarkan mereka mengekspresikan dengan seninya, dengan karakternya, dengan budayanya. Dan kita cukup fasilitasi mereka yang akan mengerjakan," katanya.
(abd)