Eks Mendag Lutfi Ceritakan Kisah Sukses Hilirisasi Indonesia, Negara Maju Ketar-ketir

Rabu, 31 Januari 2024 - 20:53 WIB
loading...
Eks Mendag Lutfi Ceritakan...
Eks Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. (Foto: dok Sindonews)
A A A
JAKARTA - Mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menceritakan kisah suskes hilirisasi yang dilakukan pemerintah Indonesia, hingga membuat negara-negara maju ketar ketir.

Lutfi menyebut, hilirisasi terbukti mampu meningkatkan nilai tambah ekspor nonmigas Indonesia. Bahkan, Indonesia sempat dicekal oleh Eropa dan China karena perkembangan ekspor yang begitu pesat.

Dia mengatakan, sebelum Desember 2019, Indonesia hanya mengekspor bijih atau ore nikel. Bahan mentah itu dijual ke China dengan harga 20 dolar AS per ton atau setara dengan Rp316.460 (asumsi kurs Rp15.823 per dolar AS). Barang mentah itu lalu kembali dibeli Indonesia menjadi barang jadi.

“Ini sudah menjadi cerita dari zaman penjajahan Belanda, tidak pernah berakhir sampai Indonesia merdeka,” ujar Lutfi dalam acara Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Talkshow: Blak-blakan Soal Mobil Nasional dan Polemik LFP vs Nikel, Senin (29/1/2024).

Tidak hanya nikel, bauksit Indonesia juga digali oleh Jepang karena memiliki konsesi sejak 1980. Jepang menggali Pulau Kijang di Kepulauan Riau sampai hampir tenggelam. Nikel dan bauksit diolah oleh negara-negara yang memiliki teknologi untuk bahan baku produk jadi, salah satunya kendaraan. Nantinya, produk-produk tersebut bakal masuk ke Indonesia melalui impor secara lengkap dan dirakit di Indonesia atau completely knocked down (CKD).

Pada Desember 2019, lanjut Lutfi, Presiden Joko Widodo mulai melarang ekspor ore nikel. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang memberhentikan ekspor tersebut.

Pascalarangan, sambungnya, nilai ekspor Indonesia pun meroket. China lantas menerapkan kebijakan bea masuk tindak pengamanan (BMTP) atau safeguard dengan penalti 20 persen sejak akhir 2020. Negeri Panda melakukan hal ini agar industri baja nirkaratnya tidak hancur karena Indonesia.

“Neraca perdagangan Desember 2019 ekspor ore kita yang berbasis nikel 1,1 miliar dolar AS (setara Rp17,4 triliun). Ini belum bicara baterai. Januari 2020 kita lihat berapa ekspor kita yang berbasis berdasarkan nikel yang sudah diolah menjadi stainless steel. Angka loncat jadi 10,86 miliar dolar AS (setara Rp171,8 triliun). Ada 11 kali nilai tambah, ekspor lagi ke China 69 persen. Kemudian, industri China yang paling kompetitif di dunia kalah sama Indonesia, dikasih barrier (hambatan tarif 20 persen),” ujar Luthfi.

Luthfi, yang saat itu merupakan menteri perdagangan periode 2020—2022, sempat khawatir bahwa kebijakan itu bakal menurunkan ekspor Indonesia. Namun, neraca perdagangan Indonesia dengan China ternyata tetap mencatatkan hasil positif bagi ekspor Indonesia di mana pengiriman baja nirkarat tumbuh hampir dua kali lipat.

Selain China, Eropa juga berupaya mencekal pertumbuhan ekspor Indonesia dengan menyebut program hilirisasi Indonesia tidak ramah lingkungan. Oleh karenanya, eks Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal periode 2005-2009 itu mengatakan bahwa Indonesia memerangi kebijakan diskriminatif tersebut melalui World Trade Organization (WTO).

Lutfi juga sangat mendukung hilirisasi yang ingin digenjot oleh pemerintah ke depannya. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara dengan perekonomian kuat. Dia pun ingin Indonesia bisa menjadi negara industrialisasi, yang merupakan kunci untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap).

“Kita ada deadline, kalau tidak industrialisasi, telat dan tidak melaksanakan pada hari ini juga, maka kita tidak bisa keluar middle income trap 2038-2040 kita selesai,” tutur mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu.

Di sisi lain, Ketua Umum Repnas Anggawira menyatakan, hilirisasi merupakan cara bagi Indonesia untuk naik kelas menjadi negara maju. Sehingga, terlepas dari siapa yang nantinya memenangkan Pilpres 2024, presiden terpilih haruslah meneruskan kebijakan hilirisasi.

Senada dengan pemaparan Lutfi, pria yang juga menjabat sebagai Sekjen Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu mengatakan, hilirisasi telah menaikkan daya tawar Indonesia di kancah global. Alhasil, negara ini semakin tidak mudah untuk ditekan negara lain.

"Hilirisasi nikel memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi kita. Jadi program hilirisasi Presiden Jokowi harus dilanjutkan,” kata Anggawira.

Sebagai negara penghasil nikel terbesar di dunia, Anggawira menilai Indonesia berpeluang menjadi pemain penting dalam rantai pasok global.

“Ini potensi besar untuk pembuatan mobil listrik besutan Indonesia sendiri. Jika tidak diolah, maka akan menjadi negara yang begini-begini saja, tidak naik kelas dan tidak maju-maju," ujarnya.
(skr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
DPP MAKN: Perkuat Hilirisasi...
DPP MAKN: Perkuat Hilirisasi Tanah Adat untuk Ketahanan Pangan Nasional
Golkar Kawal Kebijakan...
Golkar Kawal Kebijakan Hilirisasi Nikel Pemerintahan Prabowo-Gibran
Bapanas Dukung Pengusaha...
Bapanas Dukung Pengusaha dan Profesional Nahdliyin Wujudkan Ketahanan Pangan
Dibuka Ketua Dekranasda...
Dibuka Ketua Dekranasda Jateng, Kontak Bisnis dan Pameran Catatkan Kerja Sama Rp23,21 Miliar
Permudah Layanan Kesehatan,...
Permudah Layanan Kesehatan, Pemkot Surabaya Luncurkan Program R1N1
Masa Depan Cerah Perusahaan...
Masa Depan Cerah Perusahaan Produk Konsumen Indonesia
Begini Upaya Badan Pangan...
Begini Upaya Badan Pangan Nasional Bantu Atasi Fluktuasi Harga Pangan di Tingkat Petani
KKP Limpahkan Proses...
KKP Limpahkan Proses Hukum Kapal Asing Ilegal ke Kejaksaan Negeri
Rayakan HUT ke-54, Ini...
Rayakan HUT ke-54, Ini Harapan dan Strategi Dirut KB Bank Kembangkan Bisnis
Rekomendasi
Pengumuman Kinerja APBN...
Pengumuman Kinerja APBN Molor, Sri Mulyani Ungkap Masalahnya
Bacaan Zikir Wanita...
Bacaan Zikir Wanita Haid di Bulan Ramadan
Popularitas Kate Middleton...
Popularitas Kate Middleton Menurun, Warga Amerika Lebih Menyukai Pangeran Harry
Berita Terkini
7 Fakta Penting Mutasi...
7 Fakta Penting Mutasi Polri Maret 2025, 10 Polwan Jadi Kapolres hingga 10 Kapolda Digeser
6 menit yang lalu
Eksepsi Ditolak, Tom...
Eksepsi Ditolak, Tom Lembong: Kami Hormati Putusan Majelis Hakim
16 menit yang lalu
Presiden Bakal Umumkan...
Presiden Bakal Umumkan Tunjangan Guru ASN Langsung ke Rekening
1 jam yang lalu
Menkomdigi Sebut Status...
Menkomdigi Sebut Status Seskab Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
2 jam yang lalu
Ahok Penuhi Panggilan...
Ahok Penuhi Panggilan Kejagung: Apa yang Saya Tahu Akan Saya Sampaikan!
2 jam yang lalu
Daftar Lengkap 10 Kapolda...
Daftar Lengkap 10 Kapolda Baru pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Infografis
Susul 3 Negara ASEAN...
Susul 3 Negara ASEAN Lainnya, Indonesia Gabung Jadi Mitra BRICS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved