Akses Transportasi ke Maluku-Banda Neira Mahal, Ganjar: Tata Kelola Mesti Asimetris
loading...
A
A
A
MALUKU - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyoroti mahal dan sulitnya akses transportasi di Provinsi Maluku, khususnya di Pulau Banda Neira. Ganjar menilai perlunya penanganan asimetris untuk mengatasi mahalnya harga transportasi di wilayah tersebut.
"Tata kelolanya mesti asimetris ya, kalau otonomi daerahnya mesti asimetris, sehingga jangan disamakan seluruh potensi yang ada. Ini ya berlaku aturan yang sama, karena cirinya berbeda-beda," kata Ganjar saat ditemui di Pulau Banda Neira, Maluku, Selasa (30/1/2024).
Atas dasar itu, Ganjar merasa, ada dua akses transportasi untuk wilayah kepulauan seperti Maluku dan Banda Neira. Keduanya, akses transportasi laut maupun udara. "Maka itulah pentingnya membuat perlakuan khusus atau special treatment untuk daerah-daerah ini dengan afirmasi-afirmasi," kata Ganjar
Atas dasar itu, Ganjar merasa perlu melibatkan BUMN untuk menjadi pelopor perbaikan tata kelola transportasi di daerah kepulauan. "Jadi apa? Kapal Pelni ditambah, atau penerbangan perintis masuk dulu sampai kemudian bagus. Negara pelan-pelan keluar, terus kemudian swasta boleh masuk, atau kemudian ya berkolaborasi atau berkompetisi juga boleh," kata Ganjar.
"Itu yang mesti dilakukan dengan potensi yang sehebat ini loh. tadi aja banyak orang dari Inggris dari Belanda yang lagi riset gitu. Dia melihat kondisi ini dan membayangkan sekian ratus tahun yang lalu," tandasnya.
"Tata kelolanya mesti asimetris ya, kalau otonomi daerahnya mesti asimetris, sehingga jangan disamakan seluruh potensi yang ada. Ini ya berlaku aturan yang sama, karena cirinya berbeda-beda," kata Ganjar saat ditemui di Pulau Banda Neira, Maluku, Selasa (30/1/2024).
Atas dasar itu, Ganjar merasa, ada dua akses transportasi untuk wilayah kepulauan seperti Maluku dan Banda Neira. Keduanya, akses transportasi laut maupun udara. "Maka itulah pentingnya membuat perlakuan khusus atau special treatment untuk daerah-daerah ini dengan afirmasi-afirmasi," kata Ganjar
Atas dasar itu, Ganjar merasa perlu melibatkan BUMN untuk menjadi pelopor perbaikan tata kelola transportasi di daerah kepulauan. "Jadi apa? Kapal Pelni ditambah, atau penerbangan perintis masuk dulu sampai kemudian bagus. Negara pelan-pelan keluar, terus kemudian swasta boleh masuk, atau kemudian ya berkolaborasi atau berkompetisi juga boleh," kata Ganjar.
"Itu yang mesti dilakukan dengan potensi yang sehebat ini loh. tadi aja banyak orang dari Inggris dari Belanda yang lagi riset gitu. Dia melihat kondisi ini dan membayangkan sekian ratus tahun yang lalu," tandasnya.
(cip)