Tanggapi Hukuman Mati Koruptor, Mahfud: Tegakkanlah dengan Kekuasaanmu
loading...
A
A
A
MEDAN - Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD menanggapi pertanyaan netizen soal hukuman mati koruptor. Netizen menanyakan itu ketika Mahfud sedang live di akun TikToknya di sela-sela safari politik di Medan, Sumatera Utara.
Pria asal Madura itu melontarkan jawaban bijak dan menyentuh dengan melibatkan nilai-nilai keagamaan.
“Ya nanti dilihat ya. Saya berpegangan pada Hadits Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Kalau kamu melihat kemungkaran, termasuk melihat korupsi, maka tegakkanlah dia dengan tanganmu,” ujar Mahfud dalam sesi live TikTok ‘Tas Tes Selesai!’ di akun @mohmahfudmdofficial dikutip, Minggu (28/1/2024).
Maksud tangan itu merupakan kiasan untuk kekuasaan. Karena itu, jika tidak memiliki kekuasaan terkadang tidak bisa berbuat banyak untuk kebaikan bangsa dan negara.
“Tangan itu kekuasaan. Jadi kalau tidak punya kekuasaan kadang tidak bisa apa-apa,” ucapnya.
Menurut Mahfud, banyak orang berebut untuk mendapatkan kekuasaan. Namun, kekuasaan kerap digunakan untuk hal-hal yang tidak baik.
Meski demikian, tak menutup kemungkinan ada sosok tulus yang ingin menggerakkan kekuasaan demi memberikan perubahan positif bagi masyarakat. Jadi, biar rakyat yang menentukan mana yang bisa dipercaya untuk mengemban tanggung jawab tersebut.
“Maka banyak orang berebut kekuasaan kadang untuk disalahgunakan, tapi terkadang juga untuk membangun masyarakat,” katanya.
Pria asal Madura itu melontarkan jawaban bijak dan menyentuh dengan melibatkan nilai-nilai keagamaan.
“Ya nanti dilihat ya. Saya berpegangan pada Hadits Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Kalau kamu melihat kemungkaran, termasuk melihat korupsi, maka tegakkanlah dia dengan tanganmu,” ujar Mahfud dalam sesi live TikTok ‘Tas Tes Selesai!’ di akun @mohmahfudmdofficial dikutip, Minggu (28/1/2024).
Maksud tangan itu merupakan kiasan untuk kekuasaan. Karena itu, jika tidak memiliki kekuasaan terkadang tidak bisa berbuat banyak untuk kebaikan bangsa dan negara.
“Tangan itu kekuasaan. Jadi kalau tidak punya kekuasaan kadang tidak bisa apa-apa,” ucapnya.
Menurut Mahfud, banyak orang berebut untuk mendapatkan kekuasaan. Namun, kekuasaan kerap digunakan untuk hal-hal yang tidak baik.
Meski demikian, tak menutup kemungkinan ada sosok tulus yang ingin menggerakkan kekuasaan demi memberikan perubahan positif bagi masyarakat. Jadi, biar rakyat yang menentukan mana yang bisa dipercaya untuk mengemban tanggung jawab tersebut.
“Maka banyak orang berebut kekuasaan kadang untuk disalahgunakan, tapi terkadang juga untuk membangun masyarakat,” katanya.
(jon)