Ambisi PT PAL Bangun LHD Apakah Realistis?

Sabtu, 27 Januari 2024 - 04:50 WIB
loading...
A A A
Bila melihat kapabilitas PT PAL membangun kapal kargo Star 50 dan kehandalan memproduksi LPD, termasuk LPD untuk Filipina yang memiliki panjang 123 meter, maka bisa dikatakan ambisi membuat LHD tinggal selangkah lagi. Hal ini tentu berbeda jika PT PAL langsung melompat membangun kapal induk karena secara konstruksi dan teknologinya jauh lebih rumit. Belum lagi persoalan anggaran yang setinggi langit.

Di sisi lain, kesempatan yang diberikan pemerintah untuk PT merupakan teborosan membangun kompetensi anak bangsa melangkah lebih jauh dalam industri maritim Tanah Air. Wacana PT PAL menggagas LHD bukanlah mimpi di siang bolong.

Perkuat Penangkalan

Berangkat dari positioning seperti digariskan Buku Putih Pertahanan, pembangunan kekuatan militer modern merupakan keniscayaan untuk mendukung pertahanan. Kendati demikian, ada batasan yang diberlakukan, yakni tidak ekspansif, semata melindungi kekuatan nasional, dan mengedepankan diplomasi.

baca juga: Galangan Kapal Swasta Terdepan Dorong Kemandirian Alutsista

Selain itu, pembangunan kekuatan pertahanan tidak ditujukan sebagai bentuk perlombaan senjata, melainkan upaya pencapaian standar profesionalisme TNI, selaras dengan kebijakan Poros Maritim Dunia (PMD).

Jika benar Indonesia membangun LHD, maka orientasinya tetap berpegang pada garis kebijakan dimaksud. Pertanyaannya kemudian, apakah saat itu sudah relevan untuk menaikkan derajat kekuatan militer, terutama di matra laut, sehingga keberadaan LHD dibutuhkan?

Bila melihat dinamika di kawasan yang menunjukkan progresivitas China menguasai Laut China Selatan (LCS) dan konsolidasi kekuatan Australia bersama aliansinya yang tergabung dalam AUKUS, maka urgen bagi Indonesia memperkuat otot militernya. Keberaadaan LHD mendorong penguasaan positioning atas doktrin defense aktif, karena mampu mengokohkan kekuatan militer hingga batas terluar wilayah laut.

LHD juga mendukung kerangka strategi pertahanan berlapis, yang tersusun atas tiga kerangka utama strategi pertahanan, yakni penangkalan, menghadapi dan mengatasi ancaman militer, serta menghadapi dan menanggulangi ancaman nirmiliter yang berimplikasi terhadap eksistensi NKRI.

Dengan kapasitas yang dimiliki, LHD mampu melakukan penangkalan terhadap ancaman atau serangan sejak dini, dan bahkan memberi respons dengan melakukan serangan balik lebih cepat. Peran strategis yang bisa diemban LHD didukung kemampuannya membawa pasukan -terutama marinir, lebih besar; dan mampu membawa jaih lebih banyak berbagi varian helikopter seperti untuk fungsi surveillance, anti-kapal selam, hingga serangan.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1314 seconds (0.1#10.140)