Kepala BKKBN Berikan Strategi Jitu Turunkan Stunting ke Bupati Nias Barat

Kamis, 25 Januari 2024 - 19:37 WIB
loading...
Kepala BKKBN Berikan Strategi Jitu Turunkan Stunting ke Bupati Nias Barat
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menerima audiensi Bupati Nias Barat Khenoki Waruwu di Ruang Sekretariat Stunting BKKBN. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo memberikan strategi jitu dalam menurunkan stunting.

Hal itu disampaikan Hasto saat menerima audiensi Bupati Nias Barat Khenoki Waruwu di Ruang Sekretariat Stunting BKKBN pusat, Jakarta, Rabu, 24 Januari 2024.

“Saya ada beberapa hitung-hitungan untuk Nias Barat. Tempat Pak Bupati itu, yang hamil dan melahirkan rata-rata setahun hanya 1.800 orang. Tetapi ingat, dari 1.800 itu yang menjadi stunting sekitar 360 karena jumlah stunting 20%,” kata dokter Hasto.

Bupati didampingi beberapa anggota DPRD Kabupaten Nias Barat. Hadir pula Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus Rayanto. Kabupaten Nias Barat yang berdiri pada 26 November 2008 terdiri dari delapan kecamatan dan 105 desa.



Nias Barat dengan luas wilayah mencapai 473,73 kilometer persegi mempunyai jumlah penduduk 97.633 jiwa (BPS) di pertengahan 2023. Dengan jumlah penduduk sebanyak itu, dokter Hasto menyampaikan beberapa tips dan trik cepat dałam menurunkan stunting.

“Strategi paling jitu adalah mencegah lahirnya stunting baru, dan itu tidak sulit karena yang hamil hanya 1.800 orang per tahun. Sehingga kalau sebulan yang lahir kira-kira 150 orang, per hari yang melahirkan hanya tiga orang. Dari tiga bayi lahir, mungkin ada satu yang panjang badannya kurang dari 48 cm," kata dokter Hasto yang melihat intervensi bisa segera dilakukan kepada orang tua dan bayi bersangkutan.



Agar intervensi bisa secepatnya dilakukan, kata dokter Hasto setengah berseloroh Kepala Dinas Kesehatan, Bupati diminta jangan dulu pulang kantor sebelum mendengar tiga orang melahirkan. ”Inilah spirit untuk mencegah lahirnya stunting baru,“ ujar dokter Hasto seraya menampilkan beberapa data update.

Data yang ditampilkan bersumber dari aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah & Hamil), Pemutakhiran Data PK 2023, dan Verifikasi dan Validasi Data Keluarga Risiko Stunting (Verval KRS) serta SIMKAH Kementerian Agama 2023.

Hasto mengatakan, dari 1.800 orang yang melahirkan di Nias Barat setiap tahun, yang menikah tidak lebih dari 900 pasangan. Berdasarkan data Elsimil, dari rata-rata 900 orang tersebut, di tahun 2023 hanya 81 orang yang mengisi aplikasi Elsimil. Dari 81 orang, 15 orang di antaranya terpantau dalam kondisi terlalu kurus.

"Jadi, jumlahnya sekitar 18,5%. Dan jangan-jangan dari 900 pasangan yang menikah itu kalau kita data semua, yang lingkar lengannya kurang dari 23,5 jumlahnya 18,5%,” jelas dokter Hasto.

Bagi mereka yang mengalami kondisi tersebut, kata Hasto, pihaknya meminta semua yang menikah, jika belum memenuhi syarat untuk hamil agar jangan hamil terlebih dahulu. "Boleh nikah, tapi jangan hamil dulu," kata dokter Hasto.

Sesuai data yang dimiliki Pemkab Nias Barat, sehari rata-rata hanya tiga pasangan yang menikah, dan mereka mendapat pendampingan dari Tim Pendamping Keluarga (TPK). Hasto menambahkan bahwa di Nias Barat, BKKBN mempunyai 315 orang yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga.

“Jika dihitung rata-rata 1.800 orang yang hamil tiap tahun, berarti dari 315 orang TPK ini dalam setahun per orang (TPK) hanya mengurusi sekitar enam ibu hamil,” jelas Hasto.

Hasto juga membahas tentang faktor lain penyebab stunting. Salah satunya sanitasi, seperti air bersih dan jamban. Dokter Hasto menyampaikan dari data Verval KRS, air bersih di beberapa kecamatan di Nias Barat tidak layak minum seperti di Kecamatan Moro’o, Kecamatan Mandrehe Utara, dan kecamatan Ulu Moro’o.

Jamban dan rumah tidak layak huni juga banyak terdapat di tiga kecamatan tersebut. Hasto berharap Pemkab Nias Barat mengusulkan program ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk segera dilakukan perbaikan di tiga kecamatan tersebut. “Biasanya sering diare karena air tidak bersih. Begitu berat badan naik, pasti turun lagi karena diare.Faktor air bersih penting sekali," katanya.

Faktor lain yang memengaruhi stunting adalah 4 Terlalu yaitu Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat, dan Terlalu Banyak anak. “Potret di Nias Barat, yang jumlah anaknya banyak masih lebih banyak," ucapnya.

Dalam audiensi tersebut, Bupati Nias Barat juga menyampaikan beberapa capaian program dalam upaya menurunkan stunting di Nias Barat yang prevalensinya 29,4 (SSGI 2022).

Upaya tersebut berupa Sosialisasi Kegiatan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK), kegiatan Minilok di delapan kecamatan, kegiatan Audit Kasus Stunting di seluruh sasaran 105 desa, kegiatan Koordinasi Lintas Sektor yang diikuti Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten, kecamatan dan desa.

Selain itu, pengadaan BKB KIT Stunting 20 unit, operasional pelaksanaan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di 37 desa, operasional TPK berupa pulsa untuk 315 orang, operasional Pendamping Sasaran Penurunan Stunting di 105 desa di Kabupaten Nias Barat.

Kepala BKKBN mengapresiasi berbagai upaya Bupati Nias Barat karena sudah menyerap anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) dengan baik. “Kita tetap kerja keras menuju target stunting 14% di 2024,“ katanya.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1452 seconds (0.1#10.140)