Survei Simulasi Pilpres 2019, Nama Budi Gunawan Muncul ke Permukaan
A
A
A
JAKARTA - Bursa calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada pesta demokrasi 2019 terus mengemuka. Sederet tokoh mulai bermunculan menjelang digelarnya Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019.
Simulasi nama tokoh pun mulai dilakukan beberapa lembaga survei untuk mencari pasangan ideal dengan elektabilitas tinggi untuk maju di Pilpres 2019.
Nama yang muncul pun masih didominasi oleh Presiden Joko Widodo dan penantang utamanya, yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Namun, sejumlah lembaga survei masih menempatkan Joko Widodo masih unggul jauh dibanding Prabowo.
Survei dari SMRC, pada Desember 2017, Jokowi masih unggul dengan 64,1% dengan Prabowo yang mengikuti dengan suara 27,1%. Sedangkan survei Indo Barometer pada Januari 2018 menempatkan Jokowi dengan suara 48,8% dan Prabowo dengan suara 22,3%.
Namun, yang menarik justru ada di tingkat suara calon wakil presiden. Sederet nama mulai muncul ke permukaan. Nama Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono, Sri Mulyani hingga Budi Gunawan muncul ke permukaan.
Dari sederet nama tersebut, nama Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan menjadi perhatian karena memiliki elektabilitas yang tinggi jika dipasangkan baik dengan Jokowi maupun Prabowo.
Dalam survei simulasi, jika Prabowo dipasangkan dengan Anies Baswedan, maka Budi Gunawan yang menjadi cawapres Jokowi akan mendapatkan suara 34,6%. Berbanding suara dari Prabowo-Anies yang hanya memiliki 22,0%.
Namun jika Prabowo yang menjadi pendamping Jokowi, suara tokoh lainnya menyusut. Namun hal tersebut bisa menjadi acuan jika pasangan Jokowi-Prabowo urung terjadi. Dalam simulasi survei melawan Jokowi-Prabowo tersebut, Suara pasangan Budi Gunawan-Anies Baswedan akan memeroleh suara 3,9%, dan suara Anies Baswedan-Budi Gunawan memeroleh 3,3% suara.
Simulasi nama tokoh pun mulai dilakukan beberapa lembaga survei untuk mencari pasangan ideal dengan elektabilitas tinggi untuk maju di Pilpres 2019.
Nama yang muncul pun masih didominasi oleh Presiden Joko Widodo dan penantang utamanya, yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Namun, sejumlah lembaga survei masih menempatkan Joko Widodo masih unggul jauh dibanding Prabowo.
Survei dari SMRC, pada Desember 2017, Jokowi masih unggul dengan 64,1% dengan Prabowo yang mengikuti dengan suara 27,1%. Sedangkan survei Indo Barometer pada Januari 2018 menempatkan Jokowi dengan suara 48,8% dan Prabowo dengan suara 22,3%.
Namun, yang menarik justru ada di tingkat suara calon wakil presiden. Sederet nama mulai muncul ke permukaan. Nama Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono, Sri Mulyani hingga Budi Gunawan muncul ke permukaan.
Dari sederet nama tersebut, nama Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan menjadi perhatian karena memiliki elektabilitas yang tinggi jika dipasangkan baik dengan Jokowi maupun Prabowo.
Dalam survei simulasi, jika Prabowo dipasangkan dengan Anies Baswedan, maka Budi Gunawan yang menjadi cawapres Jokowi akan mendapatkan suara 34,6%. Berbanding suara dari Prabowo-Anies yang hanya memiliki 22,0%.
Namun jika Prabowo yang menjadi pendamping Jokowi, suara tokoh lainnya menyusut. Namun hal tersebut bisa menjadi acuan jika pasangan Jokowi-Prabowo urung terjadi. Dalam simulasi survei melawan Jokowi-Prabowo tersebut, Suara pasangan Budi Gunawan-Anies Baswedan akan memeroleh suara 3,9%, dan suara Anies Baswedan-Budi Gunawan memeroleh 3,3% suara.
(dam)