Di Hadapan Diaspora AS, Mahfud MD: Pilih Capres-Cawapres Berdasarkan Rekam Jejak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon wakil presiden (Cawapres) Mahfud MD mengatakan, akan tetap mempertahankan kredibilitas dan tetap kritis jika nanti terpilih bersama Capres Ganjar Pranowo. Karena dia telah membangun karier dan reputasi selama 24 tahun mengabdi di pemerintahan dan berjuang mempertahankan demokrasi.
Dengan rekam jejaknya yang jelas, maka Mahfud percaya diri untuk menerima tugas tersebut. “Sebelum saya jadi pejabat, sejak 1978, mahasiswa tingkat 1 sudah demo. Kemudian 1998 ketika Pak Harto jatuh, masuk ke demokrasi, saya masuk ke pemerintahan,“ kata Mahfud saat berdialog dengan diaspora di Amerika Serikat via zoom (15/1/2024).
Mahfud menyampaikan untuk menentukan pilihan dalam pilpres mendatang, jangan hanya melihat pada visi-misi kandidat. Yang membedakan ketiga paslon kandidat yakni rekam jejaknya.
“Paslon nomor satu, dua, dan tiga, kalau dibaca visi dan misinya itu, sama bagusnya, sama luar biasanya, sama kualitasnya, karena itu disusun oleh tim pakar yang luar biasa. Tetapi saya hanya katakan gini, apakah visi misi yang ditulis bisa dikonfirmasi oleh rekam jejak? Masyarakat harus menilai rekam jejak atau track record-nya,” tegas mantan Menteri Pertahanan (Menhan) era Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu.
Kalau seseorang berjanji akan menegakkan hukum, kata Mahfud, maka rekam jejaknya mesti diperhatikan, pernah melanggar hukum atau tidak? "Begitu pula ketika dia berjanji akan melindungi Hak Asasi Manusia (HAM). Bilang, saya akan melindungi hak asasi manusia, apakah rekam jejaknya memang bersih dari pelanggaran HAM,“ tambah Mahfud.
Bahkan, Mahfud menegaskan kalau memang rekam jejaknya dinilai buruk, rakyat berhak untuk tidak memilih. Karena menurut dia, pilpres bukan sekadar tentang memilih pemimpin, melainkan momen untuk menentukan masa depan bangsa.
“Nggak ada yang lebih baik atau lebih buruk dari sisi visi dan misi. Tetapi lihat saja track recordnya. Kalau memang track record kami nggak lebih baik, ndak usah dipilih. Buruk itu kalau orang memilih, karena sudah jelas track recordnya jelek masih milih saya misalnya. Itu jangan dong. Sebab, negara ini menjadi taruhannya.”
Dalam kesempatan tersebut, Mahfud juga berjanji untuk terus berani menyuarakan idealisme dan menegakkan hukum berkeadilan. Mahfud menegaskan tidak akan mengorbankan reputasinya selama ini hanya karena menjadi wakil presiden lima tahun ke depan.
Selama 24 tahun, karier Mahfud berpindah-pindah mulai menjadi Menteri, anggota DPR, Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) dan kemudian terakhir Menko Polhukam. “Saya bersyukur, bahwa saya mampu menjaga diri saya, selama terjun di pemerintahan selama yang saya realisasikan, mengenai pemerintahan yang bersih dan pejabat yang anti korupsi,“ sebut Mahfud.
“Saya tidak akan mengorbankan lima tahun ke depan, karena jadi wapres, semacam jadi turun, berarti saya membuang reputasi saya selama 24 tahun, dan 20 tahun berjuang di jalan untuk membangun reputasi,“ jelas Mahfud saat menjawab pertanyaan apakah Mahfud akan tetap idealis, kritis dan berani. Pertanyaan tersebut disampaikan oleh salah satu diaspora Melany Tendeyong.
Mahfud bercerita, dirinya dipilih menjadi calon wakil presiden oleh PDIP dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dengan tujuan yang jelas. “Tugasnya spesifik satu penegakan hukum, dua pemberantasan korupsi, perlindungan HAM dan membangun demokrasi yang substantif,” ungkap Mahfud.
Pasangan Ganjar-Mahfud yang mendapatkan nomor urut tiga tersebut, mengaku hadir untuk menciptakan suasana yang kondusif, ketentraman bagi rakyat, situasi politik yang stabil dan penegakan HAM. “Kita membangun politik yang lebih demokratis dan bermartabat sehingga negara ini bisa diselenggarakan sebagai negara yang bersatu betul,“ tandas Mahfud.
Lihat Juga: Bocoran Mahfud MD soal Penanganan Judi Online di Komdigi: Akan Sampai ke Otak dan Jantung Pelaku
Dengan rekam jejaknya yang jelas, maka Mahfud percaya diri untuk menerima tugas tersebut. “Sebelum saya jadi pejabat, sejak 1978, mahasiswa tingkat 1 sudah demo. Kemudian 1998 ketika Pak Harto jatuh, masuk ke demokrasi, saya masuk ke pemerintahan,“ kata Mahfud saat berdialog dengan diaspora di Amerika Serikat via zoom (15/1/2024).
Mahfud menyampaikan untuk menentukan pilihan dalam pilpres mendatang, jangan hanya melihat pada visi-misi kandidat. Yang membedakan ketiga paslon kandidat yakni rekam jejaknya.
“Paslon nomor satu, dua, dan tiga, kalau dibaca visi dan misinya itu, sama bagusnya, sama luar biasanya, sama kualitasnya, karena itu disusun oleh tim pakar yang luar biasa. Tetapi saya hanya katakan gini, apakah visi misi yang ditulis bisa dikonfirmasi oleh rekam jejak? Masyarakat harus menilai rekam jejak atau track record-nya,” tegas mantan Menteri Pertahanan (Menhan) era Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu.
Kalau seseorang berjanji akan menegakkan hukum, kata Mahfud, maka rekam jejaknya mesti diperhatikan, pernah melanggar hukum atau tidak? "Begitu pula ketika dia berjanji akan melindungi Hak Asasi Manusia (HAM). Bilang, saya akan melindungi hak asasi manusia, apakah rekam jejaknya memang bersih dari pelanggaran HAM,“ tambah Mahfud.
Bahkan, Mahfud menegaskan kalau memang rekam jejaknya dinilai buruk, rakyat berhak untuk tidak memilih. Karena menurut dia, pilpres bukan sekadar tentang memilih pemimpin, melainkan momen untuk menentukan masa depan bangsa.
“Nggak ada yang lebih baik atau lebih buruk dari sisi visi dan misi. Tetapi lihat saja track recordnya. Kalau memang track record kami nggak lebih baik, ndak usah dipilih. Buruk itu kalau orang memilih, karena sudah jelas track recordnya jelek masih milih saya misalnya. Itu jangan dong. Sebab, negara ini menjadi taruhannya.”
Dalam kesempatan tersebut, Mahfud juga berjanji untuk terus berani menyuarakan idealisme dan menegakkan hukum berkeadilan. Mahfud menegaskan tidak akan mengorbankan reputasinya selama ini hanya karena menjadi wakil presiden lima tahun ke depan.
Selama 24 tahun, karier Mahfud berpindah-pindah mulai menjadi Menteri, anggota DPR, Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) dan kemudian terakhir Menko Polhukam. “Saya bersyukur, bahwa saya mampu menjaga diri saya, selama terjun di pemerintahan selama yang saya realisasikan, mengenai pemerintahan yang bersih dan pejabat yang anti korupsi,“ sebut Mahfud.
“Saya tidak akan mengorbankan lima tahun ke depan, karena jadi wapres, semacam jadi turun, berarti saya membuang reputasi saya selama 24 tahun, dan 20 tahun berjuang di jalan untuk membangun reputasi,“ jelas Mahfud saat menjawab pertanyaan apakah Mahfud akan tetap idealis, kritis dan berani. Pertanyaan tersebut disampaikan oleh salah satu diaspora Melany Tendeyong.
Mahfud bercerita, dirinya dipilih menjadi calon wakil presiden oleh PDIP dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dengan tujuan yang jelas. “Tugasnya spesifik satu penegakan hukum, dua pemberantasan korupsi, perlindungan HAM dan membangun demokrasi yang substantif,” ungkap Mahfud.
Pasangan Ganjar-Mahfud yang mendapatkan nomor urut tiga tersebut, mengaku hadir untuk menciptakan suasana yang kondusif, ketentraman bagi rakyat, situasi politik yang stabil dan penegakan HAM. “Kita membangun politik yang lebih demokratis dan bermartabat sehingga negara ini bisa diselenggarakan sebagai negara yang bersatu betul,“ tandas Mahfud.
Lihat Juga: Bocoran Mahfud MD soal Penanganan Judi Online di Komdigi: Akan Sampai ke Otak dan Jantung Pelaku
(cip)