Survei Ipsos, 74 Persen Masyarakat Puas dengan Kinerja Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 74 persen masyarakat puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) . Data ini terungkap lewat survei yang dilakukan lembaga survei Ipsos Public Affairs.
"Jika kita mengaitkan kenaikan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah Jokowi-Ma’ruf saat ini, dari 65 persen di bulan November menjadi 74 persen di bulan Desember," kata pengamat politik dan peneliti senior Ipsos Public Affairs, Arif Nurul Imam dalam paparannya di Jakarta, Rabu (10/1/2024).
Atas kondisi tersebut, kata Arif, para paslon capres-cawapres yang dianggap bisa melanjutkan sejumlah pembangunan dan program Jokowi-Ma'ruf Amin akan mendapat dampak positif.
"Maka hal ini bisa dibaca bahwa siapa pun paslon capres-cawapres yang dianggap melanjutkan program-program kerja Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf besar kemungkinan akan mendapatkan Jokowi effect dalam hal elektabilitas," ucap Arif.
Sementara, di tengah hiruk pikuk Pilpres 2024 tinggal hitungan minggu, dinamika pemilih mengalami pergeseran dan berdampak pada peta kompetisi elektoral yang signifikan.
Pilpres kali ini, kata Arif, efek Jokowi makin nyata karena menurut data Ipsos elektabilitas Prabowo-Gibran mengalami peningkatan. Terutama pemilih Jokowi-Ma’ruf 2019 makin besar mendukung pasangan calon nomor dua ini.
"Dibandingkan data survei akhir bulan November, Prabowo-Gibran kembali mengalami kenaikan dari 42,66 persen ke 48,05 persen, sementara Anies-Muhaimin cenderung stagnan dari 22,13 ke 21,80 persen, dan Ganjar-Mahfud dari 22,95 persen, sementara yang belum menentukan pilihan menurun tipis dari 12,26 turun ke 11,80," ujarnya.
Sementara Deputy Director Ipsos Public Affairs Sukma Widyanti menyampaikan, elektabilitas parpol menunjukkan data yang mengejutkan di mana Gerindra menempati posisi teratas diikutiPDIP.
Dalam mengumpulkan data ini, Ipsos menggelar survei tatap muka untuk memotret perkembangan dan dinamika elektoral jelang pemilihan capres dan cawapres.
Survei digelar pada 27 Desember-5 Januari tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Survei menjangkau jumlah responden sebanyak 2.000 orang dengan kriteria berusia 17 tahun keatas atau sudah menikah.
Pola pengambilan data dengan multistage random sampling, metode wawancara tatap muka menggunakan aplikasi Ipsos Ifield Computer-Assisted Personal Interviews (CAPI). Margin error sekira 2,19 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
"Jika kita mengaitkan kenaikan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah Jokowi-Ma’ruf saat ini, dari 65 persen di bulan November menjadi 74 persen di bulan Desember," kata pengamat politik dan peneliti senior Ipsos Public Affairs, Arif Nurul Imam dalam paparannya di Jakarta, Rabu (10/1/2024).
Atas kondisi tersebut, kata Arif, para paslon capres-cawapres yang dianggap bisa melanjutkan sejumlah pembangunan dan program Jokowi-Ma'ruf Amin akan mendapat dampak positif.
"Maka hal ini bisa dibaca bahwa siapa pun paslon capres-cawapres yang dianggap melanjutkan program-program kerja Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf besar kemungkinan akan mendapatkan Jokowi effect dalam hal elektabilitas," ucap Arif.
Sementara, di tengah hiruk pikuk Pilpres 2024 tinggal hitungan minggu, dinamika pemilih mengalami pergeseran dan berdampak pada peta kompetisi elektoral yang signifikan.
Pilpres kali ini, kata Arif, efek Jokowi makin nyata karena menurut data Ipsos elektabilitas Prabowo-Gibran mengalami peningkatan. Terutama pemilih Jokowi-Ma’ruf 2019 makin besar mendukung pasangan calon nomor dua ini.
"Dibandingkan data survei akhir bulan November, Prabowo-Gibran kembali mengalami kenaikan dari 42,66 persen ke 48,05 persen, sementara Anies-Muhaimin cenderung stagnan dari 22,13 ke 21,80 persen, dan Ganjar-Mahfud dari 22,95 persen, sementara yang belum menentukan pilihan menurun tipis dari 12,26 turun ke 11,80," ujarnya.
Sementara Deputy Director Ipsos Public Affairs Sukma Widyanti menyampaikan, elektabilitas parpol menunjukkan data yang mengejutkan di mana Gerindra menempati posisi teratas diikutiPDIP.
Dalam mengumpulkan data ini, Ipsos menggelar survei tatap muka untuk memotret perkembangan dan dinamika elektoral jelang pemilihan capres dan cawapres.
Survei digelar pada 27 Desember-5 Januari tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Survei menjangkau jumlah responden sebanyak 2.000 orang dengan kriteria berusia 17 tahun keatas atau sudah menikah.
Pola pengambilan data dengan multistage random sampling, metode wawancara tatap muka menggunakan aplikasi Ipsos Ifield Computer-Assisted Personal Interviews (CAPI). Margin error sekira 2,19 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
(maf)