Jenguk Relawan Korban Penganiayaan di Boyolali, Ganjar Sampaikan Pesan Ini
loading...
A
A
A
BOYOLALI - Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo menjenguk relawan yang menjadi korban penganiayaan oknum TNI di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (30/12/2023). Atas peristiwa itu, ia menegaskan tidak ada yang boleh yang mengatasnamankan apa pun dengan semena-mena.
"Saya kira hanya pengadilan yang bisa memutuskan dengan baik agar menjadi peringatan untuk kita semua. Saya datang ke sini sebagai bentuk pertanggungjawaban karena dia pendukung saya. Tapi saya juga mengingatkan para pendukung saya, untuk tertib mengikuti seluruh aturan,” tegas Ganjar, Minggu (31/12/2023).
Menurut Ganjar, setiap pendukung adalah anggota keluarga besar Ganjar-Mahfud . Tindak kekerasan terhadap satu orang anggota keluarga adalah kekerasan bagi seluruh keluarga besar Ganjar-Mahfud.
Oleh karenanya, Ganjar menginstruksikan jajaran Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud untuk melakukan langkah-langkah konkret seperti mendampingi para korban dengan bantuan hukum dan dukungan maksimal.
"Biaya perawatan para korban kami tanggung semua. Sudah diurus teman-teman. Teman-teman di Boyolali kompak. Soal seperti itu langsung diberesi," tegas Ganjar.
“Siapa pun tidak boleh mengatasnamakan apa pun dengan semena-mena. Kami akan urus itu. Dan kami mengkomunikasikan, teman-teman di Jakarta sudah bicara dengan Panglima TNI, KSAD, saya juga sudah berkomunikasi dengan Pak Pangdam,” tambahnya.
Ditemani sang istri, Siti Atikoh, Ganjar menjenguk Slamet Andono dan Arif Diva. Saat itu raut muka Ganjar terlihat sedih melihat keadaan korban. Bahkan, sang istri pun tak kuasa menahan tangis melihat kondisi para relawan Ganjar-Mahfud ini.
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu kemudian menceritakan kronologi yang ia dengar dari para korban. Menurut cerita korban, ia hanya lewat dan berhenti kemudian dipukul tanpa peringatan.
“Tidak ada komunikasi sebelumnya. Karena saya ikuti ceritanya, katanya diperingatkan, enggak ada itu. Kalau dari korban enggak ada. Jadi, saya ingin luruskan biar enggak ada bengkok-bengkok,” ujarnya.
“Jadi kejadiannya satu, dia lagi berhenti di lampu merah, tiba-tiba dipukul. Jadi, kalau ada penjelasan lainnya, rasa-rasanya ada pengadilan untuk itu."
"Saya kira hanya pengadilan yang bisa memutuskan dengan baik agar menjadi peringatan untuk kita semua. Saya datang ke sini sebagai bentuk pertanggungjawaban karena dia pendukung saya. Tapi saya juga mengingatkan para pendukung saya, untuk tertib mengikuti seluruh aturan,” tegas Ganjar, Minggu (31/12/2023).
Menurut Ganjar, setiap pendukung adalah anggota keluarga besar Ganjar-Mahfud . Tindak kekerasan terhadap satu orang anggota keluarga adalah kekerasan bagi seluruh keluarga besar Ganjar-Mahfud.
Oleh karenanya, Ganjar menginstruksikan jajaran Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud untuk melakukan langkah-langkah konkret seperti mendampingi para korban dengan bantuan hukum dan dukungan maksimal.
"Biaya perawatan para korban kami tanggung semua. Sudah diurus teman-teman. Teman-teman di Boyolali kompak. Soal seperti itu langsung diberesi," tegas Ganjar.
“Siapa pun tidak boleh mengatasnamakan apa pun dengan semena-mena. Kami akan urus itu. Dan kami mengkomunikasikan, teman-teman di Jakarta sudah bicara dengan Panglima TNI, KSAD, saya juga sudah berkomunikasi dengan Pak Pangdam,” tambahnya.
Ditemani sang istri, Siti Atikoh, Ganjar menjenguk Slamet Andono dan Arif Diva. Saat itu raut muka Ganjar terlihat sedih melihat keadaan korban. Bahkan, sang istri pun tak kuasa menahan tangis melihat kondisi para relawan Ganjar-Mahfud ini.
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu kemudian menceritakan kronologi yang ia dengar dari para korban. Menurut cerita korban, ia hanya lewat dan berhenti kemudian dipukul tanpa peringatan.
“Tidak ada komunikasi sebelumnya. Karena saya ikuti ceritanya, katanya diperingatkan, enggak ada itu. Kalau dari korban enggak ada. Jadi, saya ingin luruskan biar enggak ada bengkok-bengkok,” ujarnya.
“Jadi kejadiannya satu, dia lagi berhenti di lampu merah, tiba-tiba dipukul. Jadi, kalau ada penjelasan lainnya, rasa-rasanya ada pengadilan untuk itu."
(zik)