Cita-cita Afirmasi Perempuan di Politik Belum Tercapai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Perludem Khoirunnisa Nur Agustyati menilai afirmasi perempuan di bidang politik saat ini masih jauh dari ideal. Hal itu bisa dilihat dari jumlah perempuan yang menduduki kursi legislatif, belum mencapai angka yang diharapkan.
"Kalau dari kondisi hari ini tentu cita-cita afirmasi belum tercapai karena jumlah perempuan yang ada di Parlemen belum mencapai angka yang ditargetkan yaitu 30%," ujar Khoirunnisa dalam keterangganya, Rabu (27/12/2023).
Ia mengingatkan situasi bisa lebih buruk dengan adanya upaya perubahan kebijakan afirmasi. Hal itu dikhawatirkan akan lebih menurunkan afirmasi perempuan.
"Masih perlu upaya baik itu penguatan kerangka hukum ataupun mendorong komitmen parpol dan pemerintah untuk mengupayakan penguatan afirmasi perempuan," katanya.
Sementara itu, pasangan Capres dan Cawapres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD menunjukkan besarnya perhatian kepada para ibu dan perempuan dalam debat Pilpres 2023 pada Jumat (22/12/2023). Cawapres Mahfud MD mencuri perhatian saat mengawali debat dengan mengucapkan selamat Hari Ibu.
"Mari kita bersujud semuanya, saudara-saudara di seluruh Indonesia kepada ibu kita dalam rangka mengucapkan selamat Hari Ibu 22 Desember 2023 ini. Sesudah ini kita lanjutkan pengabdian kita kepada Ibu Pertiwi," ujar Mahfud dalam debat cawapres yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Perhatian terhadap ibu dan perempuan bukan hanya ucapan di bibir. Paslon nomor urut 3 itu serius memasukkan program perlindungan dan pemberdayaan perempuan sebagai prioritas.
Misalnya, Ganjar-Mahfud menyiapkan anggaran sebesar Rp100 miliar per tahun dari APBN untuk insentif Satgas Antikekerasan terhadap Perempuan. Jika ditotal, Rp500 miliar akan dialokasikan selama 5 tahun.
"Ganjar-Mahfud juga memastikan biaya penanganan kesehatan seperti screening kanker serviks per tahun. Biaya pelatihan dan pengembangan yang khusus menyasar para ibu dan perempuan juga bakal disiapkan," kata Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud dalam keterangan tertulis, Minggu (24/12/2023).
Ganjar-Mahfud menyadari realita buruk masih belum sepenuhnya terlepas dari ibu dan perempuan Indonesia. Salah satunya tingginya kekerasan perempuan. Kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan yang muncul diyakini hanya merupakan fenomena gunung es.
Artinya, dalam realita masih sangat banyak kekerasan perempuan. Perempuan diyakini sebagai tulang punggung perekonomian bangsa.
Ganjar-Mahfud yakin dengan dukungan perempuan Indonesia mampu mengejar pertumbuhan ekonomi 7%. Sayangnya, hingga saat ini, jumlah perempuan dalam angkatan kerja masih di bawah 40%.
"Kalau dari kondisi hari ini tentu cita-cita afirmasi belum tercapai karena jumlah perempuan yang ada di Parlemen belum mencapai angka yang ditargetkan yaitu 30%," ujar Khoirunnisa dalam keterangganya, Rabu (27/12/2023).
Ia mengingatkan situasi bisa lebih buruk dengan adanya upaya perubahan kebijakan afirmasi. Hal itu dikhawatirkan akan lebih menurunkan afirmasi perempuan.
"Masih perlu upaya baik itu penguatan kerangka hukum ataupun mendorong komitmen parpol dan pemerintah untuk mengupayakan penguatan afirmasi perempuan," katanya.
Sementara itu, pasangan Capres dan Cawapres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD menunjukkan besarnya perhatian kepada para ibu dan perempuan dalam debat Pilpres 2023 pada Jumat (22/12/2023). Cawapres Mahfud MD mencuri perhatian saat mengawali debat dengan mengucapkan selamat Hari Ibu.
"Mari kita bersujud semuanya, saudara-saudara di seluruh Indonesia kepada ibu kita dalam rangka mengucapkan selamat Hari Ibu 22 Desember 2023 ini. Sesudah ini kita lanjutkan pengabdian kita kepada Ibu Pertiwi," ujar Mahfud dalam debat cawapres yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Perhatian terhadap ibu dan perempuan bukan hanya ucapan di bibir. Paslon nomor urut 3 itu serius memasukkan program perlindungan dan pemberdayaan perempuan sebagai prioritas.
Misalnya, Ganjar-Mahfud menyiapkan anggaran sebesar Rp100 miliar per tahun dari APBN untuk insentif Satgas Antikekerasan terhadap Perempuan. Jika ditotal, Rp500 miliar akan dialokasikan selama 5 tahun.
"Ganjar-Mahfud juga memastikan biaya penanganan kesehatan seperti screening kanker serviks per tahun. Biaya pelatihan dan pengembangan yang khusus menyasar para ibu dan perempuan juga bakal disiapkan," kata Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud dalam keterangan tertulis, Minggu (24/12/2023).
Ganjar-Mahfud menyadari realita buruk masih belum sepenuhnya terlepas dari ibu dan perempuan Indonesia. Salah satunya tingginya kekerasan perempuan. Kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan yang muncul diyakini hanya merupakan fenomena gunung es.
Artinya, dalam realita masih sangat banyak kekerasan perempuan. Perempuan diyakini sebagai tulang punggung perekonomian bangsa.
Ganjar-Mahfud yakin dengan dukungan perempuan Indonesia mampu mengejar pertumbuhan ekonomi 7%. Sayangnya, hingga saat ini, jumlah perempuan dalam angkatan kerja masih di bawah 40%.
(kri)