Candaan Zulhas soal Salat, Ketum MUI Minta Jangan Campurkan Politik

Jum'at, 22 Desember 2023 - 01:09 WIB
loading...
Candaan Zulhas soal Salat, Ketum MUI Minta Jangan Campurkan Politik
Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar menanggapi candaan Ketum PAN Zulkifli Hasan soal salat di kediamannya di Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (21/12/2023) petang. FOTO/IST
A A A
KEDIRI - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) KH Anwar Iskandar buka suara menanggapi viralnya video Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ( Zulhas ) soal salat. Menurutnya, kata Amin di ujung surat Al-Fatihah merupakan hal yang sunah.

"Suatu kalimat yang disunnahkan oleh syariat untuk dibunyikan setelah orang membaca waladholin atau ketika orang berdoa. Itu hukumnya sunnah, aslinya seperti itu," kata Anwar Iskandar di kediamannya di Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (21/12/2023) petang.

Amin di penghujung surat Al-Fatihah ketika salat memiliki makna 'mudah-mudahan Allah mengijabah permintaan diri sendiri, orang tua, dan guru-gurunya. Pengasuh Ponpes Al-Amien Kediri tersebut menyatakan bacaan Amin di penghujung surat Al Fatihah sudah ada sejak zaman dahulu.



"Itu sudah ada sebelum partai-partai ini ada, sudah ada sejak Indonesia belum ada, sudah ada sejak dahulu kala, dan akan selalu ada sampai kiamat," katanya.

Anwar mengatakan hal biasa ketika para jemaah mengikuti salat tidak menyebut bacaan Amin di penghujung bacaan Al Fatihah. Ia meminta bacaan Amin tidak dipolitisasi oleh semua pihak dan tidak dicampuradukan dalam politik.

"Jadi itu biasa saja, tidak ada urusannya sama Anies-Muhaimin. Tidak mengucapkan, tidak berarti salatnya tidak sah, nggak ada urusannya sama politik," katanya.

Selain itu, Kiai Anwar Iskandar mengira orang diam ketika selesai surat Al-Fatikhah karena mulutnya sakit atau alasan lain. Ia menegaskan, tidak ada larangan orang mengucapkan Amin atau tidak setelah Al-Fatikhah.

"Saya minta jangan mengait-ngaitkan Amin dalam salat dengan AMIN Anies Baswedan," jelasnya.



Diakui Kiai Anwar, dalam beberapa waktu terakhir, kata AMIN sering diucapkan merujuk pada pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) Anies Bawedan dan Muhaimin Iskandar. Hal itu untuk memudahkan bagi masyarakat mengingat pasangan itu. Namun Kiai Anwar menegaskan Amin di surat Al-Fatikhah dan AMIN, Anies-Muhaimin, adalah kata yang berbeda.

"Yang satu itu nuansa agama murni, yang satu nuansa politik Pilpres 2024," lanjutnya.

Anwar meminta publik tidak melebih-lebihkan dan membuat polemik lebih panjang terkait apa yang disampaikan Ketum PAN Zulkifli Hasan soal bacaan Amin dan jari saat tahiyat. Sebab, itu hanya bercandaan.

"Nah kemudian akhir-akhir ini Pak Kiai Abdul Somad, Ustaz Adi Hidayat, juga Pak Anies Baswedan dan terakhir Pak Zulhas membuat candaan dengan mengait-ngaitkan orang yang sedang salat karena cintanya pada paslon tertentu, kemudian tidak mau mengucapkan Amin. Bahkan saya lihat di video Pak Kiai Somad menampilkan berbagai mazhab tentang jari yang diucapkan ketika tahiyat. Bagaimana Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i, dan lain-lain," ungkapnya.

"Termasuk candaaan Kiai Somad tentang orang yang mendukung calon tertentu, ketika tahiyat tidak pakai satu jari tapi dua jari, itu bercandaan," katanya.

Kiai Anwar menegaskan saat ini suasana memanas karena banyak hal dikait-kaitkan dengan politik. Ia juga meminta semua pihak termasuk para capres-cawapres berhati-hati untuk bercanda soal agama.

"Nah karena ini nuansanya politik sehingga akhirnya jadi ramai. Akhirnya ramai. Tetapi saya berharap bahwa kita ini berhati-hati. Saya minta ketika para ustaz ngaji berhati-hati dalam bercanda. Ketika capres berpidato atau bercanda, hati-hati bercanda. Ketika pimpinan partai bercanda dengan diksi-diksi agama saya berharap supaya hati-hati," katanya.

Karena itu MUI mengambil posisi memberi nasehat kepada para kiai, ulama, politisi, dan juga capres-cawapres untuk berhati-hati dalam menggunakan diksi-diksi agama. Karena ada pepatah mengatakan 'kalamul imam, imamul kalam', ucapan pemimpin itu pemimpinnya ucapan.

"Agama itu kan memberi nasihat, kata Rasulullah agama itu nasihat. Nasihat kepada pemimpin dan rakyat, para pemimpin, politisi, dai, ulama dinasihati Rasulullah agar hati-hati. Karena tajamnya mulut lebih berbahaya daripada tajammya pisau," katanya.

Kiai Anwar Iskandar juga mengimbau seluruh rakyat Indonesia menjaga persatuan di tahun politik 2024. Ia berpesan agar tidak ada perpecahan selama Pemilu .

"Tetap menjaga Indonesia yang damai, pemilu yang damai, Indonesia yang aman. Jangan sampai karena kasus ini kita terprovokasi. Sebab, tentu kita tidak ingin bahwa pemilu ini akan berakibat pecahnya persatuan Indonesia. Persatuan ini mahal sekali," jelasnya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1545 seconds (0.1#10.140)