Hari Ibu Momentum Meningkatkan Partisipasi Perempuan di Kancah Politik

Jum'at, 22 Desember 2023 - 05:05 WIB
loading...
Hari Ibu Momentum Meningkatkan...
Ilustrasi: Masyudi/SINDOnews
A A A
HARI ini, banyak di antara ibu-ibu yang mendapat kejutan. Boleh jadi akun media sosialnya dipenuhi dengan twibbon, meme ataupun ucapan Selamat Hari Ibu. Ada juga yang mendapatkan hadiah atau kado spesial yang sudah disiapkan suami, anak-anak dan anggota keluarga lainnya.

baca juga: Program 'Kisah Cinta' Rayakan Perjalanan Jadi Ibu Jelang Momen Spesial Hari Ibu

Bahkan ada yang membebaskan para ibu dari beban kegiatan sehari-hari di rumah, seperti masak, mencuci, belanja, membersihkan rumah dan pekerjaan rumah lainnya.

Hari ini, 22 Desember memang hari spesial bagi para ibu, karena hari ini diperingati sebagai Hari Ibu . Lazimnya, hari ini saat yang tepat untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan sayang kepada ibu kita masing-masing. Seraya mengapresiasi semua upaya yang telah dilakukannya untuk keluarga selama ini.

Secara resmi 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu setelah Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 yang menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Sejak itu, Hari Ibu dirayakan secara nasional hingga saat ini.

Alasan ditetapkannya tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu, untuk mengenang para pejuang perempuan Indonesia dari Jawa dan Sumatera yang berhasil menyelenggarakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama, pada 22 hingga 25 Desember 1928 di Yogyakarta.

Menilik latar belakang dan sejarahnya, peringatan Hari Ibu sebenarnya ditujukan untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan Indonesia dalam meningkatkan kualitas bangsa ini. Hari Ibu pun merupakan momentum untuk mendongkrak kembali semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama membangun negeri.

Kontribusi para ibu untuk negeri ini sangat besar. Data dari Kementerian Keuangan mengungkapkan 54% pelaku UMKM adalah perempuan dan 97% karyawannya juga merupakan perempuan. Seperti diketahui, dampak langsung sektor UMKM terhadap PDB mencapai 61%, terhadap investasi 60%, dan ekspor 14,4%.

baca juga: Hari Ibu Momentum Tingkatkan Kualitas Perempuan Indonesia

Dilihat dari komposisi penduduk, jumlah penduduk perempuan di Indonesia mencapai 49,5% dari total penduduk Indonesia yang mencapai 273 juta. Namun masalahnya, saat ini tingkat partisipasi perempuan di tempat kerja begitu jomplang dengan laki-laki.

Partisipasi perempuan di tempat kerja baru mencapai 54%, sedangkan laki-laki sudah 82%. Padahal, studi yang dilakukan McKinsey Global menyebutkan, jika bisa menaikkan partisipasi angkatan kerja perempuan sebesar 3% saja, maka PDB Indonesia bisa bertambah USD135 miliar di 2025.

Jadi sebenarnya dengan hanya memberdayakan kaum ibu sesuai dengan potensi yang dimilikinya, bisa membawa ekonomi Indonesia menjadi jauh lebih baik. Pemberdayaan kaum ibu pun diyakini menjadi kunci penting agar Indonesia segera pulih dari pandemi.

Di bidang politik, peran seorang ibu juga cukup besar. Ia mampu memengaruhi atau bahkan ikut menentukan arah politik dari seluruh anggota keluarganya. Tak heran di ajang Pemilu 2024, sosok ibu punya peran yang amat besar dalam mendulang suara.

Sesuai amanah dari UU No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu, keterwakilan perempuan di lembaga legislatif minimal 30%. Keterwakilan suara perempuan di legislatif memang belum mencerminkan komposisi jumlah populasinya. Idealnya, melihat begitu banyaknya perempuan di negeri ini, keterwakilan suara kaum Hawa ini mencapai 50%. Setara dengan jumlah keterwakilan kaum laki-laki.

baca juga: Diperingati Setiap 12 November, Kenapa Hari Ayah Tidak Sepopuler Hari Ibu?

Demi mewujudkan proses pembangunan yang lebih baik, partisipasi perempuan dalam politik perlu ditingkatkan. Upaya ini tidak semudah yang dipikirkan, karena memerlukan dukungan semua pihak. Merealisasikan lebih banyak partisipasi perempuan dalam setiap pengambilan kebijakan publik harus konsisten diupayakan. Tidak bisa hanya saat pemilu saja tiba-tiba suara perempuan atau ibu dianggap penting.

Hasil riset State of The World’s Girls Report (SOTWG) yang dipublikasikan awal 2023 mengungkapkan, sebanyak 9 dari 10 perempuan percaya bahwa partisipasi politik itu penting. Namun para perempuan itu juga mengakui masih banyak kendala yang menghambat mereka untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia politik.

Hambatan itu bersifat interseksional dan struktural karena usia dan gender yang dianggap belum dewasa serta berbagai stereotipe yang berkembang di masyarakat. Sangat kompleksnya tantangan yang dihadapi, membuat upaya melibatkan perempuan untuk berpartisipasi dalam proses politik membutuhkan dukungan dari banyak pihak dan strategi yang tepat.

Tidak mudah mengikis anggapan atau persepsi masyarakat yang berkembang terkait bagaimana seharusnya perempuan berkegiatan di masyarakat. Salah satu upaya untuk meningkatkan peran perempuan dalam politik adalah melalui peningkatan kualitas pendidikan. Melalui pendidikan inilah upaya agar kiprah perempuan di bidang politik makin meningkat, dapat diwujudkan.

baca juga: Refleksi Hari Ibu, Berbahagialah Merangkap Wanita Karier

Selain itu, sosialisasi masif terkait pentingnya partisipasi perempuan dalam setiap pengambilan kebijakan publik, harus konsisten dilakukan untuk peningkatan pemahaman di lingkungan masyarakat. Dengan sejumlah dukungan tersebut, harapannya, sikap perempuan yang menilai bahwa politik itu penting dapat terus didorong sehingga mampu meningkatkan partisipasi perempuan di bidang politik di Tanah Air.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga juga mengakui bahwa peran perempuan dalam dunia politik masih tertinggal. Padahal, partisipasi perempuan dalam bidang politik begitu penting. Sebab, jumlah perempuan mengisi separuh dari populasi Indonesia. Perempuan juga dinilai mampu merepresentasikan pengalaman perempuan yang dituangkan dalam kebijakan yang lebih responsif gender.

Menurut Menteri PPPA, ada sejumlah faktor yang menyebabkan minimnya keterlibatan perempuan dalam dunia politik. Salah satunya karena masyarakat atau dari diri mereka (perempuan) sendiri. Banyak dari sosok perempuan yang sebenarnya memiliki kulitas untuk terjun dalam politik, namun mereka belum meyakini kemampuan yang dimilikinya.

Oleh karena itu, selain perlunya berbagai kebijakan yang mendukung partisiapsi permpuan untuk berpolitik, penting juga memberikan dukungan bagiperempuanuntuk memperoleh pengetahuan dan peningkatan praktik politiknya serta mendapatkan dukungan moral daripartai politik.

Selamat Hari Ibu…
(hdr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2000 seconds (0.1#10.140)