Pendidikan Indonesia Makin Tangguh

Minggu, 17 Desember 2023 - 09:32 WIB
loading...
Pendidikan Indonesia...
Foto: Istimewa
A A A
Handoko Widagdo
Penulis dan Pecinta Buku

PADA Selasa, 5 Desember 2023 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ( Kemendikbud ristek ) mengumumkan hasil PISA tahun 2022. PISA (Program for International Student Assessment) adalah sebuah tes bertaraf internasional untuk menilai kualitas sistem pendidikan dengan cara menguji kinerja akademik siswa umur 15 tahun.

baca juga: Akses Internet Masih Jadi Kendala Dunia Pendidikan Indonesia

Tes PISA yang diselenggarakan tiga tahun sekali ini bisa digunakan untuk mengevaluasi sisem pendidikan sebuah negara. Hasil tes PISA bisa memberi informasi untuk memperbaiki sistem pendidikan.

Indonesia patut berbangga atas hasil PISA 2022. Sebab, meski hasilnya menurun di semua aspek yang diukur, penurunannya tidak cukup besar dibanding dengan penurunan hasil tes dari berbagai negara. Bahkan peringkat Indonesia naik 5 posisi untuk literasi membaca dan literasi matematika, dan 6 posisi untuk literasi sains.

Hasil ini adalah hasil terbaik bagi Indonesia semenjak keikutsertaannya dalam PISA. Hasil PISA secara global memang mengalami penurunan yang signifikan. Penurunan hasil PISA secara global tentu disebabkan oleh pandemi COVID 19 yang membuat proses pembelajaran normal terhenti.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan bahwa hasil PISA ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan Indonesia mengindikasikan resiliensi yang baik dalam menghadapi kendala besar seperti COVID-19.

Nadiem menyebutkan empat faktor yang menyebabkan Indonesia mampu menghadapi situasi sulit akibat pandemi. Keempat faktor tersebut adalah akses daring, pelatihan guru, materi pembelajaran dan, kurikulum darurat. Keempat faktor tersebut terbukti membuat proses belajar yang tidak normal tersebut tetap bisa memberikan hasil yang tidak mengecewakan.

Buku “Bangkit Lebih Kuat” yang diterbitkan bersama oleh Program INOVASI dan Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan (PSKP) Kemendikbudristek memberikan gambaran lebih mendalam tentang bagaimana Indonesia menghadapi situasi pandemi.

baca juga: Perbedaan Sistem Pendidikan Indonesia Vs Jepang, Bagaimana Sistem Kelulusannya?

INOVASI adalah program kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Australia di bidang pendidikan dasar. Buku ini adalah hasil kajian yang diselenggarakan oleh Program INOVASI dengan PSKP dan terbit sebelum hasil PISA 2022 diumumkan oleh Kemendikbudristek.

Buku yang memuat empat studi yang dilakukan sebelum, selama dan setelah pandemi ini memaparkan dengan jelas bagaimana pengaruh pandemi Covid-19 terhadap kemampuan literasi dan numerasi siswa, siapa saja yang paling terdampak, upaya pemulihan pembelajaran dan dampak positif ciri-ciri Kurikulum Merdeka terhadap praktik pengajaran dan pembelajaran.

Ada empat hasil studi yang disajikan dalam buku ini. Studi pertama adalah tentang pengaruh pandemi Covid-19 pada literasi dan numerasi dasar di Indonesia. Studi kedua tentang bagaimana Kurikulum Merdeka mengatasi learning loss dan meningkatkan hasil belajar dalam literasi dan numerasi.

Studi ketiga adalah tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap hasil belajar kelompok siswa yang paling rentan, dan studi keempat adalah tentang pemulihan pembelajaran pasca Covid-19 yang diambil dari studi kasus INOVASI.

Bab 1 membahas kondisi hasil belajar siswa di saat pandemi. Studi pertama yang dipaparkan di bab 1 ini membahas tentang pencapaian siswa dibandingkan dengan Minimum Proficiency Level (MPL) dari Global Proficiency Framework (GPF) dan capaian yang diharapkan oleh Kurikulum 2013 (K-13).

Analisis dari data yang dikumpulkan dari 18.000 lebih siswa SD dan MI dari 8 provinsi di Indonesia (Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Maluku Utara, NTB, NTT dan Sulawesi Tenggara) tersebut menunjukkan bahwa anak di akhir kelas awal (kelas 3) belum memenuhi MPL matematika (hal. 21), dan baru 55% yang memenuhi MPL membaca awal (hal. 26).

baca juga: 6 Kategori Beasiswa Pendidikan Indonesia 2023, Kuliah Gratis S1 hingga S3

Studi dampak pandemi Covid-19 ini juga dilengkapi dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan pencapaian hasil belajar siswa di bidang literasi membaca dan matematika. Faktor-faktor tersebut adalah latar belakang siswa (gender dan disabilitas), keluarga, terutama kasus ekonomi.

Studi kedua memberikan analisis lebih mendalam tentang bagaimana kondisi siswa berkontribusi kepada performa hasil belajar. Studi ini menunjukkan berbagai kondisi yang bisa menimbulkan kerentanan kepada siswa.

Kondisi keterpencilan, penyandang disabilitas, gender, bahasa utama yang digunakan sehari-hari dan kondisi sekolah sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Itulah sebabnya Pemda perlu membuat kebijakan-kebijakan afirmatif yang bisa memberi dukungan lebih besar kepada anak-anak rentan tersebut.

Studi ketiga membahas tentang upaya pemulihan pembelajaran pasca pandemi Covid-19. Dengan mengambil kasus program INOVASI di empat provinsi, studi ini menemukan bahwa memang terjadi penurunan hasil belajar siswa selama pandemi. Namun ada indikasi bahwa dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh semua stakeholder, hasil belajar siswa masih lebih tinggi dibanding dengan di masa pandemi (hal. 171).

Studi ini menemukan bahwa fitur-fitur Kurikulum Merdeka berpotensi untuk membantu sekolah untuk bisa lebih cepat memulihkan kemampuan belajar siswa. Fitur-fitur yang dimaksud adalah kurikulum yang disederhanakan, penerapan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dan penerapan asesmen secara berkala dan menggunakan hasil assesment untuk menyusun strategi pembelajaran.

baca juga: Mengenal Beasiswa Pendidikan Indonesia dari Kemdikbudristek, Ini Jenis Program dan Sasarannya

Studi keempat menyajikan analisis terhadap implementasi Kurikulum Merdeka dari sisi pengalaman dan tantangannya. Studi ini menyimpulkan bahwa Kurikulum Merdeka memang berdampak positif terhadap praktik pengajaran dan pembelajaran. Khususnya perubahan orientasi pembelajaran yang berfokus kepada penuntasan materi belajar kepada berfokus kepada kemampuan siswa.

Di sisi lain, studi ini juga menemukan berbagai tantangan dalam implementasi Kurikulum Merdeka sehingga nantinya benar-benar bisa berkontribusi bagi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Dapat disimpulkan bahwa Indonesia telah belajar dari kondisi kritis pendidikan akibat dari pandemi Covid-19 dan memanfaatkan hasil pembelajaran tersebut untuk bisa bangkit lebih kuat. Hasil PISA yang baru saja diumumkan oleh Menteri Pendidikan menunjukkan bahwa Indonesia mampu menghadapi situasi krisis yang berdampak kepada sektor pendidikan secara global.

Judul: Bangkit Lebih Kuat

Penulis: Amy Berry, dkk

Tahun Terbit: 2023

Penerbit: Penerbit Buku Kompas

Tebal: xx + 276

ISBN: 978-623-160-051-6
(hdr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1229 seconds (0.1#10.140)