Kepala BKKBN: Keluarga Harus Dijadikan Arus Utama Pembangunan Manusia

Kamis, 14 Desember 2023 - 18:25 WIB
loading...
A A A
“Nyata itu juga strategis, jadi dengan kita mengintervensi yang tepat permasalahan, jadi ketika kita di Dompu mau berbuat apa, kemudian di Lombok Barat mau berbuat apa, itu sesuai dengan faktor risiko yang muncul di sana. Jadi saya kira ini satu hal yang penting untuk kita sikapi bersama, memaksimalkan kecerdasan untuk menembak lebih tepat, sesuai dengan diagnosisnya di masing-masing wilayah,” tegasnya.

Lebih lanjut, dia menyoroti permasalahan sensitif setiap wilayah seperti sanitasi dan jambanisasi. “Kalau mengintervensi Lombok Timur sama Lombok Tengah itu bisa jadi semua NTB bisa turun sekali, sehingga saya kira ini perlu perhatian, ini sumber air yang tidak layak dan seterusnya ini hasil pendataan yang terkini, yang dari 2023, masih di Lombok Utara, persentase air minum yang kurang layak, meskipun persentasenya tidak besar hanya 6%, Lombok Barat hanya 4%, tetapi ini sebagai suatu guidance lah untuk kita memberikan perhatian yang lebih kepada Lombok Timur," paparnya.

"Begitu juga jamban, tentu ini di Lombok Barat masih cukup tinggi, 21,8%, di Bima masih 18%, ini mungkin juga menjadi guidance bahwa pembangunan jamban rumah tidak layak itu menjadi penting,” pungkasnya.

Tiga Indikator
Sementara itu dalam evaluasi ini, Kepala Dinas Kesehatan NT Lalu Hamzi Fikri menyoroti beberapa aspek penting. Di antaranya beberapa catatan untuk Kabupaten Kota yang masih tinggi angka stuntingnya dibanding dengan yang lain perlu fokus pada 3 indikator yaitu penggunaan alat ukur yang sesuai standar tidak lagi memakai dacin sebagai alat ukur melainkan antropometri, peningkatan sumber daya manusia atau kader posyandu, dan penguatan SOP di level posyandu. Ia juga menyoroti tindakan nyata seperti mengubah perilaku makan pada anak.

“Pagi tadi, kami berdiskusi dengan teman-teman dari TNI AD terkait penanganan stunting dimana fokusnya adalah pada tindakan nyata, seperti memberikan pesan edukatif untuk mengubah perilaku anak yang suka makan snack, yang ternyata bisa mengurangi nafsu makan, dan selain itu, kami juga membahas perlunya penguatan SOP yang sudah ada untuk mengurangi kesalahan, terutama di level posyandu, sesuai dengan arah transformasi kesehatan yang menekankan pentingnya pelayanan primer,” ucap Lalu Hamzi. Ia juga mengharapkan semoga gerakan seperti bakti stunting atau orang tua asuh dapat berlanjut.

Inovasi Desa
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB Lalu Makripuddin yang juga menyampaikan sambutannya mengatakan bahwa walaupun angka prevalensi stunting di NTB pada data SSGI Tahun 2022 masih 32,7%, tapi sepanjang tahun 2023 banyak inovasi-inovasi yang dilakukan dalam upaya menurunkan stunting.

“Di Nusa Tenggara Barat ini banyak sekali melakukan inovasi. Bahkan setiap desa memiliki inovasi. Kemarin di Sumba Barat Ijin Pak Wakil, kami bersama Pak Wakil membuka pelatihan inovasi percepatan penurunan stunting bagi TPPS Desa. Hampir semua desa ikut lomba itu dan semuanya memiliki inovasi. Demikian juga pada level kabupaten, level provinsi, inovasi banyak kita sudah telurkan."



"Alhamdulillah kemudian Bapak Pejabat Gubernur kemarin menerima penghargaan dari Bapak Menteri dalam negeri sebagai provinsi sangat inovatif. Kami yakin, Bapak Kepala Dinas Kesehatan yang mewakili Bapak Pejabat Gubernur juga yakin. Salah satu kenapa kita terpilih dan mendapatkan penghargaan menjadi provinsi paling inovatif. Salah satunya karena banyak inovasi dalam percepatan penurunan stunting,” jelasnya.
(kri)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2059 seconds (0.1#10.140)