Mahfud MD Enggan Kampanye di Depan Abuya Muhtadi, Ini Alasannya

Kamis, 14 Desember 2023 - 05:02 WIB
loading...
Mahfud MD Enggan Kampanye di Depan Abuya Muhtadi, Ini Alasannya
Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD saat menyambangi Pondok Pesantren (Ponpes) Roudlotul Ulum, Cidahu, Cidasari, Pandeglang, Rabu (13/12/2023). FOTO/MPI/RIANA RIZKIA
A A A
SERANG - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD enggan berkampanye di depan tokoh dan ulama kharismatik Banten, Abuya Muhtadi. Menurutnya, Abuya Muhtadi adalah seorang berilmu tinggi sehingga lebih mengetahui siapa yang terbaik bagi bangsa Indonesia.

Awalnya, Mahfud MD mendapat doa khusus dari Abuya Muhtadi agar sukses dan memenangkan Pilpres 2024. Hal itu terjadi saat Mahfud menyambangi Pondok Pesantren (Ponpes) Roudlotul Ulum, Cidahu, Cidasari, Pandeglang, Rabu (13/12/2023).

"Mangga pilih calon-calonnya. Tapi Mangga singkatan, Mahfud-Ganjar. Sukses. Sukses. Sukses Mangga. Mahfud Ganjar," doa Abuya Muhtadi diamini ratusan santri dan ulama yang hadir.



Kemudian Mahfud mengatakan, Abuya Muhtadi adalah orang yang memiliki ilmu dan makrifat yang tinggi, sehingga para santri dan ulama bisa langsung bertanya kepada Abuya Muhtadi.

"Saya yakin, nggak perlu kampanye apa-apa. Beliau Abuya Muhtadi sudah tahu, beliau ilmunya dan makrifatnya tinggi. Tanyakan ke beliau. Saya tidak akan kampanye elektoral," kata Mahfud.

Mahfud lantas berbicara soal peran santri dan umat Islam dalam mencintai serta menjaga Tanah Air. Sebagai santri, Mahfud terkesan dengan pelajaran di pondok pesantren yang selalu mengutamakan cintai Tanah Air. Itulah mengapa lagu pertama yang berkumandang dalam setiap acara di ponpes adalah Indonesia Raya.

"Hingga ada ungkapan Hubbul Wathan Minal Iman. Maka pesantren yang benar, adalah yang tidak boleh melahirkan orang-orang yang radikal," ucapnya.


Mahfud juga mengulas tentang Piagam Madinah semasa Nabi Muhammad SAW. Rasulullah sangat kosmopolit dan inklusif. Inilah yang ditiru oleh para ulama pendiri bangsa yang telah memberikan nilai-nilai ke-Islaman pada Indonesia.

"Indonesia ini negara Islami, tapi bukan negara Islam. Jangan eksklusif, harus inklusif. Tidak boleh ada diskriminasi kepada kelompok rentan. Mari kita jaga Indonesia ini dengan penuh kecintaan," ucapnya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1875 seconds (0.1#10.140)