Nusakambangan, Pulau Kematian yang Diusulkan Ganjar Jadi Lapas Koruptor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pulau Nusakambangan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) sudah sejak zaman kolonial Belanda dikenal sebagai tempat memenjarakan narapidana kelas berat. Mulai dari narapidana terorisme (napiter), gembong narkoba, hingga pelaku kriminal kelas berat lainnya.
Nusakambangan juga dikenal sebagai 'Pulau Kematian', tempat mengekskusi para terpidana mati. Sejumlah terpidana mati kasus kejahatan berat di eskusi di sana. Antara lain gembong narkoba Freddy Budiman, terpidana bom Bali seperti Amrozi, Ali Gufron, dan Imam Samudra.
Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo ke depan ingin menjadikan Nusakambangan juga sebagai penjara khusus maximum security untuk para pejabat korup. Hal itu dilakukan untuk memberikan hukuman yang setimpal dan efek jera bagi koruptor.
Sikap tegas itu disampaikan Ganjar di hadapan ribuan mahasiswa saat memberikan kuliah kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Jumat (8/12/2023). Gagasan Ganjar ini mendapat reaksi positif dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, akademisi dan juga rakyat jelata.
Akademisi Universitas Airlangga (Unair) Prof Henri Subiakto mengaku sangat setuju dengan gagasan dan ide dari Ganjar Pranowo itu. Kata dia, napi kasus korupsi memang harus dihukum berat. Sebab, pidana korupsi merupakan kejahatan luar biasa.
"Saya sangat sepakat, apa yang disampaikan beliau itu bagian dari menangkap kehendak masyarakat yang sudah muak terhadap perilaku korup para pejabat. Semangat untuk menghukum tinggi seperti yang disampaikan Pak Ganjar, itu adalah keinginan atau kehendak masyarakat,” ujarnya, Sabtu (9/12/2023).
Dia mengatakan saat ini banyak aturan yang justru cenderung memberikan keringangan kepada para koruptor, sehingga membuat korupsi di Indonesia semakin marak karena efek jera bagi koruptor berkurang. Semestinya, Pemerintah Indonesia memberikan sanksi yang keras kepada pelaku korupsi, seperti di China yang memberikan hukuman mati kepada koruptor.
"Nah, dengan adanya program atau janji akan menghukum keras kepada pelaku korupsi, itu bagus. Apakah itu hukuman mati, apakah itu hukuman penyitaan harta keseluruhan dari pelaku korupsi atau sampai dibuang di Nusakambangan, misalnya begitu, itu bagus," ucap Guru Besar Unair Surabaya itu.
Dukungan serupa disampaikan Akademisi Fakultas Hukum Atmajaya Yogyakarya (UAJY), Dr Al Wisnubroto. Kata dia, itu merupakan gagasan yang bagus untuk memberikan efek jera bagi pelaku korupsi.
"Saya mengapresiasi, bahwa itu merupakan suatu kepedulian Mas Ganjar dan Prof Mahfud berkait dengan pemberantasan tindak pidana korupsi,” katanya.
Wisnu juga mengapresiasi komitmen dan langkah pencegahan yang sudah dilakukan Ganjar semasa masih menjabat sebagai Gubernur di Jawa Tengah. Antara lain pencegahan antikorupsi melalui pendidikan dengan menerapkan kurikulum antikorupsi di sekolah.
Dukungan serupa disampaikan masyarakat akar rumput. Misalnya, Yosi Andrian (21), seorang penjaga gerai Pertashop di Sukoharjo, Ngaglik, Sleman. Ia mengatakan sangat setuju dengan ide Ganjar, agar para terpidana korupsi dipenjara di Lapas Nusakambangan.
"Biar kapok. Dipenjara bareng penjahat-penjahat kelas berat. Dengan pengamanan super ketat di sana," katanya Sabtu (9/12/2023).
Senada disampaikan Suhatmi (58), pedagang nasi kuning di Pasar Pakem, Sleman. Ia sangat setuju dengan niat capres berambut putih itu untuk memenjarakan para napi korupsi di Nusakambangan.
"Kita rakyat kecil susah cari uang. Mereka enak-enak korupsi. Kami sangat setuju koruptor dihukum berat dipenajrakan di tempat yang sulit diakses," katanya.
Diketahui, Pulau Nusakambangan memiliki lapas super maximum security. Lapas itu bernama Lapas Karanganyar. Lapas itu terletak di tengah belantara hutan Nusakambangan dan hanya ada satu akses jalan menuju lokasi tersebut.
Untuk menuju ke lapas itu harus menempuh jarak 14 kilometer dari Pelabuhan Sodong, Pulau Nusakambangan. Memasuki kawasan Lapas Karanganyar disambut pintu gerbang otomatis.
Petugas yang berjaga memeriksa ketat tamu yang mengunjungi lapas itu. Kawasan lapas juga tidak terjangkau sinyal telepon seluler (ponsel).
Dari sisi luar, lapas untuk narapidana berisiko tinggi juga dikelilingi tembok lapas berlapis tiga dan pagar kawat yang dialiri listrik. Pemeriksaan untuk masuk ke dalam lapas sangat ketat. Pengunjung harus melewati pemeriksaan x-ray.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo menegaskan ingin menjadikan Lapas Nusakambangan sebagai penjara pejabat koruptor. Hal itu dilakukan untuk memberikan hukuman yang setimpal yang memiliki efek jera.
Diungkapkannya, Nusakambangan adalah pulau kecil di Cilacap, Jawa Tengah yang langsung berbatasan dengan Samudera Hindia. Lapas di sana untuk napi kelas kakap dan tidak ada fasilitas mewah.
"Tempatnya terpencil jauh dari mana-mana, masih banyak semak belukar," kata Ganjar di hadapan ribuan mahasiswa saat memberikan kuliah kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Jumat (8/12/2023).
Nusakambangan juga dikenal sebagai 'Pulau Kematian', tempat mengekskusi para terpidana mati. Sejumlah terpidana mati kasus kejahatan berat di eskusi di sana. Antara lain gembong narkoba Freddy Budiman, terpidana bom Bali seperti Amrozi, Ali Gufron, dan Imam Samudra.
Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo ke depan ingin menjadikan Nusakambangan juga sebagai penjara khusus maximum security untuk para pejabat korup. Hal itu dilakukan untuk memberikan hukuman yang setimpal dan efek jera bagi koruptor.
Sikap tegas itu disampaikan Ganjar di hadapan ribuan mahasiswa saat memberikan kuliah kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Jumat (8/12/2023). Gagasan Ganjar ini mendapat reaksi positif dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, akademisi dan juga rakyat jelata.
Akademisi Universitas Airlangga (Unair) Prof Henri Subiakto mengaku sangat setuju dengan gagasan dan ide dari Ganjar Pranowo itu. Kata dia, napi kasus korupsi memang harus dihukum berat. Sebab, pidana korupsi merupakan kejahatan luar biasa.
"Saya sangat sepakat, apa yang disampaikan beliau itu bagian dari menangkap kehendak masyarakat yang sudah muak terhadap perilaku korup para pejabat. Semangat untuk menghukum tinggi seperti yang disampaikan Pak Ganjar, itu adalah keinginan atau kehendak masyarakat,” ujarnya, Sabtu (9/12/2023).
Dia mengatakan saat ini banyak aturan yang justru cenderung memberikan keringangan kepada para koruptor, sehingga membuat korupsi di Indonesia semakin marak karena efek jera bagi koruptor berkurang. Semestinya, Pemerintah Indonesia memberikan sanksi yang keras kepada pelaku korupsi, seperti di China yang memberikan hukuman mati kepada koruptor.
"Nah, dengan adanya program atau janji akan menghukum keras kepada pelaku korupsi, itu bagus. Apakah itu hukuman mati, apakah itu hukuman penyitaan harta keseluruhan dari pelaku korupsi atau sampai dibuang di Nusakambangan, misalnya begitu, itu bagus," ucap Guru Besar Unair Surabaya itu.
Dukungan serupa disampaikan Akademisi Fakultas Hukum Atmajaya Yogyakarya (UAJY), Dr Al Wisnubroto. Kata dia, itu merupakan gagasan yang bagus untuk memberikan efek jera bagi pelaku korupsi.
"Saya mengapresiasi, bahwa itu merupakan suatu kepedulian Mas Ganjar dan Prof Mahfud berkait dengan pemberantasan tindak pidana korupsi,” katanya.
Wisnu juga mengapresiasi komitmen dan langkah pencegahan yang sudah dilakukan Ganjar semasa masih menjabat sebagai Gubernur di Jawa Tengah. Antara lain pencegahan antikorupsi melalui pendidikan dengan menerapkan kurikulum antikorupsi di sekolah.
Dukungan serupa disampaikan masyarakat akar rumput. Misalnya, Yosi Andrian (21), seorang penjaga gerai Pertashop di Sukoharjo, Ngaglik, Sleman. Ia mengatakan sangat setuju dengan ide Ganjar, agar para terpidana korupsi dipenjara di Lapas Nusakambangan.
"Biar kapok. Dipenjara bareng penjahat-penjahat kelas berat. Dengan pengamanan super ketat di sana," katanya Sabtu (9/12/2023).
Senada disampaikan Suhatmi (58), pedagang nasi kuning di Pasar Pakem, Sleman. Ia sangat setuju dengan niat capres berambut putih itu untuk memenjarakan para napi korupsi di Nusakambangan.
"Kita rakyat kecil susah cari uang. Mereka enak-enak korupsi. Kami sangat setuju koruptor dihukum berat dipenajrakan di tempat yang sulit diakses," katanya.
Diketahui, Pulau Nusakambangan memiliki lapas super maximum security. Lapas itu bernama Lapas Karanganyar. Lapas itu terletak di tengah belantara hutan Nusakambangan dan hanya ada satu akses jalan menuju lokasi tersebut.
Untuk menuju ke lapas itu harus menempuh jarak 14 kilometer dari Pelabuhan Sodong, Pulau Nusakambangan. Memasuki kawasan Lapas Karanganyar disambut pintu gerbang otomatis.
Petugas yang berjaga memeriksa ketat tamu yang mengunjungi lapas itu. Kawasan lapas juga tidak terjangkau sinyal telepon seluler (ponsel).
Dari sisi luar, lapas untuk narapidana berisiko tinggi juga dikelilingi tembok lapas berlapis tiga dan pagar kawat yang dialiri listrik. Pemeriksaan untuk masuk ke dalam lapas sangat ketat. Pengunjung harus melewati pemeriksaan x-ray.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo menegaskan ingin menjadikan Lapas Nusakambangan sebagai penjara pejabat koruptor. Hal itu dilakukan untuk memberikan hukuman yang setimpal yang memiliki efek jera.
Diungkapkannya, Nusakambangan adalah pulau kecil di Cilacap, Jawa Tengah yang langsung berbatasan dengan Samudera Hindia. Lapas di sana untuk napi kelas kakap dan tidak ada fasilitas mewah.
"Tempatnya terpencil jauh dari mana-mana, masih banyak semak belukar," kata Ganjar di hadapan ribuan mahasiswa saat memberikan kuliah kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Jumat (8/12/2023).
(kri)