Penyelenggara Pemilu Harus Kedepankan Kejujuran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) berharap para penyelenggara pemilu mengedepankan kejujuran dalam menjalankan tugas. Dengan berpegang pada kejujuran, maka pemilu akan menghasilkan pemimpin yang legitimasi.
"Ya kita sangat berharap dan mengimbau bahwasannya kejujuran itu modal utama. Kunci keselamatan itu kejujuran. Makanya kita berharap semuanya mengutamakan kejujuran, hati nurani, agar terpilih pemimpin yang kredibel," katanya menanggapi Rapat Koordinasi Nasional Sentra Penegakan Terpadu (Gakkumdu) antara Bawaslu, Polri, dan Kejaksaan serta Deklarasi Kampanye Damai Pemilu 2024 oleh KPU.
Menurut Gus Fahrur, ketika proses pemilihan pemimpin melanggar aturan dan tidak sesuai asas luber jurdil, maka akan menghasilkan pemimpin yang kurang terlegitimasi.
"Kalau prosesnya ada yang tidak benar itu kan kurang legitimate di masyarakat. Oleh karena itu kita berharap penyelenggara pemilu, KPU, Bawaslu, semua yang terlibat mari bersama-sama menjalankan amanah," katanya.
Gus Fahrur juga meminta masyarakat terlibat aktif dalam proses pemilihan umum. Menurutnya, jika masyarakat abai terhadap pemilu, maka justru mereka yang merugi karena mendapat pemimpin dan pemerintahan yang kurang kredibel dan terlegitimasi.
"Semua harus terlibat. Justru kalau kita aktif ikut mengawasi, mengawal proses ini, ya kita akan rugi lima tahun," katanya.
Ia juga meminta agar publik tidak pesimistis di tengah isu kecurangan dan ketidaknetralan Pemilu 2024. "Justru kita harus, ini kewajiban, untuk ikut dalam mengawasi. Jangan pesimistis, kita masih yakin masih banyak orang yang punya hati nurani," katanya.
"Ya kita sangat berharap dan mengimbau bahwasannya kejujuran itu modal utama. Kunci keselamatan itu kejujuran. Makanya kita berharap semuanya mengutamakan kejujuran, hati nurani, agar terpilih pemimpin yang kredibel," katanya menanggapi Rapat Koordinasi Nasional Sentra Penegakan Terpadu (Gakkumdu) antara Bawaslu, Polri, dan Kejaksaan serta Deklarasi Kampanye Damai Pemilu 2024 oleh KPU.
Menurut Gus Fahrur, ketika proses pemilihan pemimpin melanggar aturan dan tidak sesuai asas luber jurdil, maka akan menghasilkan pemimpin yang kurang terlegitimasi.
"Kalau prosesnya ada yang tidak benar itu kan kurang legitimate di masyarakat. Oleh karena itu kita berharap penyelenggara pemilu, KPU, Bawaslu, semua yang terlibat mari bersama-sama menjalankan amanah," katanya.
Gus Fahrur juga meminta masyarakat terlibat aktif dalam proses pemilihan umum. Menurutnya, jika masyarakat abai terhadap pemilu, maka justru mereka yang merugi karena mendapat pemimpin dan pemerintahan yang kurang kredibel dan terlegitimasi.
"Semua harus terlibat. Justru kalau kita aktif ikut mengawasi, mengawal proses ini, ya kita akan rugi lima tahun," katanya.
Ia juga meminta agar publik tidak pesimistis di tengah isu kecurangan dan ketidaknetralan Pemilu 2024. "Justru kita harus, ini kewajiban, untuk ikut dalam mengawasi. Jangan pesimistis, kita masih yakin masih banyak orang yang punya hati nurani," katanya.
(abd)