Menjaga Geliat Konsumsi Masyarakat

Senin, 27 November 2023 - 15:32 WIB
loading...
Menjaga Geliat Konsumsi...
Candra Fajri Ananda, Staf Khusus Menteri Keuangan RI. Foto/Dok. SINDOnews
A A A
Candra Fajri Ananda
Staf Khusus Menteri Keuangan RI

PERTUMBUHAN ekonomi merupakan tujuan utama setiap negara untuk mencapai kesejahteraan dan kemajuan. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan dalam suatu perekonomian. Di mana kemajuan suatu perekonomian ditentukan oleh besaran perubahan output (baik barang dan jasa) ekonomi secara nasional dalam 1 tahun fiskal.

Peningkatan output tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui bertambahnya lapangan kerja, dan perbaikan standar/kualitas hidup. Dengan dasar tersebut, kita berharap pertumbuhan ekonomi yang dicapai terus berkelanjutan, melalui investasi, inovasi, perubahan budaya serta membaiknya kualitas tenaga kerja dan tata kelola pemerintahan.

Teori Keynes menyatakan bahwa keputusan pengeluaran konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga sangat mempengaruhi perilaku perekonomian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Demikian juga, mahzab kelembagaan menyatakan pentingnya peran masyarakat yang suka belanja akan menciptakan conspicuous consumption (konsumsi masiv) yang mendorong ekonomi terus tumbuh.

Konsumsi masyarakat tidak hanya menciptakan permintaan pasar, tetapi juga menjadi katalisator bagi inovasi dan investasi. Hal ini karena ketika masyarakat banyak mengonsumsi, maka produsen akan merespon dengan meningkatkan produksi, menciptakan lapangan kerja baru, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan nasional secara keseluruhan. Begitu juga konsumsi pemerintah, terutama melalui belanja publik, dapat meningkatkan permintaan agregat, memicu aktivitas ekonomi, dan mendukung pertumbuhan.

Di Indonesia, konsumsi merupakan komponen sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Data statistik mencatat bahwa selama ini mayoritasProduk Domestik Bruto (PDB) berasal dari kegiatan konsumsi.

Sebagaimana pada pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II – 2023 yang tumbuh 5,17% secara tahunan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa keberhasilan Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi pada saat itu – di tengah ketidakpastian ekonomi globaldan konflik geopolitik – utamanya karena didorong oleh konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang terbesar PDB yang mencapai 53,31% terhadap PDB.

Selain pertumbuhan konsumsi rumah tangga, komponen lain yang menyumbang pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi pemerintah. Pada kuartal II – 2023 tersebut, konsumsi pemerintah memberi kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi dengan sumbangan pada PDB sebesar 7,51%. Artinya, konsumsi rumah tangga dan belanja produktif pemerintah mutlak menjadi komponen penting untuk mengerakkan roda ekonomi.

Daya Beli Masyarakat Pilar Konsumsi Kuat
Kini, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global namun ekonomi Indonesia melambat di kuartal ketiga atau periode Juli-September 2023, baik secara tahunan atau kuartalan.

Pertumbuhan ekonomi tahunan Indonesia hanya 4,94% secara tahunan pada kuartal ketiga 2023 jika dibandingkan dengan kuartal ketiga 2022. Bahkan, pertumbuhan ekonomi secara tahunan paling lambat sejak kuartal keempat 2021.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1750 seconds (0.1#10.140)