Dewan Adat Dayak Dukung Ganjar-Mahfud dan Titip 3 Aspirasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Organisasi Dewan Adat Dayak ( DAD ) Kalimantan Barat (Kalbar) menyatakan dukungan untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD . Dukungan itu disampaikan langsung oleh Ketua DAD Kalbar Cornelius Kimha di hadapan Ganjar saat mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu berkunjung ke Pontianak, Minggu (26/11/2023).
Bersama puluhan pengurus DAD se-Provinsi Kalbar, Cornelius mantap menyatakan dukungan masyarakat adat Dayak untuk Ganjar. "Selamat datang di Bumi Khatulistiwa Pak Ganjar. Saya lihat senyum bapak, membuat kami yakin Bapak jadi Presiden 2024,” kata Cornelius.
“Meski kami masyarakat adat Dayak Kalbar ini berasal dari berbagai partai, namun kami tak ada pilihan lain selain Pak Ganjar," ucap Cornelius disambut teriakan Ganjar Presiden dengan lantang oleh para tokoh Dayak yang hadir.
Dukungan sebenarnya sudah terlihat saat Ganjar tiba di lokasi. Ia disambut dengan sukacita dan diberikan pakaian adat. Ganjar dipakaikan rompi perang khas Dayak, syal, tengkulas atau mahkota dan Mandau, senjata khas Dayak oleh Cornelius.
Ganjar juga disambut dengan tarian Kanayant oleh generasi muda Dayak yang sangat memesona. "Sejak awal melihat bapak, kami sudah yakin rasanya jadi ini (jadi presiden). Maka nanti wajib jadi," tegasnya.
Untuk itulah, Cornelius berani menyatakan sikap bahwa Dewan Adat Dayak Kalbar mendukung Ganjar. Ia langsung menitipkan tiga aspirasi yang selama ini menjadi masalah masyarakat adat di Kalbar.
"Kami titip tiga aspirasi kami pada Bapak. Kalau Pak Ganjar jadi presiden dan saya yakin pasti jadi, Bapak bisa menindaklanjuti aspirasi kami," ucapnya.
Cornelius kemudian menerangkan tiga aspirasinya itu dengan gamblang dan jelas. Pertama terkait konflik agraria. Selama ini, masyarakat Dayak menjadi korban dengan banyaknya investasi perusahaan besar di Kalbar yang memakan lahan masyarakat adat.
Hampir 70 persen lahan masyarakat adat masuk dalam lingkup perusahaan besar, baik sawit maupun batu bara. "Kalau ini dibiarkan dan tidak ada kebijakan atau regulasi yang berpihak pada kami, maka masa depan anak cucu kami akan terancam. Anak cucu kami pasti akan kesulitan karena tidak memiliki lahan," tegasnya.
Kedua terkait perkembangan sumber daya manusia (SDM). Cornelius berharap Ganjar memperhatikan peningkatan SDM khususnya masyarakat Dayak di Kalimantan. Sebab sampai saat ini, banyak masyarakat adat Dayak yang kesulitan mengakses pendidikan.
"Selain itu, banyak juga SDM kami yang sudah sekolah tinggi, menjadi profesor, doktor, insinyur, dan lainnya. Tapi dalam pembangunan IKN saja, kami tidak dilibatkan. Jangankan level tinggi, tukang sapu saja saya tidak yakin ada dari masyarakat Dayak," ucapnya.
Aspirasi ketiga adalah peningkatan ekonomi masyarakat adat Dayak. Ia mencontohkan, banyak kebijakan yang diambil pemerintah saat ini tidak memperhatikan kesejahteraan masyarakat Dayak. Misalnya terkait Hak Guna Usaha (HGU) selama 90 tahun dan dapat diperpanjang selama 90 tahun.
"Kalau seperti ini terus, mimpi memiliki generasi emas di 2045 tidak akan terwujud di Kalbar, karena generasi Dayak akan menjadi generasi lumpur. Kami harap Pak Ganjar mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap masyarakat adat khususnya Dayak Kalbar," pungkasnya.
Ganjar dengan serius mendengarkan saran dan masukan yang disampaikan masyarakat Dayak Kalbar itu. Satu per satu saran masukan ia catat dengan seksama dan dijawab dengan bahasa yang terang dan sederhana.
"Saya sangat senang mendapat sambutan luar biasa, dikasih pakaian adat Dayak dan sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Terima kasih banyak, saya merasa terhormat dan surprise dengan semua ini," ucap Ganjar.
Setiap berkeliling ke seluruh Indonesia, ia banyak mendengar saran dan masukan dari masyarakat, termasuk masyarakat adat. Masalahnya hampir sama, tentang konflik agraria, SDM, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
"Saya mencatat semua masukan dan saya sadar betapa amanat ini sangat berat. Saya tidak akan mampu kalau berjuang sendiri, saya baru mampu jika mendapat dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat, termasuk masyarakat adat," jelasnya.
Untuk itu Ganjar meminta apa yang menjadi problem itu ditulis dan disampaikan padanya sebagai bekal penentuan kebijakan ke depan. Ia juga berharap, ada roadmap penyelesaian yang diharapkan masyarakat, agar kebijakan yang nantinya diambil bisa sesuai harapan.
"Mari bersama kita bekerja, kita selesaikan apa yang selama ini menjadi persoalan. Berikan saya kritikan, masukan agar kebijakan ke depan sesuai yang kita harapkan. Karena saya punya pengalaman selama menjadi anggota DPR dan menjadi gubernur, bahwa kebijakan yang terbaik adalah berasal dari masukan rakyat," pungkasnya.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
Bersama puluhan pengurus DAD se-Provinsi Kalbar, Cornelius mantap menyatakan dukungan masyarakat adat Dayak untuk Ganjar. "Selamat datang di Bumi Khatulistiwa Pak Ganjar. Saya lihat senyum bapak, membuat kami yakin Bapak jadi Presiden 2024,” kata Cornelius.
“Meski kami masyarakat adat Dayak Kalbar ini berasal dari berbagai partai, namun kami tak ada pilihan lain selain Pak Ganjar," ucap Cornelius disambut teriakan Ganjar Presiden dengan lantang oleh para tokoh Dayak yang hadir.
Dukungan sebenarnya sudah terlihat saat Ganjar tiba di lokasi. Ia disambut dengan sukacita dan diberikan pakaian adat. Ganjar dipakaikan rompi perang khas Dayak, syal, tengkulas atau mahkota dan Mandau, senjata khas Dayak oleh Cornelius.
Ganjar juga disambut dengan tarian Kanayant oleh generasi muda Dayak yang sangat memesona. "Sejak awal melihat bapak, kami sudah yakin rasanya jadi ini (jadi presiden). Maka nanti wajib jadi," tegasnya.
Untuk itulah, Cornelius berani menyatakan sikap bahwa Dewan Adat Dayak Kalbar mendukung Ganjar. Ia langsung menitipkan tiga aspirasi yang selama ini menjadi masalah masyarakat adat di Kalbar.
"Kami titip tiga aspirasi kami pada Bapak. Kalau Pak Ganjar jadi presiden dan saya yakin pasti jadi, Bapak bisa menindaklanjuti aspirasi kami," ucapnya.
Cornelius kemudian menerangkan tiga aspirasinya itu dengan gamblang dan jelas. Pertama terkait konflik agraria. Selama ini, masyarakat Dayak menjadi korban dengan banyaknya investasi perusahaan besar di Kalbar yang memakan lahan masyarakat adat.
Hampir 70 persen lahan masyarakat adat masuk dalam lingkup perusahaan besar, baik sawit maupun batu bara. "Kalau ini dibiarkan dan tidak ada kebijakan atau regulasi yang berpihak pada kami, maka masa depan anak cucu kami akan terancam. Anak cucu kami pasti akan kesulitan karena tidak memiliki lahan," tegasnya.
Kedua terkait perkembangan sumber daya manusia (SDM). Cornelius berharap Ganjar memperhatikan peningkatan SDM khususnya masyarakat Dayak di Kalimantan. Sebab sampai saat ini, banyak masyarakat adat Dayak yang kesulitan mengakses pendidikan.
"Selain itu, banyak juga SDM kami yang sudah sekolah tinggi, menjadi profesor, doktor, insinyur, dan lainnya. Tapi dalam pembangunan IKN saja, kami tidak dilibatkan. Jangankan level tinggi, tukang sapu saja saya tidak yakin ada dari masyarakat Dayak," ucapnya.
Aspirasi ketiga adalah peningkatan ekonomi masyarakat adat Dayak. Ia mencontohkan, banyak kebijakan yang diambil pemerintah saat ini tidak memperhatikan kesejahteraan masyarakat Dayak. Misalnya terkait Hak Guna Usaha (HGU) selama 90 tahun dan dapat diperpanjang selama 90 tahun.
"Kalau seperti ini terus, mimpi memiliki generasi emas di 2045 tidak akan terwujud di Kalbar, karena generasi Dayak akan menjadi generasi lumpur. Kami harap Pak Ganjar mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap masyarakat adat khususnya Dayak Kalbar," pungkasnya.
Ganjar dengan serius mendengarkan saran dan masukan yang disampaikan masyarakat Dayak Kalbar itu. Satu per satu saran masukan ia catat dengan seksama dan dijawab dengan bahasa yang terang dan sederhana.
"Saya sangat senang mendapat sambutan luar biasa, dikasih pakaian adat Dayak dan sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Terima kasih banyak, saya merasa terhormat dan surprise dengan semua ini," ucap Ganjar.
Setiap berkeliling ke seluruh Indonesia, ia banyak mendengar saran dan masukan dari masyarakat, termasuk masyarakat adat. Masalahnya hampir sama, tentang konflik agraria, SDM, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
"Saya mencatat semua masukan dan saya sadar betapa amanat ini sangat berat. Saya tidak akan mampu kalau berjuang sendiri, saya baru mampu jika mendapat dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat, termasuk masyarakat adat," jelasnya.
Untuk itu Ganjar meminta apa yang menjadi problem itu ditulis dan disampaikan padanya sebagai bekal penentuan kebijakan ke depan. Ia juga berharap, ada roadmap penyelesaian yang diharapkan masyarakat, agar kebijakan yang nantinya diambil bisa sesuai harapan.
"Mari bersama kita bekerja, kita selesaikan apa yang selama ini menjadi persoalan. Berikan saya kritikan, masukan agar kebijakan ke depan sesuai yang kita harapkan. Karena saya punya pengalaman selama menjadi anggota DPR dan menjadi gubernur, bahwa kebijakan yang terbaik adalah berasal dari masukan rakyat," pungkasnya.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
(rca)