Renungan Kemanusiaan atas Kekejaman di Gaza

Kamis, 23 November 2023 - 15:38 WIB
loading...
A A A
Dijelaskan bahwa ada 13. 300 orang telah tewas dalam rangkaian serangan berkelanjutan sejak 7 Oktober itu. Angka korban meninggal 5.600 adalah anak-anak, 3.550 adalah perempuan, 201 tenaga medis.dokter, perawat, pekerja pertolongan pertama, serta 60 orang jurnalis. Mereka tewas dalam rangkaian penyerangan tersebut. Jumlah korban luka mencapai 31.000 orang. Jumlah korban yang telah melebihi 6.500 orang adalah termasuk mayat tertimbun.di reruntuhan dan yang berserakan di jalanan yang lebih dari 4.400 diantaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Bagaimana dengan Kerusakan infrastruktur
Sampai sejauh ini, ada 98 gedung pemerintah dan 266 sekolah menjadi sasaran serangan Israel, dan 66 diantara rumah sekolah tersebut tidak dapat difungsikan lagi. Sekolah terakhir yang diserang adalah Sekolah Malaysia di Nuseyrat, Sekolah Kuwait di Gaza utara dan Sekolah UNRWA di Al-Burayj. Sebanyak 170 masjid di Gaza diserang Israel, 83 diantaranya dinyatakan hancur total karena dibom.

Komite Hak Anak PBB secara terpisah menjelaskan bahwa lebih dari 4.600 anak terbunuh di Gaza dalam kurun waktu hanya 5 minggu. Komitepun akhirnya membuat pernyataan, bahwa Setelah 34 tahun, hari ini adalah hari berkabung bagi anak-anak, karena lebih dari 4.600 anak terbunuh di Gaza hanya dalam 5 minggu.

Amnesti Internaaional juga menemukan adanya serangan terhadap gereja di Gaza dan Kamp Pengungsi Nuseyrat, dan Amnesty menghendaki agar kasus ini diselidiki sebagai kejahatan perang. Amnesty International menyatakan bahwa serangan yang dilakukan Israel terhadap Gereja Ortodoks Yunani St. Porphyrius di Gaza dan sebuah rumah di Kamp Pengungsi Nuseyrat pada tanggal 19 dan 20 Oktober harus diselidiki mendalam, dan Kategorinya adalah "kejahatan perang".

Hasil penyelidikan dan investigasi.mendalam, Amnesty menemukan bahwa serangan-serangan ini adalah " Serangan langsung, tanpa pandang bulu terhadap warga sipil atau bangunan sipil " dan " Hal ink harus diperiksa sebagai kejahatan perang." Demikian bunyi rekomendasi laporan atas hasil evaluasi yang dibuat Amnesty Internasional tersebut. Ditambahkan dalam laporan disebutkan bahwa perwakilan Amnesty telah mengunjungi dan meneliti serta menyelidiki titik penyerangan, dan telah pula bertemu dengan 14 orang saksi, termasuk 2 orang perwakilan gereja dan 9 orang yang selamat dari penyerangan tersebut. Analisis serangan itu dibuat berdasarkan gambar dan data dari sumber yang terbuka.

Bahkan jika itu dilakukan terhadap sasaran militer sekalipun, itu adalah kejahatan perang. Amnesty juga menjelaskan bahwa tentara Israel telah dihubungi dan dikonfirmasi mengenai persoalan ini, namun tidak ada tanggapan. Dan akhirnya Amnesty membuat kesimpulan yang digunakan sebagai patokan, bahwa “Pihak berwenang Israel gagal memberikan bukti yang dapat dipercaya mengenai alasan serangan, termasuk klaim bahwa disana ada sasaran militer.

Sebaliknya, dalam kasus pemboman gereja, tentara Israel merilis informasi yang bertentangan, termasuk video yang telah dicabutnya. Berdasarkan hasil penyelidikan Amnesty, gedung-gedung yang dihantam dianggap sebagai sasaran militer itu tidak menunjukan indikasi bahwa gedung tersebut dapat digunakan atau ada pejuang ( Hamas ) yang menggunakannya. Pernyataan tersebut juga bertentangan dwngan pernyataan Israel bahwa pusat komando Hamas terletak di dalam gereja.

Melihat kejadian demi kejadian yang menimpa penduduk Gaza, maka kita turut berempati kepada Manejemen Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Mereka telah mengabdikan jiwanya demi kemanusiaan. Kalau toh pada akhirnya merekapun harus diserang, maka itu adalah bagian dari Ibadah mulia mereka. Marilah kita berdoa supaya perang dan kezoliman terhadap masyarakat sipil tidak berdisa ini segera berakhir. Kedamaian di muka bumi ini dapat terwujud.
(wur)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1721 seconds (0.1#10.140)