Renungan Kemanusiaan atas Kekejaman di Gaza

Kamis, 23 November 2023 - 15:38 WIB
loading...
Renungan Kemanusiaan atas Kekejaman di Gaza
Hamidin Aji Amin Pengamat Terorisme, Mantan Direktur Pencegahan dan Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT. Foto/Dok pribadi
A A A
Hamidin Aji Amin
Pengamat Terorisme, Mantan Direktur Pencegahan dan Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT

Setelah menerima kiriman berita dari seorang sahabat tentang rangkuman berita situasi terkini Gaza, yang ternyata dirilis media juga oleh TRT Haber dan Anadolu Ajansi, hati sebagai anak bangsa sontak mendidih dan panas. Ingin sekali marah rasanya. Nyatanya kebiadaban itu benar adanya dan dipertontonkan kepada umat manusia di seluruh dunia. Ya, hari ini Indonesia sepatutnya layak untuk berduka.

Karena beberapa hari lalu pagi Rumah sakit Indonesia di Gaza telah dikepung, ditembaki, dibombardir, dan dihajar oleh pasukan Israel IDF. Tidak hanya dikepung dan ditembaki, menurut pejabat kesehatan Pelestina Munir al - Bersh, pasukan khusus IDF juga mengambil alih kontrol rumah sakit dengan menempatkan para penembak jitu.Tank lapis baja juga diposisikan berada tepat di sekeliling Rumah sakit. Situasi sama persis seperti yang dilakukan Israel saat penyerbuan Rumah sakit Al-Shifa beberapa waktu lalu. " Pasukan pendudukan membom poliklinik dan ruang operasi, menghancurkan serta meluluh lantakan semua peralatan. Mayat mayat di tumpuk satu sama lain " kata Bersh,

"Kami tidak dapat menghitung berapa banyak mereka yang telah kehilangan nyawa atau menghitung berapa banyak orang yang meninggal dalam pemboman Israel ini. Ada 100 pasien lebih di rumah sakit yang saat ini sangat membutuhkan intervensi bedah. Namun apa daya jumlah tim medis terbatas. Ada 650 orang terluka. Padahal rumah sakit Indonesia ini hanya memiliki kapasitas 140 tempat tidur. Pesawat tak berawak di luar itu, juga menargetkan siapa saja yang mencoba keluar untuk meninggalkan Rumah sakit" tambahnya.

Pada awal penyerangan itu saja, 12 orang telah meninggal di tempat, dan ada puluhan yang luka luka. Belum lagi setelah penetrasi dan penyerangan total akan bertambah lagi. Juru Bicara Menteri Kesehatan Ashraf al - Qudra juga menyatakan dan mengutuk bahwa Israel telah berusaha " Mengubah Rumah sakit Indonesia menjadi kuburan massal". Pada awalnya target apa yang dilakukan Pasukan Israel adalah menghancurkan beberapa bangunan rumah sakit saja, sasaran berikutnya berkembang ke bangunan lain yang mereka jadikan sasaran penembak jitu.

Sniper yang mereka pasang untuk mengepung dan menarget siapapun dan apapun yang bergerak di dalam bangunan itu. Dan diluar sana, pesawat tanpa awak juga ikut mengincar siapapun yang keluar dari rumah sakit. Padahal menurut Munir Al- Bersh, rumah Sakit Indonesia adalah satu satunya Institusi kesehatan yang masih beroperasi di utara Gaza.Kementerian Kesehatan telah pula menyerukan agar ada intervensi mendesak dari PBB untuk melindungi lebih dari 200 personil medis. Ada lebih dari 500 orang yang terluka parah. Serta lebih dari 2 ribu pengungsi sipil yang ada di rumah sakit Indonesia tersebut. PBB harus memberi jaminan agar layanan kesehatan tetap berjalan. "Penargetan pasukan pendudukan terhadap Rumah Sakit Indonesia itu sama artinya penghentian semua layanan kesehatan di utara Jalur Gaza.” kata Bers.

Israel Ingin mengulangi pembantaian Al - Shifa
Ashraf al Qudra sebagai refresentasi Otoritas Pemerintahan menjelaskan, jumlah korban jiwa mungkin akan bertambah dalam beberapa jam mendatang. Layanan kesehatan tidak dapat lagi diberikan di rumah sakit. Sepertinya Israel ingin mengulangi apa yang mereka lakukan di Rumah Sakit Şifa Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia. Qudra juga berulang ulang menekankan bahwa jika rumah sakit tersebut jatuh, maka institusi terakhir yang menyediakan layanan kesehatan di utara juga akan ikut bangkrut. "Israel sedang mencoba mengubah Rumah Sakit Indonesia menjadi kuburan massal, sama seperti halnya Rumah Sakit Şifa." Tambahnya.

Melihat situasi yang kian memburuk di Rumah Sakit Indonesia, maka layak kiranya masyarakat dunia menyerukan "intervensi mendesak" dari lembaga-lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melindungi lebih dari 200 personel medis, lebih dari 500 orang yang terluka, dan lebih dari 2 ribu pengungsi serta untuk memastikan bahwa rumah sakit dapat melanjutkan layanannya. PBB perlu mengambil langkah karena, Pertama ; Tentara Israel telah memblokir total pintu masuk dan keluar ke Rumah Sakit Indonesia tersebut. Kedua ; Israel benar benar telah membuat rumah sakit tersebut tidak berfungsi lagi. Ketiga ; Kementerian kesehatan telah menghubungi PBB, Komite Palang Merah Internasional dan UNRWA untuk melindungi mereka yang sedang mengungsi di rumah sakit dan terluka. Keempat ; otoritas Pemerintah setempat telah meminta agar negara-negara di dunia mendirikan rumah sakit lapangan jika semua rumah sakit di wilayah utara tidak dapat beroperasi lagi.

Kementerian Dalam Negeri di Gaza akhirnya secara resmi mengumumkan bahwa tentara Israel telah menargetkan mereka semua yang berada di dalam rumah sakit, para pengungsi, dan siapapun yang mencoba meninggalkan rumah sakit. Kementerian dalam negeri menegaskan bahwa dalam penyerangan itu, banyak korban meninggal dan terluka.

Kerugian di Gaza akibat kekejaman Israel
Sungguh miris kita melihat di berita baik dari media sosial, media mainstream maupun dari berita dari pemerintah tentang kerugian jiwa dan harta benda akibat kekejaman Israel.Kantor Media pemerintah di Gaza merilis temuan dan hitung hitungan mereka dalam akun telegram resmi pemerintah tentang situasi terkini di Gaza. Mereka menghitung jumlah total korban tewas, korban terluka, serta kehancuran di Jalur Gaza pada hari ke-45, sejak awal serangan sampai hari ini.

Dijelaskan bahwa ada 13. 300 orang telah tewas dalam rangkaian serangan berkelanjutan sejak 7 Oktober itu. Angka korban meninggal 5.600 adalah anak-anak, 3.550 adalah perempuan, 201 tenaga medis.dokter, perawat, pekerja pertolongan pertama, serta 60 orang jurnalis. Mereka tewas dalam rangkaian penyerangan tersebut. Jumlah korban luka mencapai 31.000 orang. Jumlah korban yang telah melebihi 6.500 orang adalah termasuk mayat tertimbun.di reruntuhan dan yang berserakan di jalanan yang lebih dari 4.400 diantaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Bagaimana dengan Kerusakan infrastruktur
Sampai sejauh ini, ada 98 gedung pemerintah dan 266 sekolah menjadi sasaran serangan Israel, dan 66 diantara rumah sekolah tersebut tidak dapat difungsikan lagi. Sekolah terakhir yang diserang adalah Sekolah Malaysia di Nuseyrat, Sekolah Kuwait di Gaza utara dan Sekolah UNRWA di Al-Burayj. Sebanyak 170 masjid di Gaza diserang Israel, 83 diantaranya dinyatakan hancur total karena dibom.

Komite Hak Anak PBB secara terpisah menjelaskan bahwa lebih dari 4.600 anak terbunuh di Gaza dalam kurun waktu hanya 5 minggu. Komitepun akhirnya membuat pernyataan, bahwa Setelah 34 tahun, hari ini adalah hari berkabung bagi anak-anak, karena lebih dari 4.600 anak terbunuh di Gaza hanya dalam 5 minggu.

Amnesti Internaaional juga menemukan adanya serangan terhadap gereja di Gaza dan Kamp Pengungsi Nuseyrat, dan Amnesty menghendaki agar kasus ini diselidiki sebagai kejahatan perang. Amnesty International menyatakan bahwa serangan yang dilakukan Israel terhadap Gereja Ortodoks Yunani St. Porphyrius di Gaza dan sebuah rumah di Kamp Pengungsi Nuseyrat pada tanggal 19 dan 20 Oktober harus diselidiki mendalam, dan Kategorinya adalah "kejahatan perang".

Hasil penyelidikan dan investigasi.mendalam, Amnesty menemukan bahwa serangan-serangan ini adalah " Serangan langsung, tanpa pandang bulu terhadap warga sipil atau bangunan sipil " dan " Hal ink harus diperiksa sebagai kejahatan perang." Demikian bunyi rekomendasi laporan atas hasil evaluasi yang dibuat Amnesty Internasional tersebut. Ditambahkan dalam laporan disebutkan bahwa perwakilan Amnesty telah mengunjungi dan meneliti serta menyelidiki titik penyerangan, dan telah pula bertemu dengan 14 orang saksi, termasuk 2 orang perwakilan gereja dan 9 orang yang selamat dari penyerangan tersebut. Analisis serangan itu dibuat berdasarkan gambar dan data dari sumber yang terbuka.

Bahkan jika itu dilakukan terhadap sasaran militer sekalipun, itu adalah kejahatan perang. Amnesty juga menjelaskan bahwa tentara Israel telah dihubungi dan dikonfirmasi mengenai persoalan ini, namun tidak ada tanggapan. Dan akhirnya Amnesty membuat kesimpulan yang digunakan sebagai patokan, bahwa “Pihak berwenang Israel gagal memberikan bukti yang dapat dipercaya mengenai alasan serangan, termasuk klaim bahwa disana ada sasaran militer.

Sebaliknya, dalam kasus pemboman gereja, tentara Israel merilis informasi yang bertentangan, termasuk video yang telah dicabutnya. Berdasarkan hasil penyelidikan Amnesty, gedung-gedung yang dihantam dianggap sebagai sasaran militer itu tidak menunjukan indikasi bahwa gedung tersebut dapat digunakan atau ada pejuang ( Hamas ) yang menggunakannya. Pernyataan tersebut juga bertentangan dwngan pernyataan Israel bahwa pusat komando Hamas terletak di dalam gereja.

Melihat kejadian demi kejadian yang menimpa penduduk Gaza, maka kita turut berempati kepada Manejemen Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Mereka telah mengabdikan jiwanya demi kemanusiaan. Kalau toh pada akhirnya merekapun harus diserang, maka itu adalah bagian dari Ibadah mulia mereka. Marilah kita berdoa supaya perang dan kezoliman terhadap masyarakat sipil tidak berdisa ini segera berakhir. Kedamaian di muka bumi ini dapat terwujud.
(wur)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1764 seconds (0.1#10.140)